Share

98

last update Last Updated: 2024-08-02 20:50:08

Kami pun keluar dari ruangan bos. Chantrea dan Chanthou tengah mengobrol hangat dengan teman-teman.

High Quality Man, Buaya Budiman dan Elistrik menyambut kami dan bertanya-tanya. Tentu mereka telah diberitahu oleh Dina.

"Benarkah itu?" tanya Elistrik.

"Mereka mengincar kami?" imbuh Buaya Budiman, "Bos menyuruh kami offline dulu!"

"Yah," jawabku menghela nafas.

"Ini dokumen yang kami temukan saat mengikuti orang Kerbau Merah," terang Tirtasari menunjukkan laptop di meja, "Banyak superhero menjadi sasaran. Dan kalian bertiga yang pertama-tama."

"Kenapa kami?" tanya Buaya Budiman.

"Entahlah," jawab Tirtasari.

"Barangkali kalian superhero paling terkenal," imbuhku, "Terutama kau, High Quality Man!"

"Nampaknya kita perlu waspada," jawab High Quality Man agak tenang, "Tapi tak perlu takut juga! Kita hadapi bersama. Ini tugas kita bukan?"

"Tugas kita hanya menerima pesanan online bukan?!" ledek Buaya Budiman pada kebijakan konyol pemerintah ini, "Kita hajar siapa saja ya
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • KERIS MAN   99

    Seusai memakai gaun, Tirtasari membantu Chantrea dan Chanthou mengenakan riasan wajah. Tak disangka, kedua istri kembarku itu cukup terampil merias diri dengan make up modern. "Ibu kami dari Perancis dan China yang mengajari," ungkap Chantrea saat kami terheran-heran dengan tingkahnya yang terampil merias diri. "Kalian memang luar biasa!" puji Tirtasari, "Make up tipis yang cantik! Sudah seperti artis kondang saja! Ha ha!" Chantrea dan Chanthou hanya tersenyum saja. Ketiga istriku pun sibuk dalam keasyikan merias diri. "Begini riasan khas Perancis!" ungkap Chanthou mengajari Tirtasari. "Luar biasa bukan, Kris?" ujar Tirtasari padaku sambil dirias, "Orang pelosok tapi punya kemampuan internasional! Tak salah kau pilih istri!" "Yah!" balasku tersenyum, "Tahu dunia bidadari pula! Mereka melebihi kemajuan peradaban dunia paling mutakhir sekalipun!" "Yah!" jawab Tirtasari senang dengan bibir diberi lipstik cantik. Seusai berdandan, mereka pun berdiri di hadapanku. Kecantikan

    Last Updated : 2024-08-10
  • KERIS MAN   100

    "Hmm, emas batangan!" gumamku menerima hadiah pemberian mereka, "Luar biasa!" "Investasi bagus untuk perekenomian carut marut begini Kris!" sahut bos tersenyum. "Terimakasih!" jawabku. "Terimakasih!" ucap Tirtasari kemudian. "Sebagai balasan, kami berikan hadiah ini untuk kalian!" ucap Chantrea dan Chanthou mengeluarkan perhiasan emas dan batu mulia. Lalu mereka bagikan pada bos, Dina dan teman-teman yang lain. Semua pun terlihat melongo menerimanya. "Ini souvernir terindah yang diberikan oleh pengantin!" komentar Elistrik terpana. "Sudah kebiasaan adat kami untuk memberikan hadiah sebagai pengantin baru!" terang Chantrea. "Kau punya istri-istri yang kaya, Kris!" komentar Buaya Budiman. "Yah, kau tak tahu apa-apa dari yang kusaksikan sendiri," gumamku pelan. Kami pun segera makan malam dan bercengkrama bersama. Makanan cukup mewah dihidangkan oleh petugas kantin. Mereka pun turut memberikan ucapan selamat padaku dan istri-istriku. "Baru pertama kali jamuan perni

    Last Updated : 2024-08-18
  • KERIS MAN   101

    "Bagus!" puji teman-teman memperhatikan latihan Chantrea dan Chanthou. Terutama saat mereka berlatih jurus pedang. "Mirip Muay Thai," komentar Buaya Budiman. "Yah, Bokator," timpal Elistrik, "Dari Kamboja. Sering salah dianggap Muay Thai." "Kau tahu?" tanya Buaya Budiman. "Tentu!" Chantrea dan Chanthou pun terus berlatih memperagakan gerakan bela diri khas negeri mereka itu. Dina melirik dan mengernyit padaku. Barangkali menggodaku atas kehebatan mereka. Kami segera sarapan dan bersiap untuk bekerja. High Quality Man, Buaya Budiman dan Elistrik masih offline dan bertahan di kantor. Aku dan superhero lain membuka layanan online sambil bersiaga. Serangan Kerbau Merah mungkin bisa datang kapan saja. Disaat menunggu pesanan, aku teringat dengan Selly. Kuhubungi ia lewat telepon. "Aku sudah pulang," terangku padanya. "Ah, akhirnya," jawabnya, "Kau baik-baik saja?" *Yah, baik-baik saja. Namun situasi sedang genting di sini. Kelompok Kerbau Merah mengincar teman-temanku

    Last Updated : 2024-08-25
  • KERIS MAN   102

    Kucoba untuk menghentikan kerusuhan itu. Massa pendemo yang berbuat rusuh kutarik mundur. Sebagian kulempar ringan dengan kekuatan energi keris sakti. "Yeah, yeah, yeah!" seru para aparat melihatku membantu mereka. "Kerisman, rakyat mau bagaimana lagi?!" pekik massa, "Kepada siapa kami harus mengadu?!" "Yah," imbuh yang lain, "Kau juga cuma antek pemerintah! Tidak independen!" Kata-kata mereka membuatku tersentak. Akupun kembali ragu. Haruskah kubela pemerintahan macam ini?! Pemerintah yang sering menyengsarakan rakyat! Atau haruskah aku bergabung dengan Kerbau Merah saja untuk meruntuhkannya?! Ah, dimana sebenarnya posisi superhero?! "Tenanglah!" balasku, "Akan kubantu mencari jalan keluar!" Kubujuk mereka pergi. Beberapa pendemo yang masih nekat menyerang aparat kuhembuskan dengan energi keris sakti. Beberapa aparat pun melakukan kekerasan pada beberapa pendemo yang bentrok dengan mereka. Kulerai dan kulepaskan pendemo yang tertangkap. "Jangan lepaskan mereka!" ter

    Last Updated : 2024-09-02
  • KERIS MAN   103

    Lagi-lagi kutunggui para pendemo itu. Jangan sampai terjadi kericuhan. Cukup menguras waktu. Aku jadi khawatir dengan keadaan kantor. Jangan-jangan orang Kerbau Merah akan menyerang saat aku disini? Kucoba menghubungi Tirtasari. "Bagaimana keadaan di sana?" "Baik, Kris!" jawabnya, "Kau sendiri bagaimana?" "Yah, aku harus menunggui aksi demontrasi. Semua aman di situ?" "Yah, aman-aman saja Kris! Kami akan bersiaga!" "Baiklah, hati-hati di sana Kris!" "Oke, hati-hati juga di situ." Demonstrasi berjalan cukup lama. Beberapa artis turut serta terjun dan memberikan orasi. Tak biasanya begini. Terlihat para dosen pun turut turun ke jalan. Situasi sudah sangat memprihatinkan. Setelah demonstrasi mereda, aku kembali pulang ke kantor. "Bagaimana Kris?" tanya Tirtasari, "Cukup lama juga demonstrasinya?" "Yah, cukup lama dan besar!" jawabku. "Kian marak saja aksi demontrasi," imbuh Buaya Budiman, "Soal demo menentang pemerintah," kesahku, "Kian marak saja. Mirip men

    Last Updated : 2024-09-10
  • KERIS MAN   104

    "Semoga semua dapat kita atasi," imbuhku untuk menenangkan mereka. Kunikmati ketiga istriku dalam eksotika pemandangan kota. Chantrea dan Chanthou makin ketagihan dinikmati dalam suasana yang jauh berbeda dari pedesaannya ini. Hari berikutnya berjalan seperti sebelumnya. Kami terus waspada dan bersiaga di kantor. Hal yang cukup menjemukan bagi teman-teman yang terpaksa offline. "Jadi kapan mereka akan menyerang?!" keluh Buaya Budiman, "Nampaknya kita bosan menunggu! Apa benar mereka akan menyerang?" "Apa benar informasi yang kau dapat, Kris?!" imbuh High Quality Man. "Entahlah," jawabku, "tapi sepertinya kita harus tetap waspada!" "Jangan-jangan mereka merubah rencana?!" kesah Buaya Budiman. "Kita tak tahu apa-apa," sahut Elistrik nampak lebih santai. "Mungkin perlu kita lihat lagi laptop itu!" desak Buaya Budiman. "Kenapa?" tanya Elistrik. "Lihat saja! Barangkali ada petunjuk lain." Kami pun mengamati lagi laptop itu yang sebelumnya disimpan Tirtasari. Tak ada ya

    Last Updated : 2024-09-19
  • KERIS MAN   105

    "Mohon bantuan!" pekik Manusia Elang lewat radio komunikasi. "Ada apa?!" balas Dina dari kantor. "Ada musuh yang kuat! Ia muncul dari perampokan di minimarket dan menyerangku!" "Identifikasi penyerang!" balas Dina, "Kenapa video tak muncul dari kostummu?!" "Perangkat video mungkin rusak karena perkelahian! Dia sangat kuat dan bertubuh besar! Berbaju serba hitam!" Kami saling pandang di kantor. "Kerbau Merah?!" gumam Dina padaku. "Barangkali!" jawabku. "Kami butuh bantuan!" pekik superhero lain yang menangani kebakaran. "Apa yang terjadi?!" tanya Dina. "Musuh yang kuat!" balasnya, "Berkekuatan api!" Kami kembali saling pandang dan cemas. "Ia muncul dari api kebakaran!" lanjut sang pelapor, "Sangat kuat dan besar!" "Perangkat videomu rusak?!" tanya Dina. "Entahlah! Mungkin terbakar karena panas!" "Kita harus bantu mereka!" usulku pada Dina dan yang lain. "Jangan Kris!" cegah Dina, "Kalian offline! Biar dibantu superhero lain!" "Stok superhero kita makin m

    Last Updated : 2024-09-26
  • KERIS MAN   106

    Terlihat dari video live, para superhero bantuan mulai datang. Ada dua superhero yang hendak membantu melawan monster api. Video dari para superhero bantuan pun dapat terlihat di layar. Mereka beterbangan dan meloncat-loncat dari gedung ke gedung untuk mengatasi musuh. "Bagaimana kita akan mengatasi ini?!" tanya superhero yang datang. "Entahlah, kucoba meniupnya dengan energi yang angin milikku," jawab superhero angin, "Tapi malah tambah besar!" Kebakaran pun kian melanda di sana-sini. Beberapa gedung dan bangunan terbakar. Begitu juga dengan beberapa orang yang malang. Beberapa kendaraan, baik mobil ataupun sepeda motor juga tak lepas dari kobaran api. Para pengendaranya terlihat kocar-kacir dan sebagian terbakar. "Lihat, ada yang terjebak dalam mobil!" pekik beberapa orang di bawah. Sebagian merekamnya secara live. "Ada anak-anak di dalam!" seru yang lain, "Sepertinya satu keluarga!" "Mereka akan terbakar habis!" "Superhero," panggil Dina pada para superhero yang me

    Last Updated : 2024-10-03

Latest chapter

  • KERIS MAN   119

    Kucium mesra pipi Cahayani. Begitu lembut dan hangat. Aroma tubuhnya pun segar. Sahabatku itu terdiam memejamkan mata. Seolah menikmati ciumanku. Aku lalu beralih pada Anginia. Kucium lembut bibirnya. Kueratkan dekapan untuk menikmati kehangatannya. Dua superhero cantik ini. Tak kalah cantik dengan ketiga istriku. Kuciumi bergantian pipi halus mereka. Tak ada protes ataupun keberatan. Anginia kemudian memandangi bibirku. Aku sudah hafal gairah wanita macam begini. Segera saja kukecup bibirnya. Ia pun membalasnya dengan hangat. Bibir yang begitu manis dan lembut. Sepadan dengan pesona dan keanggunannya. Kukencangkan ciuman, dan ia pun makin ganas melumat-lumat bibirku. Kenikmatan sabahat yang luar biasa! "Kau pencium yang hebat!" puji Anginia selepas ciuman sambil memandangiku dalam, "Tak heran punya tiga istri!" Aku tersenyum dan mengecupi bibirnya. Lalu beralih pada Cahayani di sisi lain. Superhero cantik itu terdiam dengan nafas memberat. Kupandangi wajahnya y

  • KERIS MAN   118

    Sistem informasi kantor lama ini belum secanggih kantor baruku. Untuk melacak keberadaan Gajah Man dan Jago Man pun kesulitan. "Mereka tak bisa ditemukan!" ungkap beberapa staf pegawai. "Alat pelacak kita?" tanya mantan bos "Tak terdeteksi Pak!" jawab staf yang lain. "Bagaimana bisa?!" "Entahlah Bos," "Alat komunikasi radio bagaimana?" tanya mantan bos kian resah. "Tak bisa juga!" "Coba pantau lewat media sosial dan live!" "Baik!" jawab beberapa staf pegawai yang segera memperhatikan berbagai media sosial dan siaran televisi. Kami tunggu beberapa saat. Berharap menemukan petunjuk dimana Gajah Man dan Jago Man berada. "Tak ada tanda-tanda atau liputan tentang mereka!" ungkap beberapa staf. Bos nampak kian kebingungan. "Sebaiknya kalian sementara berlindung ke kantor kami," pintaku pada Anginia dan Cahayani. "Mereka superhero-ku, Kris!" sahut mantan bos, "Biar mereka tetap dalam perlindungan kami!" "Tapi kalian tak punya sistem keamanan memadai!" balasku.

  • KERIS MAN   117

    Mereka terus maju dan berusaha menyerang kami. Segera saja kami balas untuk mengalahkan mereka. Aku dan High Quality Man menghadapi empat orang. Sementara Anginia dan Cahayani menghadapi dua yang lain. Lagi-lagi musuh yang cukup kuat. Kami harus bersiaga dan waspada. Pukulan-pukulan mereka cukup kuat dan cepat. Kami tangkis dan hindari sebagian. Berusaha kami balas serangan mereka dengan pukulan-pukulan kami. Namun nampaknya tak membuat luka berarti. Pukulan-pukulan mereka memiliki kekuatan bagai kerbau. Kadang kuat seperti gajah. Sebisa mungkin kami halau atau hindari. Satu pukulan kutangkis, dan kekuatannya cukup membuatku terhempas mundur. Lawan High Quality Man pun demikian. Kekuatannya cukup besar untuk dilawan. Untung saja sahabatku itu memiliki postur yang cukup besar untuk menanganinya. Mereka juga menggunakan serudukan dan serangan-serangan lutut yang cukup merepotkan. Benar-benar mirip kerbau atau gajah. Kami sedikit kewalahan menghadapi mereka. Kukerahka

  • KERIS MAN   116

    Kucumbui dan kugumuli tiga wanita menawan itu. Meredakan ketegangan dan kelelahan. Kuelus dan kuraba ketiganya penuh kasih dan hasrat. Ciuman pun mendarat di manapun gairah ini menggelora. Leher perempuan muda yang begitu menggoda untuk diciumi dan dicumbui. Lalu berlanjut ke pundak, bahu dan dada mereka. Tak tahan lagi, segera kami raih kehangatan asmara dengan ganas. Tiga istri yang menjadi sumber kebahagiaanku hingga puas. Sesuai menikmati asmara, kami pun menjalani malam untuk beristirahat. Semoga para penjahat juga beristirahat. Pagi harinya, kami jalani hari masih dalam keresahan. Masih berusaha keras menemukan teman-teman kami yang diculik. Bos memutuskan untuk melapor pada polisi. Tak lama kemudian para petugas pun datang. Dipimpin oleh seorang reserse yang terlihat cukup berpangkat. Kami paparkan segala kejadian. Termasuk memperlihatkan alat bukti rekaman kamera pengawas. "Cukup parah," gumam pemimpin aparat yang datang itu, "Baiklah, akan kami catat. Akan ka

  • KERIS MAN   115

    Aku pun kembali ke kantor. Teman-teman menanyaiku. "Bagaimana Kris?' "Aku sudah bicara dengan mereka," jawabku, "Sebagian mau offline, sebagian tidak. Tapi tetap waspada." "Yah, kucek, Anginia dan Cahayani offline," balas Dina, "Sedangkan Gajah Man dan Jago Man tetap online." "Yah, begitulah," jawabku. "Jadi kita sekarang baby sitter perusahaan sebelah?" seloroh Dina. "Yah, barangkali." "Sebaiknya kalian beristirahat!" perintah Dina pada kami, "Biar kantor dibersihkan dan diamankan ulang!" "Yah," jawabku, "Kau juga, beristirahatlah Din!" "Yah," Aku masuk ke kamar bersama tiga istriku. Begitu juga High Quality Man yang kembali ke kamarnya. Aku mandi di kamar dan segera beristirahat. Tirtasari dan si kembar melayaniku. Menghilangkan makanan dan kami santap bersama. Kami menikmati hidangan nikmat itu di meja makan kamar. "Kemana mereka menculik teman-teman?!" kesah Tirtasari. "Tenang saja, kita pasti akan menemukan mereka!" jawabku. "Yah, semoga." Seusai makan,

  • KERIS MAN   114

    Kuikuti Anginia mengembalikan tas yang dicopet kepada pemiliknya. Ia melesat terbang rendah. Kupacu ringan Motokris di belakangnya. Ibu itu berterima kasih banyak pada Anginia. "Terimakasih, aku habis mengambil uang di bank," ucapnya, "Ini sebagai ucapan terimakasih!" lanjutnya menyerahkan beberapa lembar uang dari tasnya kepada Anginia. "Sama-sama Bu," jawab Anginia, "Ibu yang memesan lewat aplikasi?" "Bukan! Ponselku ada di dalam tas." "Saya yang memesan lewat aplikasi," papar seorang wanita muda tak jauh dari situ. "Jangan khawatir, Bu," ungkapnya pada sang korban, "Sudah kubayar lewat aplikasi." "Ah, terimakasih!" balas sang ibu menyerahkan uang pada wanita itu, "Ini untuk gantinya!" "Ah, tidak usah Bu!" balas sang wanita, "Murah saja kok pesannya! Tidak perlu diganti!" "Kau tak mau dibayar!" balas Sang Ibu, "Superhero ini juga tak mau dibayar! Lalu aku harus bagaimana?!" "Jangan pikirkan, Bu," jawab Anginia tersenyum, "Saya sudah dapat gaji dari perusahaan! Tak

  • KERIS MAN   113

    Yah, kami kembali kebingungan untuk mencari teman-teman kami. Ternyata truk itu bukan termasuk bagian dari komplotan Kerbau Merah. Sopir truk dikembalikan pada kendaraannya oleh pegawai kantor. Diberi uang kompensasi atas apa yang telah kami lakukan. "Bagaimana kita mencari teman-teman?" tanya High Quality Man. "Entahlah," jawab Dina, "Pelacakan dari laptop itu belum berhasil?" tanyaku. Kami pun kembali ke ruang kontrol dan menanyakan pada para pegawai IT, "Bagaimana?" tanya Dina, "Ada perkembangan?!" "Susah!" jawab salah satu dari mereka. "Ini memakai teknologi tinggi yang susah diretas," imbuh yang lain, "Sepertinya memakai ahli IT yang tak main-main. Sulit ditundukkan!" "Coba terus!* perintah Dina. *Hei, lihat!* ungkap salah seorang pegawai IT, "Ada sesuatu!* Kami amati layar laptop yang telah disambungkan ke sebuah layar kantor yang cukup besar. Program itu memunculkan nama-nama baru. Gajah Man, Jago Man, Anginia, Cahayani. "Astaga, mereka teman-temanku!* gum

  • KERIS MAN   112

    "Belum," jawab para pegawai, "Kami coba lacak dari beberapa kamera cctv yang dapat kita akses! Tapi butuh waktu lama!" "Teruskan!" perintah Dina. "Kami menemukan sesuatu," ungkap salah seorang petugas IT yang memeriksa laptop, "Lihat!" Kami bergegas menuju ke meja pegawai ahli IT yang memeriksa laptop. Terlihat progam di layar laptop seperti yang kami dapati kemarin. Hanya saja sekarang tertulis; Elistrik, Buaya Budiman, Manusia Elang serta para superhero perusahaan yang lain "Nama mereka dicentang," ungkap Tirtasari, "Mungkin menunjukkan korban yang berhasil mereka culik!" "Astaga!" kesah Dina. "Apa maksud semua ini?!* tanya High Quality Man, "Target mereka berubah?! Semula para superhero yang lain tidak ada dalam daftar!" "Entahlah," jawabku, "Apakah sebelumnya hanya mengecoh kita?! Atau memang menyesuaikan dengan apa yang ada?!" "Mereka sengaja memancing kita keluar?!" tanya High Quality Man. "Barangkali?" jawabku. "Kami dapati sesuatu," ungkap pegawai IT yang lain, "Mere

  • KERIS MAN   111

    Kalau saja Tirtasari terlambat atau kurang dalam menyemburkan air, barangkali monster itu bisa membakarku. Sebenarnya ini tindakan yang cukup nekat. Menyerap api ke dalam diri sendiri! Namun untungnya aku dapat mempercayai istriku. Barangkali ini yang dinamakan ikatan setelah pernikahan?! Sang monster perlahan terus memudar seiring hisapanku dan semburan air Tirtasari. Ia berusaha berontak dan marah. Namun tetap tak berdaya dalam jebakan kami. Dengan wajah penuh amarah, ia lalu berusaha menghujam dan menyerangku dengan ganas. Untung saja Tirtasari mampu melihatnya dan menyemburkan air padanya lebih deras sebelum mengenai diriku. Splasshh, splasshh, splasshh! Tubuh api itu kian mengecil dan akhirnya musnah ditelan air. Aku dan Tirtasari mampu bernafas lega. Masyarakat pun berteriak-teriak senang. Mereka mengelukan kami yang telah menyelamatkan mereka. Para superhero yang terkalahkan sebelumnya segera kembali ke kantor. Beberapa warga memberi mereka pakaian karena kostum

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status