Setelah perperangan yang terjadi di siang hari, tempat itu kembali digenangi oleh darah dan potongan-potongan tubuh para dedemit. Memang jumlah mereka tak sebanyak yang sebelumnya dia temui di rumah Waradana, dan Rangkahasa pun menggunakan itu sebagai objek latihannya. Rangkahasa tahu bahwa dia tak bisa sepenuhnya menghindar dari kondisi seperti itu. Mau tak mau, dia harus membiasakan diri dan berusaha menjadi lebih kuat. Dia senantiasa bergerak, namun selalu berusaha untuk mengurangi gerak-gerakan yang tak berguna. Setiap kali pedang itu diayunkannya, potongan lengan para dedemit berterbangan di mana-mana. Karena tahu jumlah mereka tak terlalu ramai, Rangkahasa tidak langsung membunuh mereka. “Cepatlah berdiri,” bukankah aku yang kalian inginkan?” serunya lirih menunggu para dedemit itu kembali bangkit. Karena terlalu sibuk bermain dengan para dedemit it
Last Updated : 2022-04-21 Read more