Beranda / Fantasi / KERIS MAN / Bab 91 - Bab 100

Semua Bab KERIS MAN: Bab 91 - Bab 100

120 Bab

91

"Tidak, turun!" bentak salah seorang dari mereka. Kulihat seorang pemuda barangkali seumuran dengan Chantrea dan Chanthou. Aku pun turun dengan waspada dan menanyai maksud mereka, "Ada apa ini? Apa mau kalian?" Chantrea, Chanthou dan Tirtasari turut turun dan waspada. Si kembar menggenggam dua pedang mengimbangi para pencegat yang membawa tongkat, tombak dan sebagian pedang. "Jadi, ini suami baru kalian?!" tanya sang pencegat menyeringai, "Lumayan!" Lelaki muda itu memperhatikanku dengan seksama. Memandangi dari atas ke bawah seperti seorang pemangsa menaksir mangsanya. "Kami dengar pernikahan kalian!" cerocosnya berkeliling mengintimidasi, "Semalam! Tanpa mengundang warga desa kami!" Lelaki lain bersama para pencegat pun turut mengawasi dan memperhatikanku dengan pandangan mencibir dan meremehkan. "Tapi apa dia bisa mengalahkan kalian?!" bentak sang lelaki pada Chantrea dan Chanthou, "Itu syarat untuk menjadi suami kalian bukan?!" "Bukan urusanmu," jawab Chantrea, "pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

92

Kami lanjutkan perjalanan seusai mengatasi para pencegat itu. Kami kendarai sedan tua pemberian paman istri-istriku ini menuju ke kota yang lebih besar. "Astaga, ternyata masih ada juga rebutan wanita dengan cara ini di sini," keluh Tirtasari. "Yah, cara-cara lama masih bertahan di sini!" dukungku. "Beginilah cara hidup nenek moyang kami yang masih bertahan sampai sekarang," sahut Chantrea. "Tak heran kalian berlatih bela diri sedemikian rupa!" puji Tirtasari pada si kembar, "Tapi bagaimana dengan mereka yang tidak bisa bela diri?! Apa semua wanita harus belajar bela diri di sini?" "Mereka harus selalu dijaga oleh ayah, suami, saudara lelaki dan warga desa lainnya," jawab Chantrea, "Tapi kami memilih untuk bisa melintas diri sendiri!" "Kalian hebat, cocok jadi anak Kong Kea!" puji Tirtasari lagi. Perjalanan masih melewati persawahan, desa-desa dan kadang hutan-hutan kecil. Kami harus ekstra waspada. Berjaga-jaga jika muncul pencegat lagi. Baik warga lokal yang berebuta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-18
Baca selengkapnya

93

Kami terus menyelinap ke halaman dan melihat kondisi mansion. Suasana sepi dan beberapa taman rimbun memudahkan kami untuk menyusup. Tak banyak penjaga di halaman samping ini. Kami kitari rumah yang cukup besar berlantai dua itu. Terlihat suasana tak terlalu ramai. Barangkali hanya ada beberapa orang di dalam. Jendela coba kami intip. Sepi. Sebagian terhalang oleh tirai-tirai besar. Saat kami melangkah ke sisi depan, beberapa orang melihat kami. Mereka bersiaga mendekati kami. Chantrea dan Chanthou bersiap di kanan dan kiriku. Sementara Tirtasari bersiaga di belakang. "Kita ketahuan?" tanyanya. Empat orang penjaga berwajah garang dan menyeramkan terus mendekati kami. "Halo," sapaku berusaha menghindari kecurigaan, "Apakah kalian punya kamar mandi? Kami sangat butuh kamar mandi segera." Mereka tak menghiraukan sapaanku dan maju menyerang. Kami hadapi satu-persatu dari mereka. Para penjaga itu cukup kuat dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan. Tapi masih bukan tandinga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-25
Baca selengkapnya

94

"Anggota kriminal yang membuat onar dimana-mana," jawabku. Mereka tersenyum kecil sambil menikmati hisapan rokok. "Rupanya kalian membuat percobaan pada manusia untuk menjadikannya kuat," lanjutku. "Pak," balas salah seorang, "Kami bukan kelompok kriminal. Kami ingin memberantas pemerintahan yang tak beres ini." "Oh ya?" "Korupsi, nepotisme, menipu rakyat, mencurangi pemilu," lanjutnya, "Rakyat kecil sudah lama menderita akibat ulah mereka." "Di negeri kalian ini atau dimana?" balasku. "Hampir dimana saja! Tak kau lihatkah penderitaan ada dimana-mana?! Bahkan di negeri-negeri Eropa yang maju. Semakin maju, semakin banyak hutang mereka. Semakin sulit kehidupan mereka!" "Lalu kenapa kalian merampok dan menbuat onar dimana-mana? Menculik orang untuk bahan percobaan dan dijadikan mesin pembunuh?!" "Yah, itu hanya salah satu jalan." "Bahkan membunuh para superhero?!" "Hmmh," jawabnya menghisap rokok cukup dalam dan menghembuskan asapnya, "Kami bisa mengatasi militer,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-03
Baca selengkapnya

95

Satu lagi maju berganti menyerangku. Ia nampak marah melihat temannya tersungkur. Serangannya pun cepat dan membabi-buta seperti sebelumnya. Kutangkis dan kuhalau berbagai pukulan dan tendangan. Kubalas dengan serangan siku sesuai gaya pertarungan yang diajarkan Chantrea. Tendangan ke perut kuluncurkan dan membuatnya terhempas ke belakang. Ia maju lagi dan kembali menyerang. Kupotong serangannya dan kuhajar kepalanya dengan pukulan dan tendangan. Tubuhnya terlempar dan berguling ke belakang. Pergulatan terus berlanjut. Mereka berdua kembali menyerangku. Begitu juga yang lain dengan lawan masing-masing. Chantrea, Chanthou dan Tirtasari berjibaku menghadapi para musuh. Karena kekuatan dan perlawanan kami, para musuh pun kian terdesak. Mereka terhempas dan tersungkur ke berbagai arah. Terdesak terus oleh kekuatan kami, mereka kian geram dan ternyata mampu mengeluarkan energi super. Kekuatan energi mirip gajah. Salah satu lawanku mengeluarkan energi itu. Berhasil kuhind
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-11
Baca selengkapnya

96

Chantrea dan Chanthou nampak terkagum melihat pemandangan dari atas pesawat. Seperti anak-anak kecil yang mendapati sesuatu yang baru. Istri-istri manis itu. "Baru pertama kali naik pesawat?" tanya Tirtasari. "Yah!" jawab keduanya. "Jadi begini rasanya bidadari terbang?" gumam Chanthou tak henti-hentinya memandangi keluar jendela. "Barangkali," jawab Tirtasari, "Aku juga penasaran bagaimana terbang sampai ke khayangan." "Kami sering meminta ibu untuk membawa terbang sampai ke khayangan," ungkap Chanthou seperti anak kecil bercerita. "Terus?" tanya Tirtasari. "Ibu bilang, suatu saat nanti kami akan ke sana!" jawab Chanthou. "Yah," balas Tirtasari tersenyum. Pasangan suami istri yang duduk di kursi sebelah mendengar percakapan kami. Mereka cukup berumur dan nampaknya para pengusaha. Mereka pun cukup kebingungan mendengar perihal terbang ke khayangan. Dahi mereka mengernyit. Mungkin mereka pikir kami gila. "Maaf, kalian harus meninggalkan tanah kelahiran kalian," ungk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-19
Baca selengkapnya

97

Seusai Dina membebaskan kami dari keruwetan birokrasi pemerintah, mobil perusahaan menjemput dan mengantar kami ke kantor. Sesampainya di sana, orang-orang pun heboh. "Bagaimana liburan kalian?" tanya High Quality Man dan yang lain. "Luar biasa!" jawab Tirtasari tersenyum menghela. "Siapa mereka?" tanya Elistrik melihat Chantrea dan Chanthou. "Mereka istri-istriku," jawabku, "Perkenalkan, Chantrea dan Chanthou, dari Kamboja!" "Apa?!" pekik mereka kaget. "Istri?!" tanya Elistrik, "Kamboja?!" "Kau sebenarnya pergi ke Myanmar atau Kamboja?!" tanya High Quality Man. "Mereka berdua istrimu semua?!" tanya Buaya Budiman. "Yah, mereka berdua istriku," jawabku, "Juga Tirtasari. Kami menikah bersama di Kamboja!" "Apa?!" "Sial, aku kalah buaya darimu, Kris!" ledek Buaya Budiman. Mereka pun lalu saling berkenalan. Terutama Elistrik yang nampak senang dan segera akrab dengan Chantrea dan Chanthou. "Kalian cantik sekali," puji Elistrik mengagumi kedua istriku, "Mirip bidad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya

98

Kami pun keluar dari ruangan bos. Chantrea dan Chanthou tengah mengobrol hangat dengan teman-teman. High Quality Man, Buaya Budiman dan Elistrik menyambut kami dan bertanya-tanya. Tentu mereka telah diberitahu oleh Dina. "Benarkah itu?" tanya Elistrik. "Mereka mengincar kami?" imbuh Buaya Budiman, "Bos menyuruh kami offline dulu!" "Yah," jawabku menghela nafas. "Ini dokumen yang kami temukan saat mengikuti orang Kerbau Merah," terang Tirtasari menunjukkan laptop di meja, "Banyak superhero menjadi sasaran. Dan kalian bertiga yang pertama-tama." "Kenapa kami?" tanya Buaya Budiman. "Entahlah," jawab Tirtasari. "Barangkali kalian superhero paling terkenal," imbuhku, "Terutama kau, High Quality Man!" "Nampaknya kita perlu waspada," jawab High Quality Man agak tenang, "Tapi tak perlu takut juga! Kita hadapi bersama. Ini tugas kita bukan?" "Tugas kita hanya menerima pesanan online bukan?!" ledek Buaya Budiman pada kebijakan konyol pemerintah ini, "Kita hajar siapa saja ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-02
Baca selengkapnya

99

Seusai memakai gaun, Tirtasari membantu Chantrea dan Chanthou mengenakan riasan wajah. Tak disangka, kedua istri kembarku itu cukup terampil merias diri dengan make up modern. "Ibu kami dari Perancis dan China yang mengajari," ungkap Chantrea saat kami terheran-heran dengan tingkahnya yang terampil merias diri. "Kalian memang luar biasa!" puji Tirtasari, "Make up tipis yang cantik! Sudah seperti artis kondang saja! Ha ha!" Chantrea dan Chanthou hanya tersenyum saja. Ketiga istriku pun sibuk dalam keasyikan merias diri. "Begini riasan khas Perancis!" ungkap Chanthou mengajari Tirtasari. "Luar biasa bukan, Kris?" ujar Tirtasari padaku sambil dirias, "Orang pelosok tapi punya kemampuan internasional! Tak salah kau pilih istri!" "Yah!" balasku tersenyum, "Tahu dunia bidadari pula! Mereka melebihi kemajuan peradaban dunia paling mutakhir sekalipun!" "Yah!" jawab Tirtasari senang dengan bibir diberi lipstik cantik. Seusai berdandan, mereka pun berdiri di hadapanku. Kecantikan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-10
Baca selengkapnya

100

"Hmm, emas batangan!" gumamku menerima hadiah pemberian mereka, "Luar biasa!" "Investasi bagus untuk perekenomian carut marut begini Kris!" sahut bos tersenyum. "Terimakasih!" jawabku. "Terimakasih!" ucap Tirtasari kemudian. "Sebagai balasan, kami berikan hadiah ini untuk kalian!" ucap Chantrea dan Chanthou mengeluarkan perhiasan emas dan batu mulia. Lalu mereka bagikan pada bos, Dina dan teman-teman yang lain. Semua pun terlihat melongo menerimanya. "Ini souvernir terindah yang diberikan oleh pengantin!" komentar Elistrik terpana. "Sudah kebiasaan adat kami untuk memberikan hadiah sebagai pengantin baru!" terang Chantrea. "Kau punya istri-istri yang kaya, Kris!" komentar Buaya Budiman. "Yah, kau tak tahu apa-apa dari yang kusaksikan sendiri," gumamku pelan. Kami pun segera makan malam dan bercengkrama bersama. Makanan cukup mewah dihidangkan oleh petugas kantin. Mereka pun turut memberikan ucapan selamat padaku dan istri-istriku. "Baru pertama kali jamuan perni
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status