Share

72

last update Last Updated: 2024-01-19 22:48:28
"Bagus, bagus!" puji orang Kerbau Merah, "Satu superhero negeri ini mati. Berikutnya akan banyak lagi!"

Para tentara bersorak-sorai. Sedangkan orang Kerbau Merah dan sang jenderal diam saja.

"Ini tugas kalian!" lanjut orang Kerbau Merah.

Yang diperintah hanya diam saja seperti robot. Mereka lalu dibawa pergi ke sebuah ruangan kamp.

Sementara jasad superhero malang itu dibawa ke tempat lain. "Pastikan dia ditemukan!" perintah sang jenderal, "Tapi seperti biasa, jangan sampai ada yang bisa melacak siapa yang membunuhnya!"

Uh, tipikal militer yang seenaknya menculik dan membunuh orang. Satu superhero mereka bunuh. Dan akan masih banyak lagi.

Ini ancaman yang tak main-main. Hasil percobaan itu hebat juga.

"Sudah bagus!" kata orang kerbau merah pada sang jenderal saat mereka berjalan memasuki sebuah ruangan, "Siapkan mereka untuk pelatihan di sini!"

"Tapi mereka masih butuh perawatan dan pengamatan di rumah sakit!" balas dokter Pai Sung Ke.

"Lakukan saja di sini!" jawab orang Kerbau M
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • KERIS MAN   73

    "Wah, tapi tak heran!" balas Dina, "Kalian superhero online. Semua orang mengenal kalian.""Yah. Mereka memang mengincar para superhero," lanjutku, "Berhati-hatilah di sana!""Oke Kris!""Kukirimkan rekaman percakapan orang Kerbau Merah itu. Sudah kau terima?""Baik Kris, sudah. Akan kukirimkan ini ke direktur.""Yah.""Kapan kalian pulang?""Aku akan terus mengikuti orang itu dari sini, Din!""Baiklah, hati-hati."Kami terdiam merenungkan langkah selanjutnya setelah menelepon Dina. "Apa yang harus kita lakukan?" tanya Tirtasari. Aku menghela nafas. "Tak tahu juga apa yang harus kulakukan selanjutnya. Barangkali terus mengikuti mereka."Tirtasari merangkul dan membelaiku. Seolah ingin meredakan keteganganku. Kucium tangannya, dan ia membalas dengan mencium pipiku. Kemesraan kami berlanjut. Ciuman demi ciuman. Sentuhan demi sentuhan. Belaian demi belaian. Semua menuntun kami untuk meredakan ketegangan. Kami habiskan malam untuk menikmati asmara dua insan di negeri orang. Esok harin

    Last Updated : 2024-01-28
  • KERIS MAN   74

    Kami berusaha bertahan. Mobil terus ditabrak dan didorong mundur. Dari jendela, mereka mulai menembaki kami. Sebisa mungkin, sang sopir berusaha menunduk untuk menghindari hujan peluru. "Kris!" seru Tirtasari nampak tenang dalam goncangan dan serangan. Kuarahkan tangan dari pintu yang telah bobol. Kubalas penyerang itu dengan serangan energi keris. Senjata mereka pun terlempar dari tangan. Namun senjata lain kembali muncul dari jendela dan menembaki kami. Kami terus berusaha mundur. Kujatuhkan senjata mereka lagi dengan energi keris. Tirtasari juga melesatkan energi air untuk menjatuhkan senjata mereka dari sisi lain. Lalu dengan energi keris, kuhalau mobil itu untuk maju. Kuhempaskan mundur dan menabrak pohon di pinggir jalan. Mereka berhenti. Kemudian keluar beberapa orang dengan menenteng senjata api otomatis. Kami tak keluar dan bersiap siaga. "Mereka bawa berapa senapan sih?!" keluh Tirtasari mendesah dan masih terlihat tenang. "Ini hari terburuk sepanjang karirku!" geru

    Last Updated : 2024-02-04
  • KERIS MAN   75

    Mereka terus menyerang dengan energi besar itu. Aku dan Tirtasari sebisa mungkin menghindar. Serangan mereka kuat dan dahsyat. Mirip gajah. Beberapa pohon miring dan bahkan tumbang terkena serangan mereka. Sopir mobil kami nampak ketakutan bersembunyi di dalam mobil. Penghindaran kami pun terarah ke sana. Mengetahui mobilnya bakal terkena energi musuh, ia segera keluar mobil dengan tergesa. Tepat! Mobil hotel yang kami sewa itu langsung terhempas dan semakin ringsek terkena pepohonan besar. "Semoga aku tak dipecat!" gerutu sopir itu berlarian menghindar. Salah-satu musuh berusaha menyerang sopir yang telah menghindar cukup jauh itu dengan energinya. Kami was-was melihatnya. Manusia biasa bisa terlempar atau mati karena tekanan energi ini. Jarakku terlalu jauh. Tapi tidak Tirtasari. Dengan cekatan, ia bersalto dan berdiri di depan sang sopir. Ia keluarkan energi air untuk menahan serangan energi gajah. Cukup berhasil!"Lari!" perintah Tirtasari pada sang sopir yang merinding ket

    Last Updated : 2024-02-12
  • KERIS MAN   76

    Lagi-lagi kami dibuat tercengang. Siapa kedua wanita yang berpakaian cukup minim itu? Mereka memakai kain celana selutut. Bagian atas ditutupi dengan sehelai kain yang ditata begitu rupa untuk menutupi dada. Sepertinya praktis untuk bergerak lincah dan bertarung. Dan yang mengejutkan, mereka mampu menerjang kedua musuh kami. Siapa mereka. Dua orang Kerbau Merah kembali bangkit dengan geram. Mata mereka merah menyala dan berusaha mencari penyerangnya. Saat menemukan kedua wanita yang telah bersiaga itu, keduanya maju untuk menyerang. Dengan tangkas, kedua wanita menghindari serangan itu. Lalu melakukan lompatan samping dan menendang masing-masing musuhnya. Keduanya pun lagi-lagi terhempas dan terguling. Aku dan Tirtasari saling pandang. Cukup hebat para perempuan muda itu! Kedua musuh yang terguling kembali bangkit dan kian marah. Mereka beralih menyerang lawan barunya. Lagi-lagi dengan tangkas, kedua perempuan itu malah berlari mendekati mereka. Yang mengejutkan, mereka memijak

    Last Updated : 2024-02-19
  • KERIS MAN   77

    "Superhero?" balas lelaki itu tersenyum manggut-manggut. "Yah, namaku Kris," jawabku, "Dan ini Tirtasari.""Begitu, dan apa yang kalian cari di sini?""Menyelidiki kelompok Kerbau Merah.""Kelompok Kerbau Merah?""Yah, kami duga kelompotan orang yang menyerang kami tadi.""Siapakah mereka?""Itulah yang ingin kami cari tahu," terangku, "Mereka berniat jahat. Mereka akan menyerang para superhero."Lelaki itu bersama beberapa orang yang ada di dalam mendengarkan seksama. "Barangkali kami ketahuan mengikuti mereka," lanjutku, "jadi diserang!""Begitu?""Beberapa superhero sudah diserang di negeri kami, orang-orang yang mirip mereka," tutupku. Sang putri yang menyelamatkan kami berbisik pada ayahnya. "Di tempat kami mereka juga menyerang," ujar lelaki itu, "Tak hanya superhero. Beberapa warga sipil dan para pejabat.""Dari yang kami dengar, mereka menargetkan para pejabat dan superhero," sahutku, "Adakah superhero lain di negeri ini?""Ada beberapa," jawab sang putri, "Tapi kami tak t

    Last Updated : 2024-02-27
  • KERIS MAN   78

    Rasanya cukup nikmat dipijat gadis cantik ini. Begitu juga dengan Tirtasari yang nampak nyaman. Para pemijat itu mirip dengan Chanthou dan Chantrea. Dari paras dan kelembutan tangannya, sepertinya bukan petarung seperti kedua putri itu. Mungkin memang seorang pemijat. "Oh, nyaman sekali!" puji Tirtasari, "Lebih enak dari spa!""Terimakasih," jawab pemijatnya sedikit malu. "Kalian mirip Chanthou dan Chantrea," komentarku, "Masih ada hubungan saudara?""Yah, kami adik mereka!" jawab pemijatku. "Wah, benarkah?!" pekik Tirtasari. "Tapi lain ibu!" jawab pemijatnya. "Oh, begitu, pantas mirip! Kalian kembar juga?""Tidak, kami berdua juga lain ibu.""Apa?!" balas Tirtasari tertegun dan menatapku, "Jadi ayah kalian punya berapa istri?!"Kedua gadis itu hanya diam saja tersenyum. Sang nenek mengambil alih jawaban, "Dua belas!""Wow," komentar Tirtasari lagi-lagi memandangku, "Luar biasa!""Dia petarung terhebat di desa ini," lanjut si nenek, "Anak kepala desa sebelumnya. Pantas jika menda

    Last Updated : 2024-03-05
  • KERIS MAN   79

    "Pantas, aku merasa tidak begitu asing," balasku. Kami terus melihat-lihat beberapa anak muda dan anak-anak berlatih. Lalu duduk di sebuah gubuk untuk berbincang dengan Chantrea. Sementara Chanthou dengan serius melatih para pemuda ataupun pemudi. "Kedua orang yang menyerang kalian sangat kuat," ungkap Chantrea padaku, "Cukup berbahaya! Untung saja kami kebetulan lewat. Bisa membantu kalian. Baru kali ini aku melawan musuh yang begitu kuat!""Terimakasih. Kau sudah sering bertarung?" tanya Tirtasari. "Yah! Kami harus bisa membela diri!""Mengagumkan untuk gadis seusia kalian! Berapa umurmu?""Sembilan belas tahun.""Luar biasa!""Kami harus menghadapi para penantang dari desa-desa lain. Kalau kalah, kami harus jadi istri mereka!""Apa?!" pekik Tirtasari, "Pantas kalian berlatih keras!""Dunia pertarungan kami memang begitu! Saling tantang untuk memperebutkan kekuasaan, murid atau istri.""Wah!""Selain para penantang, kami juga harus menghadapi para perampok atau pencuri.""Kemampu

    Last Updated : 2024-03-12
  • KERIS MAN   80

    Menjelang sore, mereka menyuruh kami mandi di sungai yang berada di sisi desa. Para lelaki mandi terlebih dahulu. "Kami punya tradisi," ungkap Chantrea, "lelaki mandi terlebih dahulu daripada perempuan."Aku menuju sungai yang cukup jernih itu dengan para lelaki. Termasuk beberapa putra Kong Kea. Beberapa anak turut mandi dan bermain-bermain air bersama kami. Mereka mudah akrab. Sebagian kulihat tadi turut berlatih bela diri. Setelah selesai mandi, aku kembali ke rumah. Beberapa pemudi kemudian berganti hendak mandi di sungai. Kulihat dari jendela rumah, pemandangan sungai dapat terlihat. Chanthou dan Chantrea sedang mandi bersama gadis lain. Termasuk Tirtasari. Tubuh mereka sungguh indah. Bak para bidadari yang sedang turun dan mandi di bumi. Dan siapa sangka jika Chantrea dan Chanthou memang benar-benar keturunan bidadari?! Jadi tak sabar untuk melihat ibu mereka. Apa benar bidadari akan turun di jaman sekarang?! Atau hanya sekadar legenda yang dilebih-lebihkan?! Para peremp

    Last Updated : 2024-03-19

Latest chapter

  • KERIS MAN   122

    "Yah, sepertinya aku juga pernah lihat," imbuhku memperhatikan layar. "Astaga, mereka kembali?!" sambungku. "Teman-temanmu kan, mereka Kris?!" tanya Anginia. "Yah," jawabku menghela nafas, "kenapa mereka muncul kembali?!" "Karena superhero tak ada yang online!" timpal Cahayani. Terlihat di layar, teman-teman lamaku, Harimau jalanan, juga si Kuda jalanan sedang menghadapi para penjahat. Kukira mereka sudah menyingkir dan tidak akan muncul lagi! Dimana satu, lagi? Dara! Superhero burung merpati itu?! Di bagian kota lain, tertangkap dalam layar. Wanita menawan itu sedang melawan beberapa orang. Yah, dialah Dara! Benar-benar muncul tiga temanku itu. Mantan superhero jalanan yang telah berjanji akan menyingkir dan tidak muncul lagi. "Dan mereka pun juga jadi target Kelompok Kerbau Merah," gumamku. "Bisa jadi," balas Anginia dan Cahayani. Kami ikuti sepak terjang mereka. Setelah mengalahkan beberapa penjahat, mereka terus melesat pergi. Seperti dulu, mereka menghi

  • KERIS MAN   121

    Akupun bersikeras untuk menjaga Anginia dan Cahayani.. "Biar kujaga kalian di sini," kataku. "Terserah kau saja Kris," jawab mantan bos pasrah dan lelah. Akupun tinggal di kantor lama untuk menjaga kedua target baru itu. Kuhubungi Tirtasari untuk mengatakan bahwa untuk sementara aku masih berada di sini. "Lihat, kekacauan di luar sana," ungkap Anginia memperhatikan berita di televisi dan media sosial. Kami lihat, di beberapa tempat terjadi aksi kejahatan. Kami pun tidak bisa berbuat apa-apa. Beberapa orang dan wartawan mulai panik dan berkomentar di media. "Superhero tak ada yang bisa dipanggil!" narasi seorang wartawan meliput beberapa aksi kejahatan, "Semua offline! Ada apa dengan para superhero?!" "Yah, kami coba menghubungi polisi," ungkap seorang warga yang diliput, "Tapi itu tak cukup, kami butuh superhero!" "Yah, benar!" imbuh warga yang lain, ,"Polisi tak bisa sepenuhnya menangani semua ini. Dimanakah para superhero?!" Sekertaris kantor mendatangi mantan bos da

  • KERIS MAN   120

    "Pagi!" jawabku. "Kau nampak segar Kris!" komentar Dina tersenyum manis. "Yah," jawabku, "Bagaimana perkembangan?" "Masih nihil!" jawab sekertaris cantik itu. "Gajah Man dan Jago Man belum juga ditemukan?" "Sepertinya belum!" "Dimana mereka?!" "Entahlah, tapi aku tahu siapa yang datang tadi malam." "Siapa?" balasku menyelidik padanya. Ia hanya tersenyum manis. Lalu berbisik, "Kurasa kawan-kawan lamamu! Mereka menginap di kamarmu bukan?!" "Dari mana kau tahu?" "Tentu tahu, kau memang hebat Kris!" Aku hanya tersenyum. "Lima wanita dalam satu malam! Hi hi!" "Kau ini! Tolong jangan bilang siapa-siapa!" "Ohh, kalau itu ada syaratnya! Ha ha!" "Apa?!" "Masuk ke kantorku!" pintanya melenggang seksi meninggalkan ruangan kontrol. Aku menggeleng dan menghela nafas. Untung saja istri-istriku tak mendengar percakapan ini. Segera kususul Dina ke ruangannya. Sekertaris itu sudah hilang dari pandangan. "Mau kemana Kris?" tanya Tirtasari memapasiku. "Ada urusa

  • KERIS MAN   119

    Kucium mesra pipi Cahayani. Begitu lembut dan hangat. Aroma tubuhnya pun segar. Sahabatku itu terdiam memejamkan mata. Seolah menikmati ciumanku. Aku lalu beralih pada Anginia. Kucium lembut bibirnya. Kueratkan dekapan untuk menikmati kehangatannya. Dua superhero cantik ini. Tak kalah cantik dengan ketiga istriku. Kuciumi bergantian pipi halus mereka. Tak ada protes ataupun keberatan. Anginia kemudian memandangi bibirku. Aku sudah hafal gairah wanita macam begini. Segera saja kukecup bibirnya. Ia pun membalasnya dengan hangat. Bibir yang begitu manis dan lembut. Sepadan dengan pesona dan keanggunannya. Kukencangkan ciuman, dan ia pun makin ganas melumat-lumat bibirku. Kenikmatan sabahat yang luar biasa! "Kau pencium yang hebat!" puji Anginia selepas ciuman sambil memandangiku dalam, "Tak heran punya tiga istri!" Aku tersenyum dan mengecupi bibirnya. Lalu beralih pada Cahayani di sisi lain. Superhero cantik itu terdiam dengan nafas memberat. Kupandangi wajahnya y

  • KERIS MAN   118

    Sistem informasi kantor lama ini belum secanggih kantor baruku. Untuk melacak keberadaan Gajah Man dan Jago Man pun kesulitan. "Mereka tak bisa ditemukan!" ungkap beberapa staf pegawai. "Alat pelacak kita?" tanya mantan bos "Tak terdeteksi Pak!" jawab staf yang lain. "Bagaimana bisa?!" "Entahlah Bos," "Alat komunikasi radio bagaimana?" tanya mantan bos kian resah. "Tak bisa juga!" "Coba pantau lewat media sosial dan live!" "Baik!" jawab beberapa staf pegawai yang segera memperhatikan berbagai media sosial dan siaran televisi. Kami tunggu beberapa saat. Berharap menemukan petunjuk dimana Gajah Man dan Jago Man berada. "Tak ada tanda-tanda atau liputan tentang mereka!" ungkap beberapa staf. Bos nampak kian kebingungan. "Sebaiknya kalian sementara berlindung ke kantor kami," pintaku pada Anginia dan Cahayani. "Mereka superhero-ku, Kris!" sahut mantan bos, "Biar mereka tetap dalam perlindungan kami!" "Tapi kalian tak punya sistem keamanan memadai!" balasku.

  • KERIS MAN   117

    Mereka terus maju dan berusaha menyerang kami. Segera saja kami balas untuk mengalahkan mereka. Aku dan High Quality Man menghadapi empat orang. Sementara Anginia dan Cahayani menghadapi dua yang lain. Lagi-lagi musuh yang cukup kuat. Kami harus bersiaga dan waspada. Pukulan-pukulan mereka cukup kuat dan cepat. Kami tangkis dan hindari sebagian. Berusaha kami balas serangan mereka dengan pukulan-pukulan kami. Namun nampaknya tak membuat luka berarti. Pukulan-pukulan mereka memiliki kekuatan bagai kerbau. Kadang kuat seperti gajah. Sebisa mungkin kami halau atau hindari. Satu pukulan kutangkis, dan kekuatannya cukup membuatku terhempas mundur. Lawan High Quality Man pun demikian. Kekuatannya cukup besar untuk dilawan. Untung saja sahabatku itu memiliki postur yang cukup besar untuk menanganinya. Mereka juga menggunakan serudukan dan serangan-serangan lutut yang cukup merepotkan. Benar-benar mirip kerbau atau gajah. Kami sedikit kewalahan menghadapi mereka. Kukerahka

  • KERIS MAN   116

    Kucumbui dan kugumuli tiga wanita menawan itu. Meredakan ketegangan dan kelelahan. Kuelus dan kuraba ketiganya penuh kasih dan hasrat. Ciuman pun mendarat di manapun gairah ini menggelora. Leher perempuan muda yang begitu menggoda untuk diciumi dan dicumbui. Lalu berlanjut ke pundak, bahu dan dada mereka. Tak tahan lagi, segera kami raih kehangatan asmara dengan ganas. Tiga istri yang menjadi sumber kebahagiaanku hingga puas. Sesuai menikmati asmara, kami pun menjalani malam untuk beristirahat. Semoga para penjahat juga beristirahat. Pagi harinya, kami jalani hari masih dalam keresahan. Masih berusaha keras menemukan teman-teman kami yang diculik. Bos memutuskan untuk melapor pada polisi. Tak lama kemudian para petugas pun datang. Dipimpin oleh seorang reserse yang terlihat cukup berpangkat. Kami paparkan segala kejadian. Termasuk memperlihatkan alat bukti rekaman kamera pengawas. "Cukup parah," gumam pemimpin aparat yang datang itu, "Baiklah, akan kami catat. Akan ka

  • KERIS MAN   115

    Aku pun kembali ke kantor. Teman-teman menanyaiku. "Bagaimana Kris?' "Aku sudah bicara dengan mereka," jawabku, "Sebagian mau offline, sebagian tidak. Tapi tetap waspada." "Yah, kucek, Anginia dan Cahayani offline," balas Dina, "Sedangkan Gajah Man dan Jago Man tetap online." "Yah, begitulah," jawabku. "Jadi kita sekarang baby sitter perusahaan sebelah?" seloroh Dina. "Yah, barangkali." "Sebaiknya kalian beristirahat!" perintah Dina pada kami, "Biar kantor dibersihkan dan diamankan ulang!" "Yah," jawabku, "Kau juga, beristirahatlah Din!" "Yah," Aku masuk ke kamar bersama tiga istriku. Begitu juga High Quality Man yang kembali ke kamarnya. Aku mandi di kamar dan segera beristirahat. Tirtasari dan si kembar melayaniku. Menghilangkan makanan dan kami santap bersama. Kami menikmati hidangan nikmat itu di meja makan kamar. "Kemana mereka menculik teman-teman?!" kesah Tirtasari. "Tenang saja, kita pasti akan menemukan mereka!" jawabku. "Yah, semoga." Seusai makan,

  • KERIS MAN   114

    Kuikuti Anginia mengembalikan tas yang dicopet kepada pemiliknya. Ia melesat terbang rendah. Kupacu ringan Motokris di belakangnya. Ibu itu berterima kasih banyak pada Anginia. "Terimakasih, aku habis mengambil uang di bank," ucapnya, "Ini sebagai ucapan terimakasih!" lanjutnya menyerahkan beberapa lembar uang dari tasnya kepada Anginia. "Sama-sama Bu," jawab Anginia, "Ibu yang memesan lewat aplikasi?" "Bukan! Ponselku ada di dalam tas." "Saya yang memesan lewat aplikasi," papar seorang wanita muda tak jauh dari situ. "Jangan khawatir, Bu," ungkapnya pada sang korban, "Sudah kubayar lewat aplikasi." "Ah, terimakasih!" balas sang ibu menyerahkan uang pada wanita itu, "Ini untuk gantinya!" "Ah, tidak usah Bu!" balas sang wanita, "Murah saja kok pesannya! Tidak perlu diganti!" "Kau tak mau dibayar!" balas Sang Ibu, "Superhero ini juga tak mau dibayar! Lalu aku harus bagaimana?!" "Jangan pikirkan, Bu," jawab Anginia tersenyum, "Saya sudah dapat gaji dari perusahaan! Tak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status