Malam itu, saat hendak beranjak tidur, gawai Mas Danang berdering. Aku yang tengah merapikan bantal dan menata selimut hanya melirik sekilas saja. Mengira, itu hanya sebuah panggilan biasa. “Apa? Kapan? Dimana?” Pertanyaan beruntun yang diucapkan suamiku membuat tangan ini sejenak menghentikan aktivitas yang sudah biasa kulakukan menjelang tidur. “Baik, baik, saya akan segera ke sana.” Mas Danang menutup teleponnya. “Kenapa, Mas?” Tanyaku cemas, sambil melangkah pelan menuju dirinya yang berdiri di tepi ranjang dengan menatap layar gawai. Seperti orang yang tengah panik, ayah dari anak-anakku itu tidak mengindahkan pertanyaan dariku. Kuusap pelan pundaknya, Mas Danang berpaling menatap diri ini dengan tatapan yang tidak baik-baik saja. “Adrian kecelakaan, Ma ...” Aku kaget mendengar kabar itu. “Aku harus segera ke rumah sakit. Kamu, jaga anak-anak di rumah, ya? Nanti aku kabari setelah sampai di sana.” Lanjutnya lagi, yang kujawab dengan anggukan kepala. Mas Danang bergegas meraih
Last Updated : 2022-02-02 Read more