Home / Fantasi / Pendekar Naga Biru / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Pendekar Naga Biru: Chapter 211 - Chapter 220

436 Chapters

Iblis Seribu Wajah

Isyana bergerak turun mendekati Candaka dengan perasaannya yang sudah tidak menentu. Seluruh tubuhnya rusak oleh hawa iblis yang akhirnya bisa dikendalikan olehnya. Wajahnya tidak bisa diselamatkan karena hawa iblis begitu kuat merusak wajahnya terlebih dahulu sebelum bisa dikendalikannya.“Isyana ... maafin aku ya tidak bisa menjagamu dengan baik!” kata Candaka dengan tulus.“Tidak apa-apa Candaka ... kamu tidak salah apa-apa! Kita semua tertipu oleh pasangan kakek dan cucu itu!” ujar Isyana.“Kamu sering berada di Perguruan Tapak Naga, sebenarnya sedang mencari apa?’ tanya Candaka.“Aku kangen rumah saja, Can!” ujar Isyana yang sekarang sudah merasa nyaman di dekat Candaka.Keduanya duduk berdampingan tapi Isyana masih tampak menundukkan wajahnya, khawatir kelihatan oleh Candaka.“Kamu tidak perlu malu dan minder berada di dekatku ... aku suka padamu karena sifat-sifatmu, bukan wajahmu, Is!” ujar Candaka sambil mengenggam erat tangan Isyana menunjukkan kalau dia tidak jijik atau apa
last updateLast Updated : 2022-08-01
Read more

Membebaskan Naga Ling The Atau Tidak?

Naga yang sedang dipikirkan oleh Candaka ini saat ini dalam situasi kritis dikuasai oleh entitas ruh naga yang tidak ingin melepaskannya. Andai saja Candaka mengetahui kalau Kampung Misterius akan ramai di malam hari, mungkin Pendekar Naga ini langsung menuju kampung ini untuk membebaskan Jayanti. Namun mengingat pesan Isyana kalau Satria Wicaksono yang sekarang bukanlah tandingannya, mungkin dia berpikir ulang dan akan mencari bantuan terlebih dahulu.Salah satu rencana Satria Wicaksono adalah membebaskan Naga yang paling sakti melebihi Kumaladewi yaitu Ling The atau Linda. Sayangnya Ling The di kurung dalam segel sihir yang paling kuat sepanjang masa yang hanya dimiliki oleh Ratu Belinde.Tujuan dari Ruh Naga ini adalah untuk mengembalikan lagi kejayaan naga yang pernah ada di semesta lainnya tempat mereka menciptakan Dunia Naga.Naga harus menjadi makhluk tertinggi di atas manusia, bukan sekarang yang sudah setara denga manusia, bahkan mulai dilupakan keberadaannya.Ruh Naga menghe
last updateLast Updated : 2022-08-02
Read more

Jalan Lain

Desa 9 Naga merupakan desa yang sangat sulit dimasuki saat ini. Penjagaan dan pengawasan ketat dilakukan Ratu Belinde agar Ruh Naga dan Naga Kematian tidak bisa menyusup masuk ke desa ini. Tapi terutama yang sangat diwaspadai oleh Ratu Belinde adalah Naga Hitam beserta pengikut-pengikutnya yang cukup sakti.Jalan masuk ke Desa 9 Naga yang melalui Kuil Naga ditutup untuk sementara, jadi siapapun tidak diterima masuk ke dalam Desa 9 Naga untuk saat ini. Itulah sebabnya Jayanti tidak menemukan jalan masuk untuk ke Desa 9 Naga.“Aku tidak bisa masuk ke Desa 9 Naga ...! Jadi aku tidak bisa memenuhi perintah pimpinanmu untuk membebaskan Naga Ling The! ujar Jayanti kepada ruh naga di dalam tubuhnya.“Jangan senang dahulu, Naga Merah! Ada jalan lain menuju Desa 9 Naga!” sahut ruh naga di dalam tubuhnya.“Maksudmu gerbang dimensi di Hutan Eksotik? Itu sudah tertutup!” jelas Jayanti.“Sebelumnya memang sudah tertutup, tapi aku merasakan kalau gerbang itu akan terbuka kembali sekarang!” ujar ruh
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

Pertemuan Pendekar

Desa Kabut Hitam akhir-akhir ini kembali lagi ramai sejak terakhir diadakannya Turnamen Pendekar oleh Perguruan Tapak Naga.Sejak saat itu dan tutupnya Perguruan Tapak Naga, menyebabkan desa ini sepi sekali. Kalau dahulu pengunjung masih penasaran dengan kabut hitam yang melanda desa ini dimalam hari, sejak kabut hitam tidak ada lagi dan bebasnya Naga Hitam membuat desa ini sepi dari pengunjung luar desa.Sepinya pengunjung Desa Kabut Hitam bisa karena beberapa hal juga yang terjadi yaitu jalan menuju desa yang semakin sulit, tidak ada yang istimewa lagi dari desa ini sejak Perguruan Tapak Naga tutup dan kabut hitam menghilang, pendekar dan bandit di desa ini yang banyak meninggalkan desa, serta hal-hal lainnya.Sayembara undangan pertemuan pendekar yang diadakan Pendekar Dewa Racun membuat Desa Kabut Hitam hidup kembali dari keterpurukannnya.Penginapan selalu penuh dengan pendekar-pendekar yang berkunjung, bahkan banyak rumah dan kamar penduduk desa yang disewa oleh pendekar yang ke
last updateLast Updated : 2022-08-04
Read more

Pendekar Dewa Racun

Candaka melihat seorang pemuda keluar dari dalam banguan rumah yang cukup mewah. Semula dia mengira akan melihat munculnya pria setengah baya atau kakek tua karena sebutan Dewa Racun tentunya mengarah ke orang yang sudah berpengalaman puluhan tahun.Tidak banyak yang tahu asal usul dari Pendekar Dewa Racun yang masih tampak muda ini. Banyak yang mengatakan kalau Pendekar Dewa Racun ini adalah Kultivator dan sudah mencapai tingkatan Immortal, karena dalam usia yang semuda ini juga sudah menguasai racun tingkat tinggi.“Tidak kusangka Pendekar Dewa Racun masih begitu muda,” ujar Candaka dalam hati.“Kisanak ... benar itu yang muncul Pendekar Dewa Racun? Kok masih muda sekali?” kata pendekar yang berada di sampingnya memastikan kebenarannya.“Benar Kisanak ...! Pendekar Dewa Racun masih muda sekali!” jawab Candaka.“Bagaimana mungkin ya ... sebutannya saja Dewa Racun ... seharusnya sudah tua!” ujar pendekar ini lagi.“Mungkin dia seorang kultivator dari negeri yang jauh dari sini!” jawab
last updateLast Updated : 2022-08-04
Read more

Selamat atau Tidak?

Suasana di halaman rumah Pendekar Dewa Racun seperti tidak ada kejadian apa-apa. Para pendekar masih tegang menyaksikan Candaka yang sedang mengikuti sayembara dari Pendekar Dewa Racun.Kondisi Candaka yang masih tetap bertahan membuat kagum semua pendekar yang hadir di pertemuan pendekar ini.“Hebat sekali pemuda itu! Sudah lewat satu menit tapi masih tahan juga!” puji salah satu pendekar yang menjadi penonton.Tepuk tangan otomatis bergemuruh dari para pendekar melihat Candaka yang dalam kondisi duduk meringis menahan racun yang mulai merusak tulangnya. Tubuhnya tidak kuasa bergerak, dan mulutnya kaku tidak bisa berbicara apapun karena pengaruh racun ini.“Selamat tinggal ... Pendekar Naga Biru!” ujar Pendekar Dewa Racun yang kemudian berdiri memberikan applaus tepuk tangan untuk Candaka yang disambut gemuruh tepuk tangan dari semua pendekar yang tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya.“Pendekar ini luar biasa ... tapi aku ada keperluan lain! Jadi aku serahkan kelanjutannya kepad
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more

Pendekar Sombong

Untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi dengan Arjani sehingga dia lama menghilang dan meninggalkan Candaka tanpa kabar, perlu kita kembali ke suasana di pagi hari, sehari sebelumnya saat Arjani bertemu pendekar sombong yang tidak menghiraukan dirinya.Arjani dengan kekesalan di hatinya meninggalkan pendekar sombong yang dianggapnya telah menghinanya ini.Baru kali ini dia tidak dihiraukan sama sekali, padahal dia sudah bertanya dengan sopan.“Maafkan sikapku tadi Nona ...!” kata pendekar sombong tadi menghampiri Arjani yang berada di luar penginapan mencari udara segar.Peanampilan pria sombong ini biasa saja, dengan pakaian hitamnya yang membungkus seluruh tubuhnya ditambah pedang yang berada di piunggungnya.“Aku Wu Tian ... biasa aku dipanggil Immortal Wu!” sapanya memperkenalkan diri.Tentu saja Arjani langsung terkejut dibuatnya. Tidak mungkin ini Immortal Wu yang membangun Menara Seribu Naga yang berada di Distrik Naga, Kota Pendekar.Pemuda ini masih muda sekali, bahkan l
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more

Kembali ke Distrik Pendekar

Immortal Wu menjanjikan mantera sihir yang bisa mengembalikan Naga Kematian kembali ke asalnya kepada Arjani. Tapi mantera sihirnya ini di simpan di Menara Seribu Naga yang terletak di Kota Pendekar.Naga Kuno tidak bisa melakukan teleportasi naga seperti Naga Bumi, sehingga perjalanan ke Distrik Pendekar harus melalui jalur biasa. Tidak butuh lama untuk Immortal Wu melewati lereng-lereng yang menuju ke Distrik Pendekar. Arjani yang kesulitan sesekali dibantu Immortal Wu agar bisa cepat tiba di tujuan.“Kak Tian punya semacam medallion tidak buat akses masuk langsung ke Distrik Naga? tanya Arjani begitu mereka tiba di gerbang masuk Distrik Pendekar.“Sekarang pakai penjagaan ketat segala ya? Kalau dahulu bebas keluar masuk Distrik Pendekar ini!” ujar Immortal Wu keheranan.Immortal Wu heran, Arjani lebih heran lagi. Bagaimana mungkin pemuda yang tampaknya belum berpengalaman apa-apa ini adalah Immortal Wu yang menjadi legenda di Distrik Pendekar bahkan juga di kalangan naga-naga? "Ka
last updateLast Updated : 2022-08-06
Read more

Menara Seribu Naga Langit (2)

Menara Seribu Naga Langit memang menara yang sangat indah dipandang. Terletak di tengah-tengah Kota Pendekar, membuat menara ini lebih mudah dijangkau bagi yang penasaran untuk mengetahuinya.Menara yang sangat kokoh ini bahkan sampai menembus langit membuatnya menjadi perhatian yang besar bagi naga dan pendekar naga yang berasal dari beberapa dimensi naga yang berbeda, yang semuanya berkumpul di Kota Pendekar.Para pemimpin naga yang memimpin Distrik Pendekar menggunakan menara ini sebagai tempat memerintah dan menampung aspirasi dari naga-naga dan pendekar naga yang banyak berkeliaran di Kota Pendekar ataupun di wilayah lainnya di Distrik Pendekar.Menara Seribu Naga Langit terbuka untuk umum. Jadi siapa saja boleh memasuki menara ini setelah melalui pemeriksaan oleh petugas setempat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat banyaknya pemimpin naga dari berbagai dimensi yang berada di menara ini.Seperti yang dikatakan Elder Wyvern sebelumnya kalau para pemimpin na
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more

Naga Ashura

Arjani merasa beruntung dilindungi semacam kekuatan chi oleh Immortal Wu, sehingga dia bisa melalui tiap lantai menara ini tanpa kesulitan yang berarti. Langkah demi langkah dapat dilaluinya dengan ringan tanpa merasakan tekanan seperti yang dialaminya sebelumnya.Walaupun perjalanan memakan waktu yang cukup panjang, tapi di Menara Seribu Naga Langit ini, jika sudah mencapai di atas seratus tingkat maka waktu otomatis berhenti.Seakan perjalanan ini sudah menembus waktu dan waktu yang berjalan tidak berpengaruh lagi terhadap mereka. Kejadian ini mirip dengan Candaka saat dia berada di Kota Seribu Wajah.“Kak Tian ... pelan-pelan! Kakiku mulai pegal!” teriak Arjani yang melihat Wu Tian begitu santainya melewati lantai demi lantai tanpa merasa lelah.“Ya sudah ... kita istirahat dahulu sebentar!” kata Wu Tian sambil duduk di lantai bangunan ini.“Immortal itu tidak mengenal lelah ya? Kenapa Kak Tian santai saja melangkah tanpa merasa lelah sedikitpun?” tanya Arjani.“Aku menggunakan il
last updateLast Updated : 2022-08-08
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
44
DMCA.com Protection Status