Wandi segera melajukan sepeda Adrian menyusul Tina yang pulang terlebih dahulu. Di dalam hatinya Tina tidak tega meninggalkan temannya yang memang penakut. Tetapi karena perasaan dan kesal membuatnya dirinya kehilangan akal sehat. Dengan berat hati akhirnya ia membuat pelan laju motornya, sambil menunggu barangkali Wandi menyusulnya. Benar dugaannya, setelah beberapa menit melihat dari kaca spion Wandi mengendarai sepeda motor CB milik Adrian.Bahagianya gagi hati Wandi, melihat Tina teman cantiknya masih mau menunggu. Meskipun tanpa ucapan akhirnya mereka berdua melajukan sepeda motor pulang ke rumah. Memarkirkan motor di teras rumah dan berniat mencari kunci rumah yang ada di dalam tasnya. Baru saja tangannya masuk ke dalam tas, merasa ada yang aneh terasa di tangannya.“I-ini ... ini apa ya? Kog rasanya empuk-empuk gitu? Perasaan gue nggak naruh apa-apa tadi di tas,” batin Wandi masih meraba-raba isi tasnya.Perlahan ia mengambil barang itu dari dalam tas, dan matanya melotot seaka
Read more