Naga Ashura akhirnya menepati janjinya dengan memberikan Kitab Mantera Sihir Naga tanpa pertarungan, tapi semua itu belum selesai karena masih ada satu syarat lagi agar kitab sihir ini bisa berfungsi.“Apaaa ...! Kitab Mantera Sihir ini hanya bisa dibuka oleh Naga Biru? Kenapa jadi begitu? Bukannya dahulu kitab sihir ini bisa dibuka siapa saja?”Wu Tian merasa terkejut juga mendengar syarat dari Naga Ashura. Tidak disangkanya kalau Naga Ashura bisa merubah sendiri fungsi kitab sihir ini.Mantera sihir naga ini hanya bisa dilakukan oleh Naga Biru. Jika dilakukan oleh naga lainnya tidak akan membawa efek apapun. Demikian kira-kira pesan Naga Ashura kepada Wu Tian.Setelah bersusah payah mendapatkan mantera sihir naga dari Kitab Mantera Sihir Naga ini, ternyata tidak bisa digunakan Arjani, karena mereka tidak bisa membuka segel pada Kitab Mantera Sihir Naga ini.“Kemana aku harus mencari Naga Biru yang hanya ada di Naga Bumi ini?” pikir Arjani.“Kamu punya ide untuk mencari Naga Biru yan
Arjani sebagai naga kuno mempunyai kemampuan khusus yang membuatnya berbeda dengan naga bumi yaitu firasat. Dia bisa merasakan jika orang yang disayanginya sedang dalam kesulitan atau sedang dalam bahaya. Itu dia namakan Firasat Buruk.“Aku mau segera kembali ke Desa Kabut Hitam, Kak Wu Tian!’ kata Arjani saat mereka berada di puncak Menara Seribu Naga Langit yang jauh di atas awan.Arjani dan Wu Tian sudah selesai menghafal mantera sihir naga kematian. Kitab mantera sihir ini juga sudah dikembalikan Wu Tian kepada Naga Ashura.Saaat ini mereka sedang menikmati pemandangan dari atas menara ini. Arjani sudah dialirkan semacam chi oleh Wu Tian sehingga dia bisa bernafas dengan baik di atas ketinggian menara ini yang sudah menembus langit.“Kenapa buru-buru mau kembali ke desa? Tidak betah ya di atas menara ini?” tanya Wu Tian.“Aku merasakan firasat buruk tentang Kak Candaka! Makin lama firasat buruk ini makin jelas! Aku merasa kalau Kak Candaka sedang dalam bahaya di Desa Kabut Hitam!”
Arjani masih berusaha menyadarkan Candaka, sementara Immortal Wu berusaha meramu obat penawar racun penghancur tulang ini.“Kak Candaka ... tetap sadar ya! Immortal Wu sedang mencari ramuan untuk mengobati kakak!” ujarnya.Candaka menatap Arjani dengan matanya yang agak sayu. Tidak pernah terbersit dalam pikirannya kalau Pendekar Dewa Racun berniat membunuhnya. Dia sama sekali belum pernah bertemu pendekar ini sehingga tidak menyadari bahaya besar yang sekarang berakibat dirinya lumpuh total.Immortal Wu akhirnya kembali juga dari pencarian Spirit Plant untuk meracik ramuan penawar racun buat Candaka.Ramuan dari Immortal Wu ternyata bukan hanya menyembuhkan Candaka, tapi juga meningkatkan kemampuan dirinya di atas rata-rata.Perlahan-lahan kesadaran Candaka pulih kembali. Tubuhnya sudah tidak begitu lemas lagi. Wajahnya yaang semula pucat dan membiru karena racun mulai tampak normal kembali.“Arjani ...?” panggil Candaka ketika mulai tersadar. Gadis ini yang teringat olehnya pertama
Kondisi Candaka perlahan-lahan mulai membaik berkat ramuan obat penawar racun yang diracik oleh Immortal Wu.“Kak Candaka sudah baikan?” tanya Arjani begitu Candaka bangun dan sudah bisa duduk di atas tempat tidurnya.“Masih agak pusing, tapi sudah baikan ... terima kasih ya sudah merawat diriku,” ujar Candaka.“Besok juga Kak Candaka sudah pulih,” kata Arjani memberi semangat.“Kalau saudara Candaka sudah pulih besok, aku hendak membahas beberapa kejadian yang saat ini menimpa dunia persilatan, jika saudara Candaka tidak keberatan,” kata Immortal Wu yang masuk melihat keadaan Candaka.“Panggil saja Candaka, Immortal Wu!” seru Candaka, “aku tidak keberatan ... aku senang masih ada pendekar yang peduli dengan situasai dunia persilatan.”“Baiklah ... Candaka! Besok kita bicarakan masalah dunia persilatan ini!” ujar Immortal Wu yang kemudian beranjak hendak pergi lagi.Arjani menyusul keluar bersama Immortal Wu. Terdengaar oleh Candaka teguraan Arjani. “Kak Tian mau pergi lagi?”“Aku ada
Tujuan Candaka kembali ke kediaman Pendekar Dewa Racun adalah untuk mengambil hadiah atas bertahannya dirinya terhadap racun penghancur Tulang dari Pendekar Dewa Racun.Untuk itu, dia menyarankan Arjani tetap di pondokan terlebih dahulu untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan yang akan terjadi pada gadis ini. Tapi Arjani bersikeras untuk ikut dengannya, mengingat sebelumnya saat Candaka berangkat sendiri ke sana, hampir saja tewas oleh Pendekar Dewa Racun.“Aku ikut dengan Kak Candaka! Aku tidak mau lagi Kak Candaka diperdaya oleh Pendekar Dewa Racun itu!” ujar Arjani.“Bahaya sekali di sana, Arjani! Kakak janji akan berhati-hati, tapi baiknya kamu tunggu kakak di sini saja ya ...!” bujuk Candaka.Arjani tetap bersikeras untuk mengikuti Candaka, sehingga akhirnya Candaka menyerah juga dengan keinginan gadis ini.“Ya sudah, kamu boleh ikut! Tapi jangan bertindak gegabah ya ...!” kata Candaka memperingati Arjani.“Beres Kak!” jawab Arjani bersemangat.“Tapi sebelumnya, aku ingin me
Burung besar ini tampak makin besar saja sejak terkhir kali Candaka melihatnya bersama Jayanti. Kepakan sayapnya menghembuskan angin yang kencang ke arah Candaka dan Arjani membuat Candaka dan Arjani terdorong mundur beberapa langkah.Master Garuda saat ini merupakan satu-satunya makhluk mitos sejenisnya yang masih hidup di Kamandaria. Beberapa Garuda sempat dianggap berbahaya oleh penduduk Kamandaria terutama oleh Pendekar Naga Biru di masa lalu., sehingga banyak yang dimusnahkan saat itu.Untuk itulah Master Garuda selalu bersembunyi di Hutan Terlarang, agar tidak diincar oleh segelintir penduduk Kamandaria yang masih menganggap dirinya berbahaya untuk kelangsungan hidup manusia.Tujuan Master Garuda untuk membantu Candaka melawan Iblis Naga Hitam adalah untuk menunjukkan kepada penduduk Kamandaria kalau Garuda bukanlah makhluk mitos yang berbahaya, tapi merupakan sahabat manusia yang turut serta mengalahkan Iblis Naga Hitam. Tentu saja harapan Master Garuda ini, kalau dirinya khusu
Candaka dan Arjani bergegas menuju ke Desa Kabut Hitam. Tujuan mereka hanya satu yaitu merebut Kitab Dewa Racun yang sangat berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah, serta membuat perhitungan dengan Brahmana dan Mao Li.Keadaan Desa Kabut Hitam sudah sepi seperti biasanya. Pendekar-pendekar yang datang ke pertemuan pendekar ini sepertinya sudah pulang ke daerah asalnya masing-masing.Candaka singgah terlebih dahulu ke penginapan untuk membawa beberapa bawaannya yang tertinggal di penginapan, karena saat itu dia langsung dibawa Immortal Wu ke pondokan Gunung Tiga Jari.“Paman ... kamarku masih kosong kan?” tanyanya kepada paman penginapan yang menyambutnya dengan gembira.“Masih ...! Tuan Pendekar kemana saja?” tanyanya.“Pendekar-pendekar ini sudah pulang semua, Paman?’ tanya Candaka tanpa mengubris pertanyaan paman pemilik penginapan.“Sudah Tuan Pendekar ... pertemuan pendekar langsung dibubarkan setelah salah satu pendekar yang menjadi peserta dibawa kabur oleh sosok bayangan hita
“Hiiaaatt ...!”Brahmana langsung maju menyerang Candaka dengan Jurus Tapak Sakti. Tentu saja tanpa kesulitan berarti Candaka bisa mengatasi jurus yang masih dasar ini.Candaka meladeni serangan demi serangan yang dilancarkan Brahmana tanpa berusaha menyudahi perlawanannya.“Kenapa kamu menghilang begitu saja tanpa kabar, Bram?” tanya Candaka yang menepis Jurus Cengkraman Naga dari Bram dengan mudahnya.“Itu bukan urusanmu, Candaka!” jawab Brahmana.“Jadi urusanku kalau menghilangnya dirimu adalah kembali bersama Pendekar Dewa Racun yang hendak melenyapkanku!” ujar Candaka.Brahmana mulai menyerang lagi dengan Jurus Gelombang Naga yang menghasilkan gelombang yang bisa menyengat seperti listrik. Candaka hanya menangkisnya dengan Jurus Naga Batu saja.Serangan demi serangan dengan Jurus Tapak Naga diladeni Candaka juga dengan Jurus Tapak Naga Sakti.“Aku hanya kebetulan bertemu Pendekar Dewa Racun ini saat dia bersama empat Pendekar Dewa lainnya tiba di Kamandaria!” ujar Brahmana.“Kena
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s