semakin hari kondisi Tiara semakin membaik,terhitung sudah dua Minggu sejak kejadian naas itu berlalu,kini Tiara sedikit bisa menggerakkan tangan dan kakinya.dan selama itu juga Dewa begitu perhatian dan bersikap lembut terhadanya.
"hari ini aku akan berangkat ke kantor,karena akan ada pertemuan penting dengan klienku." ucap Dewa kepada Tiara saat mereka tengah menyantap sarapan bersama. sekarang Tiara sudah bisa makan sendiri,meskipun tadi Dewa menawarkan ingin menyuapinya,tetapi ia menolaknya."hmmmm...." Tiara hanya berdehem acuh,berbeda dengan hatinya,ia sungguh berat ketika Dewa mengatakan itu.tetapi ia gengsi untuk mengakuinya.Dewa tersenyum melihat tingkah Tiara,dia tahu kalau Tiara tidak rela jika ia harus pergi,apalagi untuk waktu yang lama.Dewa mendekati Tiara dan meraih pinggangnya erat,"bagaimana kalau sebelum pergi kita bermain sebentar?" ucap Dewa menggoda"hish ....menyingkirlah apa kau tidak lihat tangan dan kaDewa membawa makan malam ke dalam kamar dimana Tiara yang masih terlelap karena kelelahan.Dewa melihat Tiara yang masih terlelap dengan senyuman manis.sungguh Dewa sangat menyukai Tiara yang penurut seperti tadi,dan untuk hari ini percintaan mereka sungguh membuatnya merasa puas.bukan berarti sebelumnya ia tidak puas,tetapi entah kenapa ia begitu lebih bahagia setelah selasai melakukanya seharian ini.dia mendekat ke arah Tiara lalu di belainya lembut pipi Tiara dan mengecupnya dengan lembut "Tiara bangunlah,perutmu harus diisi." ucapnya berbisik di telinga TiaraTiara masih tak menghiraukan panggilan Dewa, dia malah semakin membenamkan tubuhnya di bawah selimut dan melanjutkan tidurnya.Dewa hanya menggeleng melihat tingkah Tiara, tetapi ia tidak menyerah untuk membangunkan wanitanya itu.Dewa menelusup masuk di balik selimut,lalu di rengkuhnya tubuh polos Tiara dari belakang,ia menciumi tengkuk Tiara yang sudah di penuhi deng
pukul 10 pagi Dewa baru terbangun dari tidur panjangnya.ini pertama kalinya ia bisa tidur dengan nyenyak,di menoleh kesamping dan melihat Tiara yang tidur memunggunginya.Dewa tersenyum melihat Tiara yang masih tertidur ia mengecup kepala Tiara dan lalu beranjak dar tidurnya dan menuju ke kamar mandi. hari ini ia harus pergi ke kantornya,ia tidak ingin mengecewakan kliennya lagi.sepuluh menit Dewa berkutat di kamar mandi,kini ia keluar dengan wajah yang lebih segar dan bersemangat.di lihatnya Tiara yang masih tertidur,dia tidak ingin mengganggu wanitanya itu,dia lebih memilih meninggalkan pesan yang di tulisnya di atas nakas samping Tiara tidur.ia menatap Tiara sekali lagi,senyum itu muncul dan akhirnya Dewa pergi meninggalkan Tiara yang masih berkutat dengan mimpinya."selamat pagi tuan." sapa Leo"pagi.""ingin sarapan atau langsung pergi?""kita langsung pergi saja Leo,aku tak ingin mengecewakan kolegaku. ah...ya jangan lupa
Dewa dan Calista seharian ini menghabiskan waktu bersama di apartemen milik Dewa.mereka mencurahkan rasa rindu yang sudah lama mereka tahan."sekarang ceritakan padaku, kau berada dimana selama satu tahun ini?" tanya Dewa yang memeluk tubuh telanjang Calista,mereka begelung di dalam satu selimut setelah kegiatan panas mereka. sungguh Dewa sangat merindukan belaian dan tubuh Calista,meski kini tubuh Calista berubah menjadi kurus dan kulitnya agak hitam tak membuat rasa untuk Calista berubah.Calista memasang wajah sedih sembari menunduk "sebenarnya aku ditemukan oleh salah satu warga desa terpencil, dan saat aku sudah tersadar aku tak bisa mengingat apapun Dewa, aku beruntung ada orang baik yang menemukan ku dan menganggapku sebagai anaknya, banyak warga sekitar yang membantuku untuk mencari keluargaku tapi semua itu nihil dari semua banyak warga desa yang membantuku tak ada satu pun yang menemukan keluargaku. sungguh aku merasa putus asa waktu itu,dengan terpaksa m
Tanpa terasa sudah satu bulan Dewa tidak menemui Tiara,selama itu juga Tiara memendam kerinduan yang begitu dalam.ia ingin sekali bertemu dengan Dewa dan memeluk erat tubuh kekar itu,tetapi ia tak bisa melakukan apapun karena Dewa tak kunjung menemuinya. beberapa kali ia menanyakan kepada Leo kapan Dewa akan datang,tetapi selalu jawaban yang sama ia dapatkan.kini Tiara sedang berada di taman ia menanam beberapa bunga,ia menyuruh Leo untuk membelikan beberapa bibit bunga untuk ia tanam.terus terang ia merasa bosan dan mengalihkan rasa bosanya untuk melakukan pekerjaan ringan seperti ini.saat sedang asik menanam bunga mawar kesukaannya,Leo datang menemuinya dan berkata kalau Dewa sudah datang dan ingin menemuinya segera.Tiara yang mendengar Dewa sudah menunggunya,dengan semangat ia melangkahkan kakinya untuk menemui Dewa.sebelum ia menemui Dewa ia mencuci tanganya dan merapikan penampilanya.ia berjalan dengan penuh semangat ke ruangan
Sementara itu Dewa menatap kepergian mobil yang mengantar Tiara keluar dari filanya. ada sedikit rasa bersalah karena ia lagi lagi melukai hati Tiara.sebenarnya dia tidak ingin melakukan ini tetapi ia juga tidak ingin melukai Calista."apa yang aku pikirkan,bukankah aku sudah memberikan rumah dan uang sebagai kompensasinya?" tanya Dewa pada dirinya sendiri.kring...kring....ponselnya berbunyi ia melihat siapa yang menelponnya,seketika bibirnya tersungging saat melihat siapa yang sudah menelponnya,tanpa menunggu lama ia mengangkat telpon dari kekasihnya itu "ya ,sayang kenapa?" sapanya lembut"Sayang kamu dimana, aku sedang berada di kantormu kita hari ini kan kita ada jadwal foto prewedding sayang." ucap Calista manja"aku sedang ada urusan,tapi kamu tak perlu kawatir,aku akan segera sampai di kantor.""baiklah aku akan menunggumu, I love you." ucap Calista malu malu"love you to..."akhirnya mereka mengakhir
Tiara sudah sampai di rumahnya,ia melihat seisi ruangan rumahnya,terlihat sangat berdebu dan kotor.ia menghembuskan nafas karena harus membersihkan rumahnya terlebih dahulu.ia mengambil peralatan tempurnya,dan mulai membersihkan semua ruangan rumahnya.butuh waktu dua jam untuk menyelesaikan pekerjaannya,ia mengistirahatkan tubuhnya untuk menghilangkan rasa lelahnya."akhirnya,selesai juga." ucapnya kemudian dia menerawang jauh mengingat ketika kedua orang tuanya masih hidup,ia begitu bahagia memiliki keluarga yang utuh,tetapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama,saat umur sepuluh tahun orang tuanya mengalami kecelakaan tunggal akibat rem blong pada mobil mereka. waktu itu hari Minggu,seperti biasa keluarganya menikmati acara Minggu dengan jalan-jalan tetapi saat akan berangkat,tiba-tiba mobil yang di kendarai tidak bisa berhenti dan akhirnya mereka kecelakaan.kedua orang tua Tiara meninggal di tempat dan Tiara berhasil di selamatkan.
pukul lima pagi Tiara bangun dari tidurnya,tiba-tiba dia merasakan perutnya seperti di aduk,dan ingin mengeluarkan semua isi perutnya.ia berlari ke arah kamar mandi dengan tergesa gesa.Hoek...Hoek ...Hoek....Tiara berusaha mengeluarkan semua isi perutnya tetapi hanya cairan bening dan rasa pahit yang mendominasi."duh...aku kenapa ya?kok sudah tiga hari ini aku mual-mual terus?" ia berjalan keluar secara perlahan sambil tanganya memegangi dinding rumahnya. sungguh kepalanya serasa mau pecah,dan perut yang terus bergejolak.ia mencari minyak kayu putih,ia berharap dengan menghirupnya rasa yang tidak enak ini akan terasa jauh lebih baik.ia menghirup dalam minyak kayu putih menghembuskan secara perlahan.ia melakukanya hingga beberapa kali."untung aku selalu menyiapkan ini." ucapnya setelah merasakan agak lebih baik. tanpa sengaja netranya menatap pada kalender yang menempel didinding kamarnya.ia berjalan mendekat melihat t
Prasetyo berjalan dengan gaya angkuhnya menuju keruangan Dewa,ia hari ini berencana untuk menemui sahabat sekaligus rivalnya,ia ingin memberikan kejutan untuk Dewa,karena sudah lama ia tak bertemu dengan sahabatnya itu. ia hanya ingin menyapa,tidak ingin membongkar hubungannya dengan Calista,untuk urusan itu nanti saja. walaupun ia tahu kalau pernikahan Dewa dan Calista sebentar lagi tidak masalah baginya yang jelas ia akan tetap menggagalkan pernikahan itu.tok...tok...suara ketukan pintu mengalihkan Dewa dari beberapa berkas yang harus ia kerjakan."masuk.." "tuan...ada tuan Prasetyo ingin menemui anda." ucap Willy.Dewa mengerutkan keningnya,heran pasalnya sahabatnya itu sudah lama tak menampakkan hidungnya,tetapi ia tiba-tiba ingin menemuinya."biarkan dia masuk.""baik tuan." ucap Willy menundukkan kepalanya hormat dan keluar menyuruh Tio untuk masuk."hai bro,apa kabar?" ucapnya setelah melihat Dewa."hmmm...kemana saja kamu setahun i