Beranda / Romansa / MADU SATU MERTUA / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab MADU SATU MERTUA: Bab 81 - Bab 90

181 Bab

Bagian 81

“Saya tidak bisa menceritakannya, Pak. Yang jelas, sesuatu hal yang membutuhkan banyak waktu,” jelas Rasti.“Suami kamu selingkuh? Atau menikah lagi? Atau apa? Ceritalah, siapa tahu, saya punya jalan keluar lain selain resign. Aku mohon, baru kali ini aku nemu orang yang seperti kamu.”“Tapi, Pak, saya tidak bisa atur waktu.”“Baiklah, kamu boleh ijin. Atau, lakukan pekerjaan kamu di rumah. Yang penting, bantulah kami untuk beberapa waktu lagi. Setidaknya, sambil mencari pengganti kamu. Kalau kamu menolak, kami akan menempuh jalur hukum. Kamu akan kami laporkan atas tuduhan mempermainkan hati perusahaan.” Rasti memicingkan mata. Merasa aneh dengan apa yang dikatakan Hardi. Namun, beberapa saat kemudian, ia menyetujui permintaan itu. Hanya karena merasa bersalah sudah masuk lalu pergi.Danang kembali ke rumah seperti biasa. Namun, ia tidak segigih dulu mengajak istrinya berbincang. Kali ini, ia ikut diam. Namun terkadang, ia juga memperhatikan gerak-gerik Rasti. Rasa bersalah karena te
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-17
Baca selengkapnya

Bagian 82

Aris : Rasti, semua sertifikat sudah berhasil diblokir.Pesan dari Aris membuat Rasti yang sedang mengerjakan laporan tempatnya bekerja melonjak kaget. Di tengah rasa gundah atas kepergian Danang, kabar yang ia dapat memberi sedikit kebahagiaan. Entah mengapa, untuk kali ini, dirinya merasa ada keganjilan dengan perginya sang suami.Ia lalu melirik jam yang ada di dinding. “Masih jam sepuluh. Masih ada waktu sebelum jemput anak-anak,” gumamnya.Dengan gerakan cepat, Rasti melangkah keluar rumah, mengendarai sepeda motor menuju ke rumah Maryam. Tempat yang beberapa hari ini sudah tidak ia datangi.***“Kapan mertua kamu pulang, Mar?” tanya Rasti saat ia dan Maryam bersama-sama memotong sayuran. Sumarti sedang tidak ada di rumah.“Katanya sih, mau pulang cepet, Mbak, setengah bulan lagi.” Jawaban dari Maryam membuat senyum Rasti mengembang. Hari ini, sudah dua kabar bahagia ia dapat.“Kabari aku ya, Mar, kalau sudah mau jalan ke sini bapaknya,”“Iya, Mbak ….”Mereka berdua saling bercer
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-18
Baca selengkapnya

Bagian 83

“Dari mana Ibu beli rumah ini? Kenapa tanya akta jual beli? Ya, itu bukti sah yang harus Ibu miliki-lah. Harus banget aku menjelaskan?” ujar Rasti dengan menekan seluruh emosi.“Rasti, kamu jangan macam-macam di rumahku!” Rianti berlagak mengancam.“Baiklah, akui saja. Silakan berhalusinasi sepuas anda, Ibu. Tapi mulai sekarang, Ibu harus bersiap-siap, jika suatu ketika, kamu dan keluarga kamu akan aku tending dari sini,” ancam Rasti tidak main-main.“Tidak akan ada yang bisa menendangku, Rasti. Kamu yang akan ditendang dari trah keluarga Pak Hartono. Keluarga terhormat, yang akan menjadi mertua seutuhnya anakku,” ucap Rianti dengan penuh percaya diri.“Itu sebabnya foto itu sudah terpampang di sana? Di dinding rumahku? Orang yang kalian dzalimi?” tanya Rasti geram.“Kenapa? Kamu cemburu? Kamu akan lebih cemburu lagi, bila tahu Danang pergi kemana saat ini,” kata Rianti merasa menang.Rasti tersenyum, menutupi lara dalam hatinya. Ia tahu, ada sebuah kesungguhan dan kebenaran, saat Ria
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-18
Baca selengkapnya

Bagian 84

Rasti berdiri mematung, usai Wening pergi. Ia terisak dengan satu tangan memegang dada. Emosi dan lara yang dipendam, tumpah seketika. Tubuhnya jatuh ke lantai, tersungkur tanpa tenaga. Air mata menganak bagai air sungai. Tak ada lagi sesuatu yang harus dijaga. Selagi tidak ada yang melihat, seluruh rasa yang bergejolak harus dikeluarkan. Begitu pikirnya.Entah mengapa, Rasti sangat percaya dengan apa yang dikatakan ibu mertuanya kali ini. Firasat aneh akan kepergian Danang, terjawab sudah dengan informasi yang diberikan Wening.Setelah agak tenang, ia masuk ke dalam kamar. Memindai seluruh ruangan pribadinya. Tempatnya memadu kasih dan berkeluh kesah banyak hal dengan sang suami.Tidak ada penghianatan yang tidak menyakitkan. Meski itu dilakukan dalam keadaan Rasti tengah marah pada sang suami. Bagaimanapun, membina biduk rumah tangga selama satu dekade lebih, tentu memberikan banyak warna. Hatinya memang marah dengan apa yang dilakukan Hartono dan Danang mengetahui. Namun, mendenga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-19
Baca selengkapnya

Bagian 85

Danang mencoba mengejar. Sampai akhirnya, dingin yang Firna rasa sudah tidak dapat ia tahan. Tubuhnya terkulai lemas. Beruntung, Danang segera menangkap, mengangkatnya dengan susah payah dari dalam air dan membaringkan sementara di tepi kolam renang.Tubuh Firna masih menggigil meski sudah dipindah ke kamar. Ia yang tanpa sehelai benangpun menutupi badan, terbungkus selimut tebal. “Pulanglah, Mas, jangan permainkan perasaanku. Aku mohon. Atau, bila kamu mau menceraikan aku malam iini pun, aku sudah ikhlas,” ujar Firna lirih. Ia masih sadar rupanya.Danang yang hanya memakai handuk yang dililitkan sampai pinggang, mendekati Firna yang masih menangis. “Maafkan aku. Aku janji, aku tidak akan membuat kamu marah lagi. Maafkan aku. Jangan tinggalkan aku. Aku membutuhkanmu,” bisiknya di telinga Firna.Ia masuk ke dalam selimut yang sama dengan Firna. Berusaha keras meluluhkan kembali hati wanita itu. Hingga akhirnya, malam itu, keduanya kembali memadu kasih.***“Saya ingin memberikan sedikit
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-19
Baca selengkapnya

Bagian 86

“Semua orang yang berada di sini tahu, siapa saya. Dan rumah ini milik siapa. Saya hanya membakar apa yang seharusnya tidak ada di rumah ini, dan apa juga yang seharusnya tidak kalian gunakan. Sepuluh tahun lebih saya telah menjadi wanita bodoh. Dan kali ini, saya akan merebut apa yang seharusnya menjadi milik saya,” teriak Rasti di hadapan semua orang.“Pak RT, kenapa diam?” Cokro menghampiri ketua RT yang berdiri di antara kerumunan warga.“Iya kayaknya belum dijual. Kami juga bingung, habis itu Rasti pergi gak kembali-kembali,”“Kalau dijual, pasti ada akta jual belinya dan disaksikan Pak RT,”“Tiba-tiba saja ada orang itu datang menghuni. Rastinya hilang ditelan bumi,”“Disita bank barangkali?”“Kalau disita bank, pasti ada garis-garisnya atau keterangannya. Biasanya ‘kan begitu.”“Bingung ya, kita mau bertindak apa.”“Ya sudah, biarkan Pak RT saja yang menyelesaikan.”Kasak-kusuk diantara warga terdengar di telinga Rasti, juga Cokro.Ketua RT terlihat bingung mengambil sikap. “Be
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-21
Baca selengkapnya

Bagian 87

Adik laki-laki semata wayang Firna memang akan menikah. Calonnya bahkan sudah diiming-imingi akan diwarisi rumah yang mereka tempati. Rianti jadi khawatir, jika ia mereka akan menanggung malu akan hal itu,“Papa ke rumah Pak Hartono saja, Pa. memastikan, sebenarnya rumah ini milik siapa. Minta mereka jujur, agar kita tidak menanggung malu di kemudian hari. Kalau memang rumah ini milik Rasti, kita harus segera angkat kaki dan, kita bilang saja yang sebenarnya pada calon mertua Farhan.” Rianti memberi saran. Cokro mengangguk paham.***“Rasti melakukan hal brutal seperti itu?” tanya Wening tidak percaya, setelah Cokro menceritakan hal yang baru saja ia alami.“Iya, Bu. Bahkan, warga sekitar tidak berani berbuat apa-apa karena Rasti berbicara seolah-olah, kami penjahat yang merampas rumah dia. Sebenarnya, rumah itu apakah benar sudah menjadi milik Pak Hartono?” Cokro bertanya penuh ke-sanksian.“Kan sudah saya jelaskan, kami menanggung hutang orang tua Rasti yang begitu banyak. Dan rumah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-21
Baca selengkapnya

Bagian 88

Tiga hari sudah, Danang menghabiskan waktunya bersama dengan Firna dan Yasmin. Sikap Firna sedikit berbeda. Ia terlihat lebih diam, meskipun saat ada kesempatan, saat Yasmin tertidur, keduanya selalu menghabiskan waktu dengan bercengkrama. “Kamu kenapa jadi pendiam gitu?” tanya Danang dari balik selimut tebal yang menutupi tubuh polos mereka berdua. “Kamu selalu cuek, saat aku menampakkan senyum ramah. Dan sebaliknya, ketika aku diam atau marah, kamu selalu bersikap manis. Jadi, mungkin seperti inilah yang harus aku lakukan.” Danang seperti terpukul dengan jawaban Firna. “Terima kasih untuk tiga hari ini,” ujar Danang. Seketika, Firna bangkit dan memakai lingerie yang teronggok di bawah kasur. “Kita akan kembali besok. Dan kamu akan kembali ke keluarga kamu lagi, Mas. Apa kamu juga akan berbeda lagi saat bertemu denganku? Aku takut berharap lebih banyak lagi dari saat ini. Hatimu seperti bunglon, Mas, suka berubah-ubah. Dan aku jadi takut hendak bersikap bagaimana,” ucap Firna den
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-22
Baca selengkapnya

Bagian 89

“Ya, Ma? Mau ya, Ma?” Raline sudah berpindah menggandeng tangan Rasti. “Nunggu libur panjang, ya?” jawab Rasti asal. Raline bersorak gembira. Masuk ke kamar dan melonjak-lonjak di atas kasur. Rasti sudah sampai teras menyapunya. Tinggallah Nadine berdua dengan Danang. “Papa, jangan jadi suami Tante Firna lagi, ya? Papa carikan Tante Firna suami baru saja. Carikan ayah buat Yasmin. Jangan papa yang jadi ayah Yasmin. Biar mama gak marah. Biar kita bahagia lagi seperti dulu.” Permintaan dari Nadine membuat hati Danang seolah tertampar. Andai sang anak tahu, apa yang tiga hari ia lakukan bersama Firna dan Yasmin. Danang merengkuh tubuh kecil Nadine. “Berdoa saja, ya, Sayang. Kita bisa melewati ujian ini. Mama bisa baik lagi sama papa. Biar kita seperti dulu lagi,” ucapnya. “Papa wangi banget. Parfumnya beda,” celetuk Nadine. Mendengar kejujuran dari Nadine, Danang jadi mengingat suatu hal. “Aku semprotkan parfum aku. Agar suamiku ingat aku sampai nanti di rumah,” ucap Firna saat hen
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-22
Baca selengkapnya

Bagian 90

Rasti melenggang pergi, meninggalkan Danang yang masih tergugu. Lelaki itu berada dalam posisi menelungkup dalam waktu yang cukup lama.Menyesal? Ia berpikir, Rasti juga salah dalam hal ini. Karena sebab dirinya lari pada Firna, karena ia sangat kesepian dan jenuh dengan keadaan rumah tangganya saat ini.Namun, ia pun sadar, istri sahnya sangat terluka dengan apa yang ia lakukan bersama Firna.Setelah merasa agak tenang, Danang bangun, mengambil ponsel yang ada di meja rias Rasti. Memeriksa satu per satu pesan dan daftar panggilan yang tidak sempat diangkat.Firna menjadi orang yang paling banyak mengirim pesan. Saat ia membukanya, benar saja, deretan foto mesranya dikirim melalui sebuah pesan di aplikasi hijau.Firna : aku kangen. Kenapa gak balas? Lupa lagi sama aku?Pesan terakhir yang dikirim Firna seperti sebuah protes.Danang meletakkan kembali ponsel di atas kasur. Ia tidak berminat sama sekali untuk membalas chat yang dikirim dari istri sirinya.Malam panjang dilalui Danang d
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
19
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status