All Chapters of Mutiara istri yang dijual: Chapter 11 - Chapter 20

121 Chapters

mencari jalan keluar21+

Leo benar benar mengantarkan Tiara sampai pintu gerbang."nyonya saya harap anda merubah keputusan nyonya,lebih baik anda menuruti perintah tuan demi keselamatan anda." Leo mencoba menasehati Tiara"maaf Leo aku tidak bisa,lebih baik aku berusaha mencari jalan keluar dari sini Leo aku manusia bebas,bukan budaknya.""baiklah kalau itu sudah menjadi keputusan nyonya,saya hanya bisa berdoa supaya anda selamat dan bisa keluar dari sini." Leo mendoakan Tiara dengan tulus,walaupun ia tahu sangat mustahil bisa keluar dari sini sendiri apalagi disini ada beberapa hewan buas peliharaan Dewa.setelah berpamitan dengan Leo,Tiara berjalan lurus mengikuti arah jalan beraspal, berjalan sambil memegang pisau yang di sembunyikan di dalam tasnya.sementara Dewa memperhatikan setiap gerak gerik Tiara dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Tiara terus berjalan dan berhenti sejenak untuk istirahat dia mengambil minum dan roti yang ia ambi
Read more

sikap lembut Dewa

sudah hampir seminggu Tiara tak sadarkan diri,hal itu membuat dewa uring uringan.dilihatnya wajah Tiara yang pucat tanganya terpasang selang infus.dia mendekati Tiara yang tak sadarkan diri,dia duduk di tepian ranjang tanganya terulur mengelus wajah Tiara yang pucat."hei kenapa kamu tidur lama sekali,apa kamu tidak rindu denganku?" ucap Dewa"ayo bangunlah,kita akan bermain bersama,aku merindukan ocehanmu Tiara."setelah mengatakan itu Dewa menunduk,ia menyesal karena sudah membuat Tiara seperti ini.ini pertama kalinya bagi Dewa menyesali apa yang telah ia perbuat,sungguh ia sendiri bingung,kenapa ia bisa menyesal,jika biasanya ia akan menikmati para harimaunya itu memakan musuh musuhnya,tetapi tidak dengan Tiara,dia menyesal karena telah membuat Tiara terluka parah.Dewa menggenggam erat tangan Tiara,hingga tangan itu perlahan bergerak.Dewa yang merasa ada pergerakan seketika mendongak dan tersenyum ketika mata Tiara ber
Read more

Calista ingin kembali

semakin hari kondisi Tiara semakin membaik,terhitung sudah dua Minggu sejak kejadian naas itu berlalu,kini Tiara sedikit bisa menggerakkan tangan dan kakinya.dan selama itu juga Dewa begitu perhatian dan bersikap lembut terhadanya."hari ini aku akan berangkat ke kantor,karena akan ada pertemuan penting dengan klienku." ucap Dewa kepada Tiara saat mereka tengah menyantap sarapan bersama. sekarang Tiara sudah bisa makan sendiri,meskipun tadi Dewa menawarkan ingin menyuapinya,tetapi ia menolaknya."hmmmm...." Tiara hanya berdehem acuh,berbeda dengan hatinya,ia sungguh berat ketika Dewa mengatakan itu.tetapi ia gengsi untuk mengakuinya.Dewa tersenyum melihat tingkah Tiara,dia tahu kalau Tiara tidak rela jika ia harus pergi,apalagi untuk waktu yang lama.Dewa mendekati Tiara dan meraih pinggangnya erat,"bagaimana kalau sebelum pergi kita bermain sebentar?" ucap Dewa menggoda"hish ....menyingkirlah apa kau tidak lihat tangan dan ka
Read more

calista

Dewa membawa makan malam ke dalam kamar dimana Tiara yang masih terlelap karena kelelahan.Dewa melihat Tiara yang masih terlelap dengan senyuman manis.sungguh Dewa sangat menyukai Tiara yang penurut seperti tadi,dan untuk hari ini percintaan mereka sungguh membuatnya merasa puas.bukan berarti sebelumnya ia tidak puas,tetapi entah kenapa ia begitu lebih bahagia setelah selasai melakukanya seharian ini.dia mendekat ke arah Tiara lalu di belainya lembut pipi Tiara dan mengecupnya dengan lembut "Tiara bangunlah,perutmu harus diisi." ucapnya berbisik di telinga TiaraTiara masih tak menghiraukan panggilan Dewa, dia malah semakin membenamkan tubuhnya di bawah selimut dan melanjutkan tidurnya.Dewa hanya menggeleng melihat tingkah Tiara, tetapi ia tidak menyerah untuk membangunkan wanitanya itu.Dewa menelusup masuk di balik selimut,lalu di rengkuhnya tubuh polos Tiara dari belakang,ia menciumi tengkuk Tiara yang sudah di penuhi deng
Read more

Calista kembali

pukul 10 pagi Dewa baru terbangun dari tidur panjangnya.ini pertama kalinya ia bisa tidur dengan nyenyak,di menoleh kesamping dan melihat Tiara yang tidur memunggunginya.Dewa tersenyum melihat Tiara yang masih tertidur ia mengecup kepala Tiara dan lalu beranjak dar tidurnya dan menuju ke kamar mandi. hari ini ia harus pergi ke kantornya,ia tidak ingin mengecewakan kliennya lagi.sepuluh menit Dewa berkutat di kamar mandi,kini ia keluar dengan wajah yang lebih segar dan bersemangat.di lihatnya Tiara yang masih tertidur,dia tidak ingin mengganggu wanitanya itu,dia lebih memilih meninggalkan pesan yang di tulisnya di atas nakas samping Tiara tidur.ia menatap Tiara sekali lagi,senyum itu muncul dan akhirnya Dewa pergi meninggalkan Tiara yang masih berkutat dengan mimpinya."selamat pagi tuan." sapa Leo"pagi.""ingin sarapan atau langsung pergi?""kita langsung pergi saja Leo,aku tak ingin mengecewakan kolegaku. ah...ya jangan lupa
Read more

mencintai iblis

Dewa dan Calista seharian ini menghabiskan waktu bersama di apartemen milik Dewa.mereka mencurahkan rasa rindu yang sudah lama mereka tahan."sekarang ceritakan padaku, kau berada dimana selama satu tahun ini?" tanya Dewa yang memeluk tubuh telanjang Calista,mereka begelung di dalam satu selimut setelah kegiatan panas mereka. sungguh Dewa sangat merindukan belaian dan tubuh Calista,meski kini tubuh Calista berubah menjadi kurus dan kulitnya agak hitam tak membuat rasa untuk Calista berubah.Calista memasang wajah sedih sembari menunduk "sebenarnya aku ditemukan oleh salah satu warga desa terpencil, dan saat aku sudah tersadar aku tak bisa mengingat apapun Dewa, aku beruntung ada orang baik yang menemukan ku dan menganggapku sebagai anaknya, banyak warga sekitar yang membantuku untuk mencari keluargaku tapi semua itu nihil dari semua banyak warga desa yang membantuku tak ada satu pun yang menemukan keluargaku. sungguh aku merasa putus asa waktu itu,dengan terpaksa m
Read more

terbuang

Tanpa terasa sudah satu bulan Dewa tidak menemui Tiara,selama itu juga Tiara memendam kerinduan yang begitu dalam.ia ingin sekali bertemu dengan Dewa dan memeluk erat tubuh kekar itu,tetapi ia tak bisa melakukan apapun karena Dewa tak kunjung menemuinya. beberapa kali ia menanyakan kepada Leo kapan Dewa akan datang,tetapi selalu jawaban yang sama ia dapatkan.kini Tiara sedang berada di taman ia menanam beberapa bunga,ia menyuruh Leo untuk membelikan beberapa bibit bunga untuk ia tanam.terus terang ia merasa bosan dan mengalihkan rasa bosanya untuk melakukan pekerjaan ringan seperti ini.saat sedang asik menanam bunga mawar kesukaannya,Leo datang menemuinya dan berkata kalau Dewa sudah datang dan ingin menemuinya segera.Tiara yang mendengar Dewa sudah menunggunya,dengan semangat ia melangkahkan kakinya untuk menemui Dewa.sebelum ia menemui Dewa ia mencuci tanganya dan merapikan penampilanya.ia berjalan dengan penuh semangat ke ruangan
Read more

rencana pernikahan

Sementara itu Dewa menatap kepergian mobil yang mengantar Tiara keluar dari filanya. ada sedikit rasa bersalah karena ia lagi lagi melukai hati Tiara.sebenarnya dia tidak ingin melakukan ini tetapi ia juga tidak ingin melukai Calista."apa yang aku pikirkan,bukankah aku sudah memberikan rumah dan uang sebagai kompensasinya?" tanya Dewa pada dirinya sendiri.kring...kring....ponselnya berbunyi ia melihat siapa yang menelponnya,seketika bibirnya tersungging saat melihat siapa yang sudah menelponnya,tanpa menunggu lama ia mengangkat telpon dari kekasihnya itu "ya ,sayang kenapa?" sapanya lembut"Sayang kamu dimana, aku sedang berada di kantormu kita hari ini kan kita ada jadwal foto prewedding sayang." ucap Calista manja"aku sedang ada urusan,tapi kamu tak perlu kawatir,aku akan segera sampai di kantor.""baiklah aku akan menunggumu, I love you." ucap Calista malu malu"love you to..."akhirnya mereka mengakhir
Read more

mencari pekerjaan

Tiara sudah sampai di rumahnya,ia melihat seisi ruangan rumahnya,terlihat sangat berdebu dan kotor.ia menghembuskan nafas karena harus membersihkan rumahnya terlebih dahulu.ia mengambil peralatan tempurnya,dan mulai membersihkan semua ruangan rumahnya.butuh waktu dua jam untuk menyelesaikan pekerjaannya,ia mengistirahatkan tubuhnya untuk menghilangkan rasa lelahnya."akhirnya,selesai juga." ucapnya kemudian dia menerawang jauh mengingat ketika kedua orang tuanya masih hidup,ia begitu bahagia memiliki keluarga yang utuh,tetapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama,saat umur sepuluh tahun orang tuanya mengalami kecelakaan tunggal akibat rem blong pada mobil mereka. waktu itu hari Minggu,seperti biasa keluarganya menikmati acara Minggu dengan jalan-jalan tetapi saat akan berangkat,tiba-tiba mobil yang di kendarai tidak bisa berhenti dan akhirnya mereka kecelakaan.kedua orang tua Tiara meninggal di tempat dan Tiara berhasil di selamatkan.
Read more

hamil

pukul lima pagi Tiara bangun dari tidurnya,tiba-tiba dia merasakan perutnya seperti di aduk,dan ingin mengeluarkan semua isi perutnya.ia berlari ke arah kamar mandi dengan tergesa gesa.Hoek...Hoek ...Hoek....Tiara berusaha mengeluarkan semua isi perutnya tetapi hanya cairan bening dan rasa pahit yang mendominasi."duh...aku kenapa ya?kok sudah tiga hari ini aku mual-mual terus?" ia berjalan keluar secara perlahan sambil tanganya memegangi dinding rumahnya. sungguh kepalanya serasa mau pecah,dan perut yang terus bergejolak.ia mencari minyak kayu putih,ia berharap dengan menghirupnya rasa yang tidak enak ini akan terasa jauh lebih baik.ia menghirup dalam minyak kayu putih menghembuskan secara perlahan.ia melakukanya hingga beberapa kali."untung aku selalu menyiapkan ini." ucapnya setelah merasakan agak lebih baik. tanpa sengaja netranya menatap pada kalender yang menempel didinding kamarnya.ia berjalan mendekat melihat t
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status