Kedua orang itu terlihat serius berdiskusi di dekat peta besar yang terhampar di atas meja. Panglima Abimana nampak menggeser-geser bidak seperti mengikuti penjelasan rencana dari Yasa. Sementara itu, Senopati Reswara dan yang lainnya hanya bisa terdiam mengikuti dari kejauhan. “Merancang semua ini di kepalamu, sepertinya kau benar-benar paham wilayah ini,” ujar Abimana masih memperhatikan lembaran peta. “Apa Tuan pernah mendengar nama Perampok Macan Kumbang?” tanya Yasa. “Siapa mereka? Aku tidak pernah mendengar nama seperti itu,” balas Abimana. “Wajar Tuan tak pernah mendengarnya. Jika tidak, tentu Tuan akan mengirim pasukan untuk membasmi kami semua,” jelas Yasa sedikit tersenyum lirih. Panglima Abimana pun menoleh ke arah Yasa, nampak mengerutkan keningnya melihat senyuman tersebut. “Sebelum memutuskan menjadi prajurit bayaran, kami dan Mergo hanyalah sekelompok perampok gunung. Mungkin semua daerah ini adalah kekuasaan Kerajaan Cakradwipa. Namun ada kalanya kami berpikir ba
Terakhir Diperbarui : 2022-04-15 Baca selengkapnya