"Hai sayang ,kau suka dengan kejutanku?" tanya Wisma, saat Amira telah membuka tali pengikat matanya. Sepertinya, Amira mulai terbiasa dengan perlakuan lembut dan romantis Wisma. Ia bahkan mulai menyukai setiap sentuhan Wisma."Aku bahagia Wisma...." jawab Amira. Kemudian ia memeluk erat tubuh Wisma. Dibawah sinar rembulan, lampu yang samar-samar, dua insan yang sedang jatuh cinta ini, saling menautkan bibirnya satu sama lain. Entah mengapa, Amira berubah menjadi sosok yang mengerikan. Kesetiaan yang selalu terabaikan, kebaikan yang tak pernah dianggap, suatu waktu bisa merubah seseorang itu, dan membuatnya menjauh darimu. Mungkin itulah prinsip yang Amira. Bersama Wisma, ia merasa dibutuhkan. Bersama Wisma ,ia merasa kalau dirinya berarti. Setelah saling melepaskan pagutan tersebut, Wisma memberikan kotak merah kecil, yang berbentuk hati untuk Amira. Dengan menjongkokkan tubuhnya ,dengan bertumpu pada lutut satu kakinya, ia menyerahkan kotak itu. "Ambillah persemba
Read more