Semua Bab Pendekar Dari Lembah Hitam: Bab 171 - Bab 180

200 Bab

Benua Satuan

Saga di sedot keluar tepat setelah cahaya putih terlihat. Saga yang keluar dari portal tiba di benua satuan, benua yang terkenal penghasil batu jiwa terbesar."Ini," ucap Saga.Saga tidak menyangka baru berpindah sudah di sambut ratusan batu jiwa yang tersebar di sekitarnya, semua batu jiwa muncul dari dalam tanah dan muncul ke permukaan."Apa ini yang dinamakan keberuntungan," gumam Saga.Saga mengambil batu jiwa yang ada disekitarnya, batu jiwa itu sangat berguna untuk para muridnya."Siapa kamu? Kenapa kamu mengambil milik kami?" Tanya seseorang tepat di belakang Saga."Milik kalian? Bukannya ini hasil bumi, sejak kapan hasil bumi menjadi milik kalian," ucap Saga."Kamu orang luar tidak berhak mengambil yang ada di sini, ikut aku menemui Tetua. Kamu harus dihukum karena mengambil milik kami," sahut pria sambil mengarahkan tombak ke arah Saga."Kalau begitu bawa aku pergi menemui Tetua mu," ucap Saga lagi.Pria di depan Saga terlihat kebingungan, walau begitu dirinya meminta Saga be
Baca selengkapnya

Reruntuhan

Saga tak percaya apa yang dikatakan oleh Rea, Saga berpikir Rea hanya ingin membohonginya dan mencoba untuk tetap menahannya.Sampai di tempat sepi Saga melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, darahnya di teteskannya berbentuk lambang sambil berulang kali membaca mantra.Tak butuh waktu lama portal terbuka di atasnya, Saga yang mencoba lompat ke atas berulang kali sama sekali tidak bisa masuk ke dalamnya."Tidak ini pasti ada yang salah," gumam Saga.Saga kembali menggores tangannya dan langsung membuat lambang, setelah membaca mantra portal terbuka lagi berada di depannya."Kali ini pasti bisa," dalam hati Saga.Braaaaaaaaak.Braaaaaaaaaaak.Masih sama seperti sebelumnya Saga yang berusaha masuk terus terhalang, Saga bahkan menyerang portal berharap bisa masuk ke dalam portal yang membawanya ke benua Zuka."Aku mengatakan sejujurnya padamu, tapi kamu tidak mempercayai ku," ucap Rea yang datang bersamaan dengan Luang."Kamu bahkan tak menunggu ku," sahut Luang."Tidak bisa, portal
Baca selengkapnya

Pulang Tanpa Hasil

Batu jiwa yang didapatnya akan dijadikan buah tangan untuk anggotanya dan murid-murid lain agar bisa terus menerobos tingkat, saat ini Saga tidak tau harus berbuat apa walau sudah mengetahui di mana keberadaan perguruan Yai.Saga juga tidak mengerti bagaimana cara Yai menutup portal membuat semua tidak ada yang bisa melewatinya, perjalanan yang seharusnya bisa dilaluinya dengan cepat tidak dilakukan oleh Saga, Saga memilih berjalan kaki sambil terus berpikir dirinya berharap bisa menemukan solusi agar bisa sampai ke benua Zuka."Di atas langit, masih ada langit," gumam Saga."Benar, lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?" Tanya Luang."Pasti ada jalan untuk ke sana, setidaknya pasti ada orang yang bisa membuka portal untuk ke sana walau bukan aku," ucap Saga."Aku hanya perlu mencari orang itu," sambung Saga sambil terus berjalan.Luang hanya menganggukkan kepala mendengar perkataan Saga, Luang bersyukur Saga masih berusaha tidak peduli seberapa tidak mungkin untuknya ke benua Zuka
Baca selengkapnya

Wilayah Siluman

Di tempat lain akibat badai ruang hampa Tetua Zum dan Tetua Rag terpisah dari yang lain, keduanya terjatuh di tempat yang sama seakan waktu sendiri tidak ingin memisahkan mereka.Berbeda dari Raran Tetua Zum dan Tetua Rag tidak terlalu terluka parah walau sama-sama terlempar, keduanya menatap langit bersamaan yang terlihat lebih cerah dari langit di dunia mereka."Apa yang terjadi? Kenapa siluman Macan dan siluman Singa berbaring di wilayah siluman Harimau," ucap warga siluman Harimau."Haaaah, siluman. Apa itu?" Tanya Tetua Zum yang langsung bangkit berdiri."Kalian ikut aku, tidak baik jika kalian tetap berada di wilayah kami," ucap warga siluman Harimau.Tetua Zum dan Tetua Rag yang bangkit berdiri mengikuti warga Siluman Harimau, warga siluman Harimau mengantar keduanya sampai ke perbatasan wilayah siluman Singa dan siluman Macan."Bawalah anggota kalian ini, mereka tersesat di wilayah siluman Harimau," ucap warga siluman Harimau.Tanpa menunggu jawaban dari warga Siluman Singa da
Baca selengkapnya

Perguruan Darah Hitam

Badai ruang hampa membuat Qu Wi terlempar seperti yang lainnya, berbeda dari Raran Qu Wi yang hampir terjatuh masih sempat menggunakan pedangnya untuk mendarat dengan selamat."Untung saja," gumam Qu Wi sambil memperhatikan sekelilingnya.Pedangnya yang digunakannya untuk mendarat dilemparkannya kembali masuk ke dalam sarung pedangnyaTanpa Qu Wi sadari pendaratan mulusnya sudah diperhatikan beberapa orang. Beberapa orang yang memperhatikannya merasa terkagum, baru kali ini mereka melihat seorang ahli pedang yang terlihat sangat kuat berbeda dari yang pernah mereka lihat selama ini."Siapa kalian? Keluarlah," ucap Qu Wi."Kami dari perguruan pedang Darah hitam, melihat mu memiliki roh pedang kami sangat terkejut, di tempat kami hanya para Ketua terdahulu yang memilikinya," sahut Ketua Homan."Heeeeeh, itu aneh. Dia bahkan lebih hebat dari ku apa dia berada di perguruan kalian?" Tanya Qu Wi."Siapa yang kamu maksud? Apa kamu mencari Ketua kami terdahulu?" Tanya Biun adik Ketua Homa."K
Baca selengkapnya

Pak Tua Pe

Saga terbang menuju perguruannya diikuti Qu Wi dari belakang, sesampainya tak jauh dari wilayahnya Saga bergegas turun dari pedangnya, Saga memilih berjalan kaki walau tidak jauh agar Qu Wi bisa mengetahui seperti inilah tempatnya yang berbeda karena bukan perguruan resmi seperti milik Qu Wi."Perguruan yang menarik," ucap Qu Wi."Tempat ini bukan perguruan resmi," sahut Saga.Qu Wi langsung menutup mulutnya sambil berjalan di belakang Saga, tepat setelah Qu Wi masuk bersama Saga tatapan mata Siun dan Nim tak berkedip sekalipun."Kali ini siapa lagi yang dibawanya?" Dalam hati Siun."Ikut aku, aku akan mengantarmu ke yang lain," ucap Saga."Baiklah," sahut Qu Wi.Saga mengantar Qu Wi bertemu yang lainnya, semua masih berada di rumah Siun yang berjarak hanya beberapa meter darinya."Aku sudah membawa satu lagi, tunggu sampai semua berkumpul aku akan bertanya pada kalian semua," ucap Saga.Saga langsung berjalan pergi meninggalkan Qu Wi, saat ini dirinya masih harus mencari pak tua Pe y
Baca selengkapnya

Penjelasan Mereka

Sesampainya di rumahnya Saga tak meminta semuanya untuk masuk, Saga menghalangi pintu dan menatap semuanya agar segera berbicara kenapa mereka bisa sampai datang kemari."Sebelumnya berkat kamu kami semua bisa sampai ke tingkat Mutiara Surga dan Neraka," ucap Qu Wi."Berkat kamu juga kamu bisa saling mengenal satu sama lain," sambung Qu Wi."Itu bukan alasan yang bagus untuk kalian datang kemari," sahut Saga."Ini belum selesai," ucap Qu Wi."Yang dikatakan olehnya memang benar, semua bermula dari situ. Karena kami sama-sama ingin menjadi kuat kami memutuskan untuk tidak saling bersaing, siapa yang bertahan sampai akhir sudah pantas menjadi yang terkuat," sahut Ketua Pe."Apa hubungannya itu dengan kedatangan kalian?" Tanya Saga lagi."Setelah kami sama-sama sampai ke tingkat mutiara Neraka kami serentak mendapatkan mimpi yang sama, di waktu yang sama," ucap Raran."Di dalam mimpi itu kami semua di suruh seseorang datang ke dunia mu untuk membantu mu yang saat ini sedang dalam kesulit
Baca selengkapnya

Keluarga Kerajaan

Qu Wi dan Raran sama-sama baru tahu kalau mereka sama-sama menyukai Saga, bagi setiap wanita menyukai pria yang mereka sukai adalah kesalahan terbesar. Untuk mendapatkan kepastian mereka harus bertarung dan menang, setelah menang pemenangnya yang akan bertanya pada orang yang mereka sukai tentang perasaan mereka."Kalau begitu aku akan mengalahkannya lebih dulu baru melawan mu," ucap Raran."Aku yang akan melakukan itu," sahut Qu Wi."Berhenti berdebat, kalian berdua maju saja biar aku sendiri yang jadi pemenangnya," ucap Nim.Saga yang sudah bisa menebak seperti apa nanti berjalannya pertandingan memutuskan untuk tidak melihatnya, Saga memilih melatih anak-anak yang ingin menguasai keempat elemen.Tap, tap, tap.Suara langkah kaki Ajer terdengar sangat cepat, tak berselang lama Ajer berdiri di depan Saga ingin menyampaikan apa yang sedang terjadi."Di luar sana beberapa kereta kuda dan puluhan pengawal baru saja tiba," ucap Ajer."Apa kamu tau siapa mereka?" Tanya Saga."Mereka orang
Baca selengkapnya

Mencari Tahu Susunan

Saga bergegas menghampiri Qilu Wi, dan yang lainnya membawa gambaran yang digambar setelah terbangun dari tidurnya. Semua yang berada di halaman belakang sedang berlatih satu sama lain, mereka lebih mempermudah Saga karena tidak perlu lagi mencari-cari mereka karena sudah berkumpul."Apa yang kamu bawa itu?" Tanya Ketua Pe yang melihat Saga berjalan mendekat.Saga membuka kertas yang ada di tangannya dan membuatnya melayang di depan semuanya, tanpa menunggu Saga menjawab mereka semua memperhatikan gambar lambang formasi yang ada di depan mereka."Apa kalian ada yang pernah lihat lambang formasi ini?" Tanya Saga."Aku seperti pernah melihatnya," ucap Raran."Aku mengingatnya, sebelum kita semua terkena badai ruang hampa aku melihat lambang formasi ini," sambung Raran."Aku juga baru mengingatnya, benar lambang ini terlihat sebelum badai ruang hampa datang," sahut Tetua Zum."Kalian hanya pernah melihatnya saat itu, apa kalian tidak tau apa-apa lagi tentang lambang formasi ini?" Tanya S
Baca selengkapnya

Rencana Untuk Saga

Yunsi menatap Qu Wi yang terlihat sedang berpikir, Yunsi masih tidak tau apa yang saat ini dipikirkan oleh Qu Wi dan kenapa hanya diam setelah mendengar jawabannya.Melihat Yunsi menatapnya Qu Wi bergegas menarik tangannya, Qu Wi membawa Yunsi menjauh ke tempat yang tidak akan ada orang mendengar pembicaraan mereka."Kenapa kamu membawaku pergi?" Tanya Yunsi yang sama sekali tidak tau apa yang akan dilakukan Qu Wi."Apa kamu tidak mau membantu Ketua Saga untuk menerobos tingkat?" Tanya Qu Wi balik."Aku sudah bilang tadi, aku sudah menawarkan diri untuk berkultivasi ganda Ketua Saga sendiri yang menolaknya," sahut Yunsi."Dia tidak mau karena tidak mau merusakmu, tapi jika kamu melakukan dengan cara lain aku sangat yakin dia tidak akan keberatan," ucap Qu Wi."Lalu bagaimana caranya?" Tanya Yunsi penasaran.Qu Wi mendekatkan mulutnya berbisik di telinga Yunsi, semua dibisikkannya dengan jelas sampai Yunsi berulang kali menganggukkan kepalanya."Aku akan menyiapkan semuanya, beberapa h
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status