Home / Fantasi / KERIS MAN / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of KERIS MAN: Chapter 71 - Chapter 80

120 Chapters

71

Terdengar mereka berdiskusi tentang percobaan. orang-orang dari Kerbau Merah itu banyak diam. Hanya suara sang jenderal dan dokter Pai Sung Ke yang mengisi ruangan. "Bagaimana," tanya sang jenderal, "Cukup bagus bukan?!""Harus dites!" jawab salah seorang yang kuduga dari Kerbau Merah, "Bisa dibawa untuk percobaan sekarang?""Hasil percobaan ini belum sempurna," jawab dokter Pai Sung Ke, "Masih butuh banyak waktu!""Harus dipercepat! Hasil percobaan di Vietnam, Kamboja dan Indonesia sangat bagus. Sudah mulai digunakan!"Aku dan Tirtasari saling pandang. Jadi mereka merambah negeri-negeri lain di Asia Tenggara. Termasuk negeri kami. "Tapi efek sampingnya belum diketahui!" jawab sang dokter, "Mereka pun belum stabil!""Siapkan untuk tes setelah makan siang nanti!""Kau dengar itu Dok?!" ulang suara sang jenderal, "Siapkan mereka. Anak buahku akan membawa mereka ke pusat pelatihan militer nanti!"Terdengar mereka hendak keluar dari ruang dalam. Kusuruh Tirtasari untuk menempelkan alat p
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

72

"Bagus, bagus!" puji orang Kerbau Merah, "Satu superhero negeri ini mati. Berikutnya akan banyak lagi!"Para tentara bersorak-sorai. Sedangkan orang Kerbau Merah dan sang jenderal diam saja. "Ini tugas kalian!" lanjut orang Kerbau Merah. Yang diperintah hanya diam saja seperti robot. Mereka lalu dibawa pergi ke sebuah ruangan kamp. Sementara jasad superhero malang itu dibawa ke tempat lain. "Pastikan dia ditemukan!" perintah sang jenderal, "Tapi seperti biasa, jangan sampai ada yang bisa melacak siapa yang membunuhnya!"Uh, tipikal militer yang seenaknya menculik dan membunuh orang. Satu superhero mereka bunuh. Dan akan masih banyak lagi. Ini ancaman yang tak main-main. Hasil percobaan itu hebat juga. "Sudah bagus!" kata orang kerbau merah pada sang jenderal saat mereka berjalan memasuki sebuah ruangan, "Siapkan mereka untuk pelatihan di sini!""Tapi mereka masih butuh perawatan dan pengamatan di rumah sakit!" balas dokter Pai Sung Ke. "Lakukan saja di sini!" jawab orang Kerbau M
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

73

"Wah, tapi tak heran!" balas Dina, "Kalian superhero online. Semua orang mengenal kalian.""Yah. Mereka memang mengincar para superhero," lanjutku, "Berhati-hatilah di sana!""Oke Kris!""Kukirimkan rekaman percakapan orang Kerbau Merah itu. Sudah kau terima?""Baik Kris, sudah. Akan kukirimkan ini ke direktur.""Yah.""Kapan kalian pulang?""Aku akan terus mengikuti orang itu dari sini, Din!""Baiklah, hati-hati."Kami terdiam merenungkan langkah selanjutnya setelah menelepon Dina. "Apa yang harus kita lakukan?" tanya Tirtasari. Aku menghela nafas. "Tak tahu juga apa yang harus kulakukan selanjutnya. Barangkali terus mengikuti mereka."Tirtasari merangkul dan membelaiku. Seolah ingin meredakan keteganganku. Kucium tangannya, dan ia membalas dengan mencium pipiku. Kemesraan kami berlanjut. Ciuman demi ciuman. Sentuhan demi sentuhan. Belaian demi belaian. Semua menuntun kami untuk meredakan ketegangan. Kami habiskan malam untuk menikmati asmara dua insan di negeri orang. Esok harin
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

74

Kami berusaha bertahan. Mobil terus ditabrak dan didorong mundur. Dari jendela, mereka mulai menembaki kami. Sebisa mungkin, sang sopir berusaha menunduk untuk menghindari hujan peluru. "Kris!" seru Tirtasari nampak tenang dalam goncangan dan serangan. Kuarahkan tangan dari pintu yang telah bobol. Kubalas penyerang itu dengan serangan energi keris. Senjata mereka pun terlempar dari tangan. Namun senjata lain kembali muncul dari jendela dan menembaki kami. Kami terus berusaha mundur. Kujatuhkan senjata mereka lagi dengan energi keris. Tirtasari juga melesatkan energi air untuk menjatuhkan senjata mereka dari sisi lain. Lalu dengan energi keris, kuhalau mobil itu untuk maju. Kuhempaskan mundur dan menabrak pohon di pinggir jalan. Mereka berhenti. Kemudian keluar beberapa orang dengan menenteng senjata api otomatis. Kami tak keluar dan bersiap siaga. "Mereka bawa berapa senapan sih?!" keluh Tirtasari mendesah dan masih terlihat tenang. "Ini hari terburuk sepanjang karirku!" geru
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

75

Mereka terus menyerang dengan energi besar itu. Aku dan Tirtasari sebisa mungkin menghindar. Serangan mereka kuat dan dahsyat. Mirip gajah. Beberapa pohon miring dan bahkan tumbang terkena serangan mereka. Sopir mobil kami nampak ketakutan bersembunyi di dalam mobil. Penghindaran kami pun terarah ke sana. Mengetahui mobilnya bakal terkena energi musuh, ia segera keluar mobil dengan tergesa. Tepat! Mobil hotel yang kami sewa itu langsung terhempas dan semakin ringsek terkena pepohonan besar. "Semoga aku tak dipecat!" gerutu sopir itu berlarian menghindar. Salah-satu musuh berusaha menyerang sopir yang telah menghindar cukup jauh itu dengan energinya. Kami was-was melihatnya. Manusia biasa bisa terlempar atau mati karena tekanan energi ini. Jarakku terlalu jauh. Tapi tidak Tirtasari. Dengan cekatan, ia bersalto dan berdiri di depan sang sopir. Ia keluarkan energi air untuk menahan serangan energi gajah. Cukup berhasil!"Lari!" perintah Tirtasari pada sang sopir yang merinding ket
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

76

Lagi-lagi kami dibuat tercengang. Siapa kedua wanita yang berpakaian cukup minim itu? Mereka memakai kain celana selutut. Bagian atas ditutupi dengan sehelai kain yang ditata begitu rupa untuk menutupi dada. Sepertinya praktis untuk bergerak lincah dan bertarung. Dan yang mengejutkan, mereka mampu menerjang kedua musuh kami. Siapa mereka. Dua orang Kerbau Merah kembali bangkit dengan geram. Mata mereka merah menyala dan berusaha mencari penyerangnya. Saat menemukan kedua wanita yang telah bersiaga itu, keduanya maju untuk menyerang. Dengan tangkas, kedua wanita menghindari serangan itu. Lalu melakukan lompatan samping dan menendang masing-masing musuhnya. Keduanya pun lagi-lagi terhempas dan terguling. Aku dan Tirtasari saling pandang. Cukup hebat para perempuan muda itu! Kedua musuh yang terguling kembali bangkit dan kian marah. Mereka beralih menyerang lawan barunya. Lagi-lagi dengan tangkas, kedua perempuan itu malah berlari mendekati mereka. Yang mengejutkan, mereka memijak
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

77

"Superhero?" balas lelaki itu tersenyum manggut-manggut. "Yah, namaku Kris," jawabku, "Dan ini Tirtasari.""Begitu, dan apa yang kalian cari di sini?""Menyelidiki kelompok Kerbau Merah.""Kelompok Kerbau Merah?""Yah, kami duga kelompotan orang yang menyerang kami tadi.""Siapakah mereka?""Itulah yang ingin kami cari tahu," terangku, "Mereka berniat jahat. Mereka akan menyerang para superhero."Lelaki itu bersama beberapa orang yang ada di dalam mendengarkan seksama. "Barangkali kami ketahuan mengikuti mereka," lanjutku, "jadi diserang!""Begitu?""Beberapa superhero sudah diserang di negeri kami, orang-orang yang mirip mereka," tutupku. Sang putri yang menyelamatkan kami berbisik pada ayahnya. "Di tempat kami mereka juga menyerang," ujar lelaki itu, "Tak hanya superhero. Beberapa warga sipil dan para pejabat.""Dari yang kami dengar, mereka menargetkan para pejabat dan superhero," sahutku, "Adakah superhero lain di negeri ini?""Ada beberapa," jawab sang putri, "Tapi kami tak t
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

78

Rasanya cukup nikmat dipijat gadis cantik ini. Begitu juga dengan Tirtasari yang nampak nyaman. Para pemijat itu mirip dengan Chanthou dan Chantrea. Dari paras dan kelembutan tangannya, sepertinya bukan petarung seperti kedua putri itu. Mungkin memang seorang pemijat. "Oh, nyaman sekali!" puji Tirtasari, "Lebih enak dari spa!""Terimakasih," jawab pemijatnya sedikit malu. "Kalian mirip Chanthou dan Chantrea," komentarku, "Masih ada hubungan saudara?""Yah, kami adik mereka!" jawab pemijatku. "Wah, benarkah?!" pekik Tirtasari. "Tapi lain ibu!" jawab pemijatnya. "Oh, begitu, pantas mirip! Kalian kembar juga?""Tidak, kami berdua juga lain ibu.""Apa?!" balas Tirtasari tertegun dan menatapku, "Jadi ayah kalian punya berapa istri?!"Kedua gadis itu hanya diam saja tersenyum. Sang nenek mengambil alih jawaban, "Dua belas!""Wow," komentar Tirtasari lagi-lagi memandangku, "Luar biasa!""Dia petarung terhebat di desa ini," lanjut si nenek, "Anak kepala desa sebelumnya. Pantas jika menda
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more

79

"Pantas, aku merasa tidak begitu asing," balasku. Kami terus melihat-lihat beberapa anak muda dan anak-anak berlatih. Lalu duduk di sebuah gubuk untuk berbincang dengan Chantrea. Sementara Chanthou dengan serius melatih para pemuda ataupun pemudi. "Kedua orang yang menyerang kalian sangat kuat," ungkap Chantrea padaku, "Cukup berbahaya! Untung saja kami kebetulan lewat. Bisa membantu kalian. Baru kali ini aku melawan musuh yang begitu kuat!""Terimakasih. Kau sudah sering bertarung?" tanya Tirtasari. "Yah! Kami harus bisa membela diri!""Mengagumkan untuk gadis seusia kalian! Berapa umurmu?""Sembilan belas tahun.""Luar biasa!""Kami harus menghadapi para penantang dari desa-desa lain. Kalau kalah, kami harus jadi istri mereka!""Apa?!" pekik Tirtasari, "Pantas kalian berlatih keras!""Dunia pertarungan kami memang begitu! Saling tantang untuk memperebutkan kekuasaan, murid atau istri.""Wah!""Selain para penantang, kami juga harus menghadapi para perampok atau pencuri.""Kemampu
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more

80

Menjelang sore, mereka menyuruh kami mandi di sungai yang berada di sisi desa. Para lelaki mandi terlebih dahulu. "Kami punya tradisi," ungkap Chantrea, "lelaki mandi terlebih dahulu daripada perempuan."Aku menuju sungai yang cukup jernih itu dengan para lelaki. Termasuk beberapa putra Kong Kea. Beberapa anak turut mandi dan bermain-bermain air bersama kami. Mereka mudah akrab. Sebagian kulihat tadi turut berlatih bela diri. Setelah selesai mandi, aku kembali ke rumah. Beberapa pemudi kemudian berganti hendak mandi di sungai. Kulihat dari jendela rumah, pemandangan sungai dapat terlihat. Chanthou dan Chantrea sedang mandi bersama gadis lain. Termasuk Tirtasari. Tubuh mereka sungguh indah. Bak para bidadari yang sedang turun dan mandi di bumi. Dan siapa sangka jika Chantrea dan Chanthou memang benar-benar keturunan bidadari?! Jadi tak sabar untuk melihat ibu mereka. Apa benar bidadari akan turun di jaman sekarang?! Atau hanya sekadar legenda yang dilebih-lebihkan?! Para peremp
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status