Home / Romansa / Harta, Tahta, Obsesi Gila / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Harta, Tahta, Obsesi Gila: Chapter 121 - Chapter 130

202 Chapters

Bab 121-Pergi lagi

Arletta 121*Happy Reading*Arletta sekuat tenaga menahan dirinya agar tak menghambur ke arah Bunda Reen yang sudah terkulai tak sadarkan diri di lantai. Berusaha memaku kakinya agak tak bergerak membantu ayah Yudis dan Gina yang langsung panik meraih Bunda Reen. "Bunda! Bunda! Bunda bangun!" Gina menangis tergugu sambil mencoba membangunkan ibunya."Reen! Sayang? Bangun! Aku mohon." Pun Ayah Yudis di samping Gina. Arletta masih menahan diri. Menulikan telinganya dan mencoba buta pada pemandangan di hadapannya. Meski kedua tangannya sudah mengepal di sisi tubuh hingga memutih. Arletta bahkan segera menahan Elkava yang juga ingin menolong Bunda Reen."Kak Ale? Kenapa kakak diam saja? Ayo bantu Bunda, Kak." Gina mencoba menegur kakak iparnya. "Aku bukan lagi menantu keluarga ini. Jadi, untuk apa aku membantu?""Arletta?!" Mendengar sahutan Arletta pada Gina. Ayah Yudis pun kembali murka. Pria itu memandang Arletta tajam sekali. "Bagaimana pun dia masih ibu mertua kamu. Harusnya kamu-
Read more

Bab 122-Menghilang

*Happy Reading*Setelah apa yang tengah terjadi di keluarganya sampai pada telinga Arkana Sadewa. Pria itu pun murka. Terkejut disertai marah, membuatnya tak bisa menahan diri untuk tak bergegas pulang. Mengabaikan pekerjaan dan semua masalah yang sebenarnya masih membutuhkan perhatiannya. Arkana memutuskan kembali pulang. Meninggalkan Bruno dengan segudang masalah yang membuat pria galak itu ngomel sepanjang hari. Tidak apa-apa. Bruno kan memang begitu. Justru kalau tidak mengomel, bukan Bruno namanya. Ah, jadi ingat dulu Arletta pernah mengganti nama Bruno jadi Britney saking doyannya pria itu mengomel. Kalian masih ingat tidak?"Mas, aku mohon. Cari Ale, Mas. Bawa kembali dia. Aku mohon ... aku mohon. Apa yang akan kita katakan pada Arumi nanti jika membiarkannya kembali berjuang sendirian. Mas, aku mohon. Bawa kembali Arletta."Saat baru saja tiba di depan ruangan tempat Bunda Reen di rawat. Arkana sudah di sambut dengan tangis dan hibaan Bunda Reen pada Ayah Yudis, dengan nada
Read more

Bab 123-Tak urung membaik

*Happy Reading*Kedua tangan Gina mengepal di kedua sisi tanpa sadar, saat mendengar sindiran kakaknya. Giginya mengatup kuat dengan rahang yang menengang, syarat akan rasa kesal yang sangat ingin dia luapkan.Kenapa kakaknya juga menyalahkannya?"Maksud Mas apa? Apa Mas mau nyalahin Gina atas kepergian Kak Ale?" todong Gina. "Kalau bukan kamu, lalu siapa lagi?" balas Arkana tanpa hati."Tapi Mas, yang ngusir Kak Ale itu ayah. Bukan Gina. Jadi--""Tapi ayah melakukannya juga karena kamu, Gina!" sela Arkana cepat. "Karena keegoisan dan kekeras kepalaan!" imbuhnya lagi, makin menyayat hati Gina. "Aku--""Sudah! Sudah! Kalian kenapa jadi ribut begini, sih?" lerai Ayah Yudis kemudian. "Dewa? Kamu kalau ke sini cuma mau bikin ribut saja, mending kamu pergi. Jangan buat kacau. Kepala Ayah sudah sangat pusing sekarang. Jangan menambah beban lagi!" Imbuh pria itu lagi seraya memijat keningnya."Aku buat kacau?" beo Arkana tak terima. " Gak salah, Yah? Yang buat kacau itu Gina, Yah. Kenapa m
Read more

Bab 124-Haruskah menyerah

*Happy Reading*Hari berlalu. Tidak terasa sudah hampir sebulan Arletta menghilang. Meski Arkana sudah mencoba mengerahkan seluruh orang kepercayaannya untuk pencarian. Tetapi, Arletta tetap tak diketahui rimbanya. Gadis itu memang piawai sekali dalam urusan petak umpet seperti ini. Membuat Arkana hampir gila memikirkannya. Beruntung masalah di keluarganya sudah bisa di atasi. Hingga bebannya pun sedikit berkurang.Ya! Akhirnya Gina menyadari kesalahannya dan mulai berubah kembali menjadi seperti dulu. Bahkan, gadis itu turut membantu Arkana dalam mencari keberadaan Arletta. Meski memang masih nihil hasilnya. Tetapi, bagian terbaiknya adalah, hal itu akhirnya bisa mendamaikan Bunda Reen dan Ayah Yudis.Sebenarnya, Arkana hampir menyerah dan menganggap bahwa Arletta benar-benar tak menginginkannya. Kalau saja tidak ada kiriman paket yang pria itu yakinin dari Arletta, berisikan beberapa bukti yang bisa Arkana pakai untuk melawan tuduhan Deandra. Bukan hanya satu malah, tapi beberapa k
Read more

Bab 125-Arkana yang malang

*Happy Reading*Arkana mendesah kecewa lagi. Setelah mengecek seluruh ruangan yang ada di sana, tapi tetap tak menemukan orang lain di sana selain dirinya. "Gue rasa, gue beneran udah gila." desah kecewa kembali terdengar, setelah menyugar rambut gondrongnya sedikit keras sambil memindai seluruh ruangan tempatnya berada. "Sekarang ilusi pun kayak nyata banget. Huft ... gue harus nelpon Bunda buat konsul kayaknya," gumamnya bermonolog.Dengan berat hati, pria itu lalu memutar badannya kembali ke arah pintu kamar. Berniat meneruskan mandi yang sempat tertunda."Kamu gak jadi mandi, Mas?"Namun, baru saja hendak membuka pintu kamar. Arkana mendengar sebuah suara memanggilnya. Membuat pria itu kembali menoleh ke belakang. Tubuh Arkana pun menegang dengan kehadiran Arletta kembali muncul. Kali ini gadis itu ada di sebelah tangga yang menghubungkan huniannya dengan studio di lantai bawah."Ka-kamu ...." Arkana bingung harus bereaksi apa. Pria itu masih belum bisa memastikan yang ada di h
Read more

Bab 126-cerita sebenarnya (1)

*Happy Reading*"Nah, sekarang ayo cerita. Sebenarnya ke mana aja kamu selama ini?" kejar Arkana, setelah menyelesaikan acara sarapan pagi yang agak kesiangan itu. Tenang, gaes. Dia udah mandi, kok, sebelum sarapan tadi. Udah ganteng, udah wangi, dan udah cukuran juga karena di omelin Arletta terus. Makanya, karena sekarang ritual paginya sudah terlaksana semua. Arkana pun mengejar penjelasan istrinya yang malah ...."Kamu gak kerja emang, Mas?" .... Seperti biasa. Tidak mudah untuk ditanya-tanya. "Ada Bruno yang bisa handle kerjaan aku." Meski begitu, Arkana pun tetap membalas Arletta dengan sabar. "Ck, kebiasaan deh kamu, tuh. Suka banget ngebebani Bruno. Padahal ini kan kerjaan kamu dan--""Sayaaang?" sela Arkana sengaja dengan nada mendayu. Tahu pasti niat Arletta ingin mengalihkan topik. "Bisa gak, jangan alihin topik terus. Mas bener-bener penasaran ini sama cerita kamu," pinta Arkana kemudian. "Cerita apa?" Namun, Arletta masih saja pura-pura polos. "Ya cerita tentang pela
Read more

Bab 127-Cerita sebenarnya (2)

*Happy Reading*Hari itu, Arletta sedang ada di perjalanan pulang setelah menjenguk sang nenek yang lagi-lagi merajuk manja. Seperti biasa, dia di antar jemput Elkava dalam bepergian.Awalnya, semua berjalan lancar seperti yang sudah-sudah. Hingga tiba-tiba di tengah jalan, Arletta melihat sebuah ke rumunan masa yang menarik perhatiannya. Masalahnya, di tengah kerumunan itu samar Arletta melihat seorang ibu hamil duduk kesakitan memegangi perutnya. Tentu saja, hal itu langsung memanggil jiwanya sebagai seorang dokter."Kav? Kav? Minggirin mobilnya?!""Hah?! Apaan?" tanya Elkava yang terkejut sekaligus bingung dengan pinta Arletta yang tiba-tiba. "Ck, buruan!" Namun, Arletta tak menjelaskan apa pun dan malah makin memaksa Elkava. Pria itu pun mau tak mau menuruti Arletta, dan menepikan mobilnya segera. Arletta langsung membuka pintu dengan terburu. Bahkan langsung meloncat keluar tanpa repot-repot menunggu mobil itu benar-benar berhenti. Hal itu membuat Elkava refleks memaki kesal
Read more

Bab 128-Cerita sebenarnya (3)

*Happy Reading*"Dia anak buah Joshua?" tanya Arkana terkejut, setelah Arletta selesai bercerita. Istrinya mengangguk mengaminkan."Ya. Dia anak buah Joshua, yang juga selama ini pernah beberapa kali ikut menyerangku. Bahkan, saat penyerangan di rumah kamu pun. Dia ada di sana," ungkap Arletta. "Benarkah?" Arkana semakin terkejut. Gadis itu kembali mengangguk. "Setelah itu pasti kamu tahan orang itu, kan? Terus kamu paksa untuk membongkar rencana Joshua. Makanya, kamu tahu kalau di rumahku ada mata-mata. Iya, kan? Benar begitu, kan?" tebak Arkana dengan antusias. Namun, Arletta malah mengdengkus lucu sambil menggelengkan kepala. Membuat Arkana jadi bingung di tempatnya. "Aku memang dapat info tentang mata-mata di rumah dari dia. Tapi bukan dengan cara yang kamu sebutkan tadi," terang Arletta kemudian. Arkana masih mengerjap bingung."Kamu tahu? Anak buah Joshua itu lumayan setia orangnya. Soalnya, biasa di beri makan harta dan kesejahteraan oleh tuannya. Tapi di sisi lain, Joshua i
Read more

Bab 129-Kembali berulah

*Happy Reading*Arkana hanya bisa mengusap wajah, lalu menyugar rambut dengan perlahan setelah berhasil mencerna cerita Arletta. Pria itu kemudian melirik Arletta lagi, menatapnya intens dengan perasaan yang ... benar-benar sulit di jelaskan saat ini. "Kamu ... jadi selama ini ...." ucap Arkana lagi ragu-ragu.Sejujurnya, dia kecewa. Sangat! Bagaimana mungkin istri dan keluarganya menipunya seperti ini? Membuatnya sedih, takut, dan hampir stress memikirkan semuanya. Akan tetapi, mau marah pun Arkana tak kuasa. Karena dia yakin, Arletta pasti punya alasan khusus melakukan hal ini. Hanya saja ....Arkana mendesah berat lagi. Menyugar rambutnya agak kasar dan sedikit menjambaknya. Perasaannya kacau sekali saat ini. "Aku tahu kamu kecewa dan marah sama aku, Mas. Tapi aku gak punya pilihan lain."Arkana tahu hal itu. Arkana mengerti. Hanya saja ... tetap saja kekecewaan hadir di hatinya karena fakta ini. Apa, ya? Arkana merasa tidak berguna karena tidak dilibatkan rencana sebesar ini."
Read more

Bab 130-Jujur atau bohong

*Happy Reading*Arletta kira, setelah melihat ketegangan di wajah Arkana. Dia akan mendapat kejutan berupa cerita drama berbumbu khilaf yang intinya tetap perselingkuhan. Ternyata, sepertinya dia salah. Karena, setelah ketegangan yang beberapa menit lalu terlhat, alih-alih gugup dan panik. Si tukang photo itu malah tersenyum, sambil menopang dagu dengan sebelah tangan dan menatap Arletta dengan jail. "Apa ... ini artinya kamu cemburu, Luv?" tanya kemudian. "Atau ... jangan-jangan karena ini pula akhirnya kamu muncul?" imbuhnya dengan senyum manis bin ngarep. Benar-benar seperti tak punya dosa.Beruntung Arletta sudah terbiasa mengendalikan mimik wajahnya, dan paling mahir menampilkan face foker andalannya. Hingga dia pun bisa menahan diri untuk tak bereaksi lebih dengan godaan Arkana barusan. "Ck, tahu begitu. Sudah lama aku bikin beginian. Biar kamu cepet munculnya." Arkana menambahkan lagi dengan lugas. Namun, sedetik kemudian pria itu pun harus menelan karma atas kejahilannya, be
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status