Semua Bab Syair Singgasana 1 : Prahara Di Balik Kabut: Bab 41 - Bab 50

113 Bab

41. PERTARUHAN DUA KELUARGA ISTANA

Dira, Riani, serta Cadudasa agak tegang dibuatnya. Begitu pula penonton yang menyaksikan. Tampaknya nama Bayu sebagai salah satu keluarga istana telah sedikit merubah anggapan penonton yang awalnya ragu kali ini menjadi cukup tertarik dengan pertarungan ini. Bayu menarik nafas perlahan sebelum berhambur ke arah Anarbuana dengan serangan yang cukup cepat. Anarbuana berkelit cukup lincah sambil sekali melakukan dorongan kuat dengan tangannya ke dada Bayu, Bayu terlempar dua meter sebelum kembali menyerang dengan gerakan yang lebih cepat dari serangan pertama. Para penonton bersorak, Bayu merasa lebih terpacu untuk menyerang Anarbuana yang berusaha berkelit. Sebuah pukulan Bayu ke arah pelipis Anarbuana berhasil ditangkis sang juara bertahan dengan keras sehingga Bayu merasa tangan kirinya ngilu namun ia mencoba acuh sambil melakukan serangan lain. Anarbuana tampaknya tak menyadari jika lawannya ini mempunyai kecepatan di luar prediksinya, sebuah tendangan kaki kanan Bayu berhasil mengh
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-25
Baca selengkapnya

42. AMBANG MAUT DI TENGAH PESTA

Kemudian ia menyerang Anarbuana sambil berlari sebelum melakukan tendangan setengah terbang yang tak ayal menghantam wajah Anarbuana yang sama sekali tak menduga. Anarbuana terdorong beberapa langkah sambil mengusap pelipisnya yang agak berdarah. “Sudah kubilang aku tak akan menyerah...” Bayu menantang Anarbuana. Entah mengapa Bayu merasa baginya menyerah atau tidak kali ini sama saja. Ia sudah terlanjur babak belur. “Baiklah jika kau ingin mati...” kata Anarbuana mulai meradang. Seketika itu pula ia mulai menampilkan serangan cepatnya yang menjadi alasan kenapa ia disebut sebagai ksatria angin. Serangan cepat itu benar-benar begitu dahsyat, Bayu hampir tak sempat bernafas ketika pukulan demi pukulan, serta tendangan demi tendangan dari Anarbuana bergantian dengan cepat menyatroni tubuhnya. Pada serangan terakhir Anarbuana mendaratkan tendangan maha cepatnya tepat di dagu Bayu sehingga Bayu terjungkil balik di udara sebelum mendarat dengan keras di tanah untuk ke sekian kalinya. Un
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-27
Baca selengkapnya

43. RENCANA KOALISI

Ayunda berdiri dari loteng kamarnya yang megah. Matanya yang indah tampak sayu memandang ke arah prajurit yang berbaris rapi di depan gerbang istananya. Ada gurat tak tenang di wajahnya, tampak berpadu dengan garis-garis kecantikan alami yang tak pernah pudar dari air mukanya yang bersih. Tangannya perlahan menyisir lembut tirai berwarna perak yang berjuntai indah di sisi jendela lotengnya itu. Ia merasa perlu untuk sedikit menguraikan kerisauan yang melanda hatinya kepada kain perak itu. Ada jutaan beban yang sedang ia sandang di atas pundaknya yang ia merasa sudah begitu menakutinya. Mungkin sejarah akan mencatat bahwa di titik pemerintahannya inilah negeri Danta betul-betul terancam. Pusaka suci yang hilang, kerajaan-kerajaan besar yang berpotensi menyerang mereka jika mengetahui simbol supremasi kebesaran Dunia di Balik Kabut telah lenyap dari kerajaan Danta. Untuk beberapa saat Ayunda sempat berpikir ingin menghancurkan isi kepalanya. Belum lagi jika menuruti kemauan orang tuany
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-01
Baca selengkapnya

44. BLOK UTARA

Guwabarong lalu membawa rombongan kecil pejabat istana itu berjalan menyusuri kemah-kemah keprajuritan yang berjejer rapi. Mungkin ada sekitar ratusan kemah tenda berbentuk serupa yang ada di komplek pelatihan militer terbesar di Negeri Danta itu. Semua prajurit tampak dengan aktivitas latihannya masing-masing sambil sesekali memberi hormat pada rombongan kerajaan yang berlalu melewati mereka. Kamp militer milik negeri Danta ini agak berbeda dengan asrama milik angkatan militer negeri Adighana. Di Adighana tempat peristirahatan prajurit bukan memakai tenda, melainkan sudah menggunakan bangunan kayu layaknya asrama di dunia awam. Pasukannya juga lebih banyak dan sarana serta senjata yang digunakan sudah sangat lengkap. Wajar, karena Adighana adalah salah satu negeri paling berkuasa, besar, dan tangguh di dunia di balik kabut. Tidak seberapa lama berjalan sampailah mereka di depan tiang bendera bersimbol gading gajah yang merupakan simbol kerajaan Danta. Bendera tersebut berwarna biru
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-03
Baca selengkapnya

45. PEDANG HEMATALA

Remaja itu menyerang lawannya dengan sebuah pukulan yang mampu ditangkis dengan cepat oleh sang lawan. Tak berhenti di situ, remaja itu terus menghunjami lawanya dengan serangan yang cukup cepat dan bertubi-tubi. Sehingga sang lawan nampaknya tak cukup waktu untuk membalas serangan itu, tiba-tiba lambungnya berderit perih ketika sebuah pukulan menghantam badannya dengan keras. Ia terhuyung-huyung ke belakang sambil meringis. Tak ingin terlihat lemah, dengan nafsu ia membalas serangan. Namun lawannya itu dengan mudah berkelit dan balas menyerang dengan lebih cepat. Untuk beberapa kali kejadian berikutnya remaja itu selalu berhasil menang kontak fisik dengan lawannya. Dan sebuah sikutan yang telak mengenai rahang sang lawan mengakhiri perlawanannya. Sang lawan tersenyum sambil menyapu darah yang merembes pelan dari mulutnya, sebelum menyambut uluran tangan dari remaja itu. Tepuk tangan para prajurit membuat sang remaja sedikit memamerkan senyumnya yang agak segan. Kemudian ia ditantan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-09
Baca selengkapnya

46. ANGIN PERANG

Rombongan Ayunda memasuki gerbang istana setelah melakukan perjalanan menengok asrama pelatihan militer kerajaan. Walaupun perjalanan cukup jauh, namun tak nampak raut letih dari Ayunda dan pejabat lainnya, padahal malam sudah menanjak ketika mereka sampai di gerbang istana itu. Prajurit penjaga gerbang dengan sigap membukakan pintu lalu memberi hormat pada rombongan pejabat itu. Ayunda mengangguk, lalu memacu kudanya pelan sampai beberapa puluh meter dari bangunan istana utama. Ayunda, turun dari kudanya. Salah satu pengawal dengan sigap mengampiri Ayunda dan meraih tali kekang kuda Ayunda lalu membawanya ke tempat kuda istana. Ayunda menoleh ke arah para pejabat yang tadi bersamanya, “Kalian pulanglah. Terima kasih, telah mau menemaniku hari ini.” Patih Tarkas mengangguk homat dari atas punggung kudanya, begitu pula yang lainnya. “Daulat, Paduka...” Para pejabat itu lalu menuju kediamannya masing-masing sementara Ayunda berjalan pelan menuju koridor samping istana utama yang men
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-11
Baca selengkapnya

47. ASRAMA PRAJURIT UNGGULAN

Sudah empat bulan sejak pesta ulang Tahun Putri Paramitha dan Bayu telah kembali menjalani rutinitasnya di asrama prajurit kerajaan Adighana. Namun ada yang berubah sejak ia kembali ke asrama, ia tak lagi diremehkan, atau dianggap masuk ke asrama hanya karena campur tangan Cadudasa. Bayu kini lebih dihormati dan disegani. Tak mengherankan memang, sejak Bayu bertarung dengan Anarbuana di gelanggang ulang tahun Putri Paramitha, banyak yang berdecak kagum dengan kemampuan daya tahan tubuhnya yang luar biasa. Bahkan salah satu pemimpin asrama pernah memuji daya tahan tubuhnya yang hebat itu. Menurut pemimpin itu, prajurit biasa pasti sudah tewas menghadapi serangan mematikan dari Anarbuana. Ini menjadi berkah tersendiri bagi Bayu, tak hanya itu. Ia juga dipindahkan dari blok asrama prajurit biasa ke blok asrama prajurit unggulan. Di sana ia berkumpul dengan para prajurit andalan kerajaan. Ia baru empat bulan di sana, dan telah menjadi buah bibir berkat pertarungan hebatnya dengan Anarbuan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-13
Baca selengkapnya

48. KEGALAUAN SANG PRAJURIT

“Waw!” Daegal terkejut, “Ceritakan padaku bagaimana rasanya?” “Sudahlah...” tutup Bayu yang tak nyaman dengan topik ini, “Cari topik lain..” Daegal hanya manggut-manggut. “Bagaimana menurutmu dengan perang ini?” Bayu menatap Daegal serius. “Akan menjadi perang yang hebat...” ucap Daegal singkat. “Maksudmu?” Bayu menggaruk kepalanya, “Aku masih belum mengerti...” “Bayu, Negeri kita telah mempersiapkan serangan ini sedemikian rupa. Akan ada bantuan pasukan dari negeri Tribuwana dan negeri lainnya. Kita akan menyerang Negeri Danta dengan kekuatan yang luar biasa. Kita pasti akan menang, dan biasanya prajurit seperti kita akan mendapatkan penghargaan yang layak untuk kemenangan ini. Mungkin saja diberi sebidang tanah. Dan kudengar negeri Danta cukup kaya, kau bayangkan rampasan perang yang akan kita dapatkan nantinya...” “Kejam sekali...” komentar Bayu. “Itulah perang...” Mereka berdua lalu terdiam sejenak. Sampai kedatangan Jayatsu yang sedikit mengganggu kebisuan mereka. Jayatsu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-15
Baca selengkapnya

49. DI BAWAH PANJI ADIGHANA

Dua hari menjelang peperangan, tak ada pelatihan seperti biasa. Para prajurit diberikan waktu untuk sedikit rileks di asrama. Sambil bersiap berangkat ke ibu kota untuk meminta restu dari Raja Adighana. Selama masa rileks itu, Bayu jarang melihat Jayatsu bercakap-cakap dengan Daegal, nampaknya ia masih kesal dengan Daegal. Sementara Daegal masih terlihat ceria seperti biasa, meski tak dapat ditampik jika ada ketegangan yang kerap terbaca dari air mukanya. Sementara Bayu lebih memilih untuk melatih kemampuan bela dirinya ketika masa rileks ini. Ia merasa perlu untuk meningkatkan kemampuan bertarungnya, banyak senior-seniornya menilai, meski memiliki gerakan yang cukup cepat, namun Bayu kerap monoton dalam melancarkan serangan hingga serangannya mudah dilumpuhkan. Selain itu teknik bertahannya juga tak begitu baik jika menghadapi serangan cepat yang bertubi. Karena itu ia memperbanyak volume latihannya sendiri. Kadang-kadang ia mengajak para seniornya untuk berlatih adu tanding atau ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-18
Baca selengkapnya

50. GELORA PUTRI RAJA DI GERBANG PERANG

Bayu yang heran lalu membalikkan tubuhnya dan dilihatnya Putri Paramitha sedang berjalan ke arahnya. Entah mengapa Bayu menjadi agak gugup, baru kali ini ia melihat Sang Putri tersenyum padanya. Ketika pertama kali bertemu Bayu hanya sering menunduk dan sang putri juga terlalu asyik dengan pertarungan di gelanggang. “Aku berharap kita akan bertemu lagi, Bayu. Jaga dirimu...” sayup terdengar suara Cadudasa dari balik punggung Bayu. Bayu menoleh ke arah Cadudasa, paman angkatnya itu telah beranjak meninggalkannya. Dan ketika Bayu kembali berbalik, Putri Paramitha telah berada di depannya. Cukup dekat sehingga wangi tubuh sang putri raja itu mampu tercium dengan jelas di hidung Bayu. “Paduka...” Bayu menunduk gugup. “Bayu, jujur aku kagum dengan pertarunganmu melawan Anarbuana lima bulan yang lalu.” “Saya, Paduka..” suara Bayu yang agak pelan tak mampu menyembunyikan nada getar kegugupannya. “Dan aku berharap ini bukan pertemuan kita yang terakhir” Bayu semakin gugup. Bagaimana tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status