Home / Pendekar / Pendekar Dari Lembah Hitam / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Pendekar Dari Lembah Hitam: Chapter 21 - Chapter 30

200 Chapters

Kota San

Walau hanya bertemu sebentar wanita tua merasa sangat dekat dengan Saga, sebenarnya wanita tua bahkan enggan membiarkan Saga untuk pergi tapi wanita tua itu berpikir memangnya siapa dirinya sampai mau menghentikannya."Jika segel kekuatan iblismu sudah terlepas datanglah lagi kemari, siapa tau aku bisa membantumu melakukan sesuatu," ucap wanita tua yang melihat Saga sudah bersiap pergi."Aku tidak berjanji, tapi akan aku usahakan," sahut Saga."Semoga saja semua berjalan dengan lancar. Kamu berhati-hatilah saat di kota beberapa orang bisa mencium bau kekuatan iblis mu walau tersegel," ucap wanita tua."Kamu tenang saja," sahut Saga santai."Aku pergi dulu, terima kasih sudah menyembuhkan ku. Aku tidak akan pernah melupakannya," sambung Saga melambaikan tangan sambil berjalan pergi.Saga berjalan ke kota mengikuti peta yang diberikan oleh wanita tua, di dalam peta semua terlihat sangat jelas. Setelah berhasil menguasai elemen api dirinya akan menguasai unsur air, tanah, dan angin pikir
Read more

Menara Salam

Raja Suh masih menatap Saga yang memiliki keberanian sangat besar, Raja Suh semakin tertarik pada Saga yang awalnya sangat dicurigainya."Siapa namamu anak muda?" tanya Raja Suh."Saga," sahut Saga."Sebagai Raja aku hanya ingin yang terbaik untuk rakyat ku, aku tidak ingin ada lagi anak kecil yang diculik oleh para anggota sekte iblis. Aku tidak bisa membiarkan jika ada satupun kemungkinan orang yang ada di wilayah ku adalah anggota sekte iblis," ucap Raja Suh."Aku bisa mengerti itu, tapi aku merasa dirugikan di sini. Bagaimana kalau nanti hasilnya sama," sahut Saga."Aku berjanji jika hasilnya sama aku akan melepaskanmu, aku juga akan mengabulkan semua yang kamu inginkan," ucap Raja Suh.Saga langsung menundukkan kepalanya sambil tersenyum, dari awal itu memang yang diinginkannya dan Saga tidak menyangka Raja Suh mengerti apa yang diinginkannya."Kalau begitu aku setuju. Aku percaya Raja tidak akan mengingkari perkataannya," sahut Saga."Guru, dia tidak memiliki sopan santun itu sa
Read more

Menaiki Anak Tangga

Di depan anak tangga Saga semakin dirinya yakin tidak akan mudah sampai ke tingkat lantai pertama, tapi tdak peduli apapun rintangannya Saga berpikir dirinya pasti bisa melaluinya.Deg.Saga yang menaiki anak tangga pertama menghentikan langkahnya tiba-tiba, seketika Saga merasakan kakinya terasa kaku sangat sulit baginya ingin naik ke anak tangga kedua."Aku pasti bisa, ini baru anak tangga pertama, masih ada puluhan anak tangga sampai ke tingkat ketujuh," Saga mencoba meyakinkan dirinya sendiri.Haaaaaaaaaah.Saga langsung menarik nafas panjang mencoba tetap tenang. Saga berusaha kembali mengangkat kakinya berulang kali, usaha yang dilakukan Saga dengan tenang membuatnya bisa melangkah ke anak tangga kedua walau kakinya masih merasa kaku.Di anak tangga kedua langkah Saga kembali terhenti, kali ini bukan hanya kakinya yang kaku Saga merasakan tekanan. yang sangat besar, Masih sama seperti sebelumnya Saga berusaha tetap tenang, Saga masih berusaha berulang kali mengangkat kakinya me
Read more

Api Nirwana

Di dalam kamarnya Awen sedari awal mengkhawatirkan Saga yang masuk ke dalam menara Salam, berita tentang banyaknya orang yang masuk ke menara Salam dan tidak pernah keluar membuatnya takut, bagaimana jika Saga juga tidak bisa keluar pikirnya sambil menatap cermin di mejanya."Tidak, tidak, dia pasti baik-baik saja dia bukan orang lemah," ucap Awen memukul kedua pipinya, Awen mencoba menepis pikiran buruknya.Tak tak tak.Raja Suh mengetukkan jarinya di meja dengan cemas, pikirannya tiba-tiba mengingat tentang orang-orang yang dulu memasuki menara Salam, bagaimana dirinya bisa lupa memberitahu anak muda yang saat ini mungkin juga sudah tidak bisa kembali lagi itu."Yang Mulia terlihat sangat cemas," guru Glai menyadari dari awal Raja Suh sedang memikirkan sesuatu."Aku sangat bersemangat karena yang diminta anak muda itu hanya memasuki menara Salam, aku bahkan sampai lupa memberitahunya banyak orang yang tidak pernah kembali setelah masuk ke sana," sahut Raja Suh."Itu bukan kesalahan
Read more

Perguruan Darah Hitam

Malam itu juga Saga bergegas pergi meninggalkan kota, saat melewati gerbang Saga melihat ke arah Glai yang terlihat sangat kesal padanya. Sambil berjalan pergi Saga hanya tersenyum, dirinya sangat senang kekuatan iblisnya yang tersegel tidak terdeteksi oleh Glai dan gurunya.Setelah merasa cukup jauh dari kota Saga menghentikan langkahnya, peta kembali di buka oleh Saga untuk melihat ke mana tujuan selanjutnya."Perguruan Darah hitam," ucap Saga setelah melihat tulisan kecil di bagian tempat yang akan dituju.Selesai memastikan Saga kembali melanjutkan perjalanannya tidak peduli dengan gelapnya malam, Saga berjalan ke arah barat laut menuju perguruan Darah hitam yang jaraknya cukup jauh dari tempatnya saat ini berada.Untuk mempersingkat waktu Saga menggunakan langkah cepatnya, Dua hari perjalanan tanpa henti Saga akhirnya tiba di perguruan Darah hitam yang berada di tengah-tengah kota kematian.Saga yang memasuki gerbang di sambut bangunan-bangunan tak berpenghuni, suasana kota terli
Read more

Kebenaran Kakek Buyutnya

Kedua tangan Saga masih kesakitan setelah menahan panah es hitam Ketua Jin, tidak ingin dianggap kalah Saga perlahan bangkit berdiri dan berjalan ke arah Ketua Jin yang menatapnya dengan heran."Aku sudah menerima 3 serangan mu, bukankah sekarang saatnya kamu menyambutku," ucap Saga mencoba menyembunyikan rasa sakitnya."Ketua Gas bawa dia masuk ke dalam, minta tabib untuk mengobatinya," sahut Ketua Jin yang langsung berjalan pergi meninggalkan Saga.Saga di bawa ke sebuah ruangan oleh Ketua Gas, tabib perguruan juga dipanggilkan untuk Saga. Seharian itu Saga benar-benar seperti mendapatkan sambutan, tidak lupa makanan juga diberikan padanya walau Ketua Jin sama sekali tidak datang menemuinya.Brrrraaaaaaaaaaaaaak.Ketua Jin mendobrak pintu kamar Saga, melihat Saga berbaring santai Ketua Jin menggertakkan gigi kesal."Apa kamu sudah puas dengan sambutan perguruan ku, sekarang kamu bisa memberitahuku siapa yang menyuruhmu datang kemari," ucap Ketua Jin."Tidak ada yang menyuruhku datan
Read more

Menguasai Elemen Air

Ketua Jin bingung apa yang harus dilakukannya sekarang, jika orang luar tahu Kakek buyutnya yang seorang anggota sekte iblis masih hidup perguruan Darah hitam tidak akan lagi damai.Melihat Saga yang berjalan pergi Ketua Jin tiba-tiba memikirkan sesuatu, saat ini yang mengetahui rahasia tentang Kakek buyutnya hanya Saga tapi jika Saga mati semua akan kembali menjadi rahasia yang tidak akan diketahui siapapun pikirnya.Wheeeeeeeeeeeeesssss.Anak panah diarahkan Ketua Jin ke Saga yang melewati air terjun, bidikan Ketua Jin yang tidak tepat membuat Saga seketika memutar badannya."Kenapa kamu ingin membunuhku?" tanya Saga."Kamu seharusnya tahu anggota sekte iblis sangat dibenci oleh siapapun, kalau aku membiarkanmu keluar dari sini hidup-hidup sudah jelas perguruan Darah hitam akan dalam bahaya," ucap Ketua Jin."Jadi kamu berpikir aku tidak bisa menjaga rahasia, kamu ingin membunuhku agar tidak ada yang mengetahui tentang Kakekmu," sahut Saga."Baguslah kalau kamu tahu," ucap Ketua Jin
Read more

Elemen Tanah

Mengikuti peta tempat yang akan dituju selanjutnya tak jauh dari kota mati, Saga hanya perlu berjalan ke arah Utara hingga sampai ke pohon sebuah pohon besar berusia ribuan tahun, Untuk menguasai Elemen tanah Saga harus mendapatkan pengakuan dari pohon kehidupan.Setelah berjalan beberapa jam Saga yang melihat pohon kehidupan dari kejauhan menghentikan langkahnya sejenak, Saga mengusap peluh di wajahnya sambil menatap pohon kehidupan yang dikelilingi tanaman merambat yang cukup lebat."Bentuknya sedikit berbeda dari yang ada di dalam peta," ucap Saga matanya berulang kali melihat ke peta dan pohon yang ada di depannya."Buah dari pohon kehidupan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit bahkan bisa menghidupkan orang mati, pohon kehidupan berbuah ratusan tahun sekali wajar jika pohon itu tidak ada yang merawatnya, karena orang berpikir pohon itu tidak berguna untuk sementara," sahut Luang."Ahhhhh ternyata seperti itu, tapi bukankah berarti pohon ini sangat kasihan," ucap Saga mengang
Read more

Macan Belang

Tempat yang akan Sagq tuju terakhir bernama padang pasir Titan, berada di bagian selatan daratan Cina yang setengahnya dikuasai oleh ras siluman. Sepanjang jalan Saga sempat berpikir siluman apa yang sekiranya menempati padang pasir, tempat yang gersang dan panas itu bagaimana mereka bisa bertahan hidup di sana.Sepuluh hari berlalu sejak Saga pergi meninggalkan pohon kehidupan, terlihat dari peta perjalanan masih sangat panjang bagi Saga yang hanya berjalan kaki dan sesekali menggunakan langkah cepatnya.Saga memutuskan beristirahat sejenak setelah melihat di peta perjalanannya masih panjang, di bawah batu besar Saga menyandarkan tubuhnya sambil menutup mata.Heeeeeeeeeerrrrrr.Samar-samar suara terdengar di telinga Saga, semakin lama suara terdengar semakin dekat dan Saga merasa saat ini sesuatu sedang berdiri di depannya.Heeeeeeeeeeeeerrrrrrrrr."Beraninya manusia memasuki wilayah ku, akan aku cabik-cabik lalu ku makan kau," ucap Macan Belang yang terus menggeram di depan Saga.Wh
Read more

Padang Pasir

Awalnya tujuan Macan belang mencoba menjadi teman Saga hanya karena ingin mendapatkan sedikit pengakuan dari sang Naga, tapi setelah melihat kemampuan Saga saat bertarung dengan berani Macan belang berganti mengangumi Saga, Macan hitam menjadi sadar diri kalau memang benar dirinya tidak pantas berteman dengan Saga atau manusia manapun.Macan belang yang menyesal melangkah pergi meninggalkan Saga, Saga sendiri yang melihat ketulusan Macan belang langsung menarik nafas panjang."Mau pergi ke mana kamu," ucap Saga membuat Macan belang menghentikan langkahnya."Tentu saja kembali ke wilayah ku, tidak perlu khawatir aku tidak akan mengganggumu lagi apalagi mengikuti mu, bahkan kamu tidak akan melihat ku selamanya," sahut Macan belang."Jadi perkataanmu yang ingin menjadi temanku hanya omong kosong, kalau benar kamu ingin menjadi temanku kembali kemari," ucap Saga berteriak keras.Mendengar perkataan Saga Macan belang berbalik ke arahnya, jika Saga benar-benar mau berteman dengannya Macan b
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status