Lisette menghentak-hentakan kakinya. Sudah berpuluh menit dia menunggu Karleen di depan pintu kamarnya. Dengan wajah yang kusut dia hendak kembali ke kamarnya dan bersiap untuk sarapan sendiri. Namun, sosok Karleen muncul dari tangga. Membuat Lisette berteriak dan berlari memeluk Karleen. “Pantas saja aku menunggumu di depan kamar, kau tidak keluar-keluar!” tukas Lisette. “Dari mana saja kau, Karleen? Jangan bilang kau diam-diam menemui Kapten Warren?” selidik Lisette. Dia merenggangkan pelukannya dan menatap wajah Karleen dengan serius. “Ah, maafkan aku Lisette. Benar, aku menemui Warren tapi untuk berlatih pedang. Bukan karena hal lain,” jawab Karleen jujur dengan volume pelan. Dia tidak ingin ada yang mendengar jawabannya barusan. “Haa, baiklah. Kau mengagetkanku saja. Kalau begitu, setelah ini ayo kita turun. Aku sudah sangat penasaran dengan menu s
Baca selengkapnya