Kampas rem menekan halus tiap sisi ban. Sepasang roda hitam itu berhenti di depan sebuah bangunan bertingkat. Satu entitas turun, satu yang lain tetap menunggangi mesin merah itu. "Thanks ya," ucap Yusi. Perempuan bersurai panjang itu berdiri di dekat gerbang. Masih memeluk buku, ia berniat basa-basi dulu. "Mau masuk?"Yang ditanya sibuk menghilangkan penyangga motor sambil meraih kunci untuk diputar kembali. "Udah larut, gue langsung balik," kata Juna sambil mencari raut sobatnya yang ditempa gelap. "Ya udah, sana. Buruan, gue capek dan mau istirahat," seloroh si gadis. Dia mengibaskan tangan, pertanda agar manusia itu segera enyah. "Dih, ngusir..." balas Juna. Takut kena bogem, ia pun segera menghidupkan Redeu. Tahap terakhir tentu saja pergi. Dan tanpa sepengetahuannya, si hawa masih mengamati dalam sunyi. Menyusuri bulevar, Juna tak sendirian. Jalanan masih ramai, meski sudah sepertiga pertama malam. Namanya juga pusat kota, seakan ada kehidupan dengan kesibukan berbeda denga
Last Updated : 2022-10-17 Read more