“Sudahlah Pa, kita ikuti Mama saja. Rumah juga jauh lebih hidup karena ada suara tawa dan tangisan anak kecil.” Arka membela mamanya. Dia lalu bersiap-siap pergi ke kantor untuk menghindari perdebatan. Teguh menarik napas panjang, ia mengalihkan pandangannya ke Rhea yang menatapnya dengan muka masam. “Mati aku sekarang,” katanya dalam hati. Ia sadar, Arka dan istrinya akan menjadi batu sandungan besar untuk menjalin hubungan dengan Rhea. Dia mencari jalan keluar. Arka mencium kening istrinya. “Kalau kamu sempat, bantulah Mama mempersiapkan ulang tahun Yashi,” pinta Arka. “Malas ah, lebih baik aku pergi,” Rhea menentang keinginan Arka. Arka diam, dia tahu Rhea bakalan menolak permintaannya, ia saja yang terlalu berharap lebih istrinya mau mengubah pikiran dan bersikap baik pada mamanya juga Yashi. “Terserah kamu, dengan begitu dengan senang hati aku mengurangi jatah belanjamu,” ucap Arka santai. “Eh, gak bisa begitu! Enak saja!” Rhea
Read more