Share

Bagian 82

Penulis: Nay Azzikra
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-18 19:02:28

Aris : Rasti, semua sertifikat sudah berhasil diblokir.

Pesan dari Aris membuat Rasti yang sedang mengerjakan laporan tempatnya bekerja melonjak kaget. Di tengah rasa gundah atas kepergian Danang, kabar yang ia dapat memberi sedikit kebahagiaan. Entah mengapa, untuk kali ini, dirinya merasa ada keganjilan dengan perginya sang suami.

Ia lalu melirik jam yang ada di dinding. “Masih jam sepuluh. Masih ada waktu sebelum jemput anak-anak,” gumamnya.

Dengan gerakan cepat, Rasti melangkah keluar rumah, mengendarai sepeda motor menuju ke rumah Maryam. Tempat yang beberapa hari ini sudah tidak ia datangi.

***

“Kapan mertua kamu pulang, Mar?” tanya Rasti saat ia dan Maryam bersama-sama memotong sayuran. Sumarti sedang tidak ada di rumah.

“Katanya sih, mau pulang cepet, Mbak, setengah bulan lagi.” Jawaban dari Maryam membuat senyum Rasti mengembang. Hari ini, sudah dua kabar bahagia ia dapat.

“Kabari aku ya, Mar, kalau sudah mau jalan ke sini bapaknya,”

“Iya, Mbak ….”

Mereka berdua saling bercer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Rohmah Hudati
semoga rasti berakhir bahagia
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
kesel sama ibunya firna kok aku y
goodnovel comment avatar
Dian Haryati
semoga Rasti be anak 2 nya liburan ketemu sm Danang disana biar ketangkap basah tuh .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MADU SATU MERTUA   Bagian 83

    “Dari mana Ibu beli rumah ini? Kenapa tanya akta jual beli? Ya, itu bukti sah yang harus Ibu miliki-lah. Harus banget aku menjelaskan?” ujar Rasti dengan menekan seluruh emosi.“Rasti, kamu jangan macam-macam di rumahku!” Rianti berlagak mengancam.“Baiklah, akui saja. Silakan berhalusinasi sepuas anda, Ibu. Tapi mulai sekarang, Ibu harus bersiap-siap, jika suatu ketika, kamu dan keluarga kamu akan aku tending dari sini,” ancam Rasti tidak main-main.“Tidak akan ada yang bisa menendangku, Rasti. Kamu yang akan ditendang dari trah keluarga Pak Hartono. Keluarga terhormat, yang akan menjadi mertua seutuhnya anakku,” ucap Rianti dengan penuh percaya diri.“Itu sebabnya foto itu sudah terpampang di sana? Di dinding rumahku? Orang yang kalian dzalimi?” tanya Rasti geram.“Kenapa? Kamu cemburu? Kamu akan lebih cemburu lagi, bila tahu Danang pergi kemana saat ini,” kata Rianti merasa menang.Rasti tersenyum, menutupi lara dalam hatinya. Ia tahu, ada sebuah kesungguhan dan kebenaran, saat Ria

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-18
  • MADU SATU MERTUA   Bagian 84

    Rasti berdiri mematung, usai Wening pergi. Ia terisak dengan satu tangan memegang dada. Emosi dan lara yang dipendam, tumpah seketika. Tubuhnya jatuh ke lantai, tersungkur tanpa tenaga. Air mata menganak bagai air sungai. Tak ada lagi sesuatu yang harus dijaga. Selagi tidak ada yang melihat, seluruh rasa yang bergejolak harus dikeluarkan. Begitu pikirnya.Entah mengapa, Rasti sangat percaya dengan apa yang dikatakan ibu mertuanya kali ini. Firasat aneh akan kepergian Danang, terjawab sudah dengan informasi yang diberikan Wening.Setelah agak tenang, ia masuk ke dalam kamar. Memindai seluruh ruangan pribadinya. Tempatnya memadu kasih dan berkeluh kesah banyak hal dengan sang suami.Tidak ada penghianatan yang tidak menyakitkan. Meski itu dilakukan dalam keadaan Rasti tengah marah pada sang suami. Bagaimanapun, membina biduk rumah tangga selama satu dekade lebih, tentu memberikan banyak warna. Hatinya memang marah dengan apa yang dilakukan Hartono dan Danang mengetahui. Namun, mendenga

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-19
  • MADU SATU MERTUA   Bagian 85

    Danang mencoba mengejar. Sampai akhirnya, dingin yang Firna rasa sudah tidak dapat ia tahan. Tubuhnya terkulai lemas. Beruntung, Danang segera menangkap, mengangkatnya dengan susah payah dari dalam air dan membaringkan sementara di tepi kolam renang.Tubuh Firna masih menggigil meski sudah dipindah ke kamar. Ia yang tanpa sehelai benangpun menutupi badan, terbungkus selimut tebal. “Pulanglah, Mas, jangan permainkan perasaanku. Aku mohon. Atau, bila kamu mau menceraikan aku malam iini pun, aku sudah ikhlas,” ujar Firna lirih. Ia masih sadar rupanya.Danang yang hanya memakai handuk yang dililitkan sampai pinggang, mendekati Firna yang masih menangis. “Maafkan aku. Aku janji, aku tidak akan membuat kamu marah lagi. Maafkan aku. Jangan tinggalkan aku. Aku membutuhkanmu,” bisiknya di telinga Firna.Ia masuk ke dalam selimut yang sama dengan Firna. Berusaha keras meluluhkan kembali hati wanita itu. Hingga akhirnya, malam itu, keduanya kembali memadu kasih.***“Saya ingin memberikan sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-19
  • MADU SATU MERTUA   Bagian 86

    “Semua orang yang berada di sini tahu, siapa saya. Dan rumah ini milik siapa. Saya hanya membakar apa yang seharusnya tidak ada di rumah ini, dan apa juga yang seharusnya tidak kalian gunakan. Sepuluh tahun lebih saya telah menjadi wanita bodoh. Dan kali ini, saya akan merebut apa yang seharusnya menjadi milik saya,” teriak Rasti di hadapan semua orang.“Pak RT, kenapa diam?” Cokro menghampiri ketua RT yang berdiri di antara kerumunan warga.“Iya kayaknya belum dijual. Kami juga bingung, habis itu Rasti pergi gak kembali-kembali,”“Kalau dijual, pasti ada akta jual belinya dan disaksikan Pak RT,”“Tiba-tiba saja ada orang itu datang menghuni. Rastinya hilang ditelan bumi,”“Disita bank barangkali?”“Kalau disita bank, pasti ada garis-garisnya atau keterangannya. Biasanya ‘kan begitu.”“Bingung ya, kita mau bertindak apa.”“Ya sudah, biarkan Pak RT saja yang menyelesaikan.”Kasak-kusuk diantara warga terdengar di telinga Rasti, juga Cokro.Ketua RT terlihat bingung mengambil sikap. “Be

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21
  • MADU SATU MERTUA   Bagian 87

    Adik laki-laki semata wayang Firna memang akan menikah. Calonnya bahkan sudah diiming-imingi akan diwarisi rumah yang mereka tempati. Rianti jadi khawatir, jika ia mereka akan menanggung malu akan hal itu,“Papa ke rumah Pak Hartono saja, Pa. memastikan, sebenarnya rumah ini milik siapa. Minta mereka jujur, agar kita tidak menanggung malu di kemudian hari. Kalau memang rumah ini milik Rasti, kita harus segera angkat kaki dan, kita bilang saja yang sebenarnya pada calon mertua Farhan.” Rianti memberi saran. Cokro mengangguk paham.***“Rasti melakukan hal brutal seperti itu?” tanya Wening tidak percaya, setelah Cokro menceritakan hal yang baru saja ia alami.“Iya, Bu. Bahkan, warga sekitar tidak berani berbuat apa-apa karena Rasti berbicara seolah-olah, kami penjahat yang merampas rumah dia. Sebenarnya, rumah itu apakah benar sudah menjadi milik Pak Hartono?” Cokro bertanya penuh ke-sanksian.“Kan sudah saya jelaskan, kami menanggung hutang orang tua Rasti yang begitu banyak. Dan rumah

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21
  • MADU SATU MERTUA   Bagian 88

    Tiga hari sudah, Danang menghabiskan waktunya bersama dengan Firna dan Yasmin. Sikap Firna sedikit berbeda. Ia terlihat lebih diam, meskipun saat ada kesempatan, saat Yasmin tertidur, keduanya selalu menghabiskan waktu dengan bercengkrama. “Kamu kenapa jadi pendiam gitu?” tanya Danang dari balik selimut tebal yang menutupi tubuh polos mereka berdua. “Kamu selalu cuek, saat aku menampakkan senyum ramah. Dan sebaliknya, ketika aku diam atau marah, kamu selalu bersikap manis. Jadi, mungkin seperti inilah yang harus aku lakukan.” Danang seperti terpukul dengan jawaban Firna. “Terima kasih untuk tiga hari ini,” ujar Danang. Seketika, Firna bangkit dan memakai lingerie yang teronggok di bawah kasur. “Kita akan kembali besok. Dan kamu akan kembali ke keluarga kamu lagi, Mas. Apa kamu juga akan berbeda lagi saat bertemu denganku? Aku takut berharap lebih banyak lagi dari saat ini. Hatimu seperti bunglon, Mas, suka berubah-ubah. Dan aku jadi takut hendak bersikap bagaimana,” ucap Firna den

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-22
  • MADU SATU MERTUA   Bagian 89

    “Ya, Ma? Mau ya, Ma?” Raline sudah berpindah menggandeng tangan Rasti. “Nunggu libur panjang, ya?” jawab Rasti asal. Raline bersorak gembira. Masuk ke kamar dan melonjak-lonjak di atas kasur. Rasti sudah sampai teras menyapunya. Tinggallah Nadine berdua dengan Danang. “Papa, jangan jadi suami Tante Firna lagi, ya? Papa carikan Tante Firna suami baru saja. Carikan ayah buat Yasmin. Jangan papa yang jadi ayah Yasmin. Biar mama gak marah. Biar kita bahagia lagi seperti dulu.” Permintaan dari Nadine membuat hati Danang seolah tertampar. Andai sang anak tahu, apa yang tiga hari ia lakukan bersama Firna dan Yasmin. Danang merengkuh tubuh kecil Nadine. “Berdoa saja, ya, Sayang. Kita bisa melewati ujian ini. Mama bisa baik lagi sama papa. Biar kita seperti dulu lagi,” ucapnya. “Papa wangi banget. Parfumnya beda,” celetuk Nadine. Mendengar kejujuran dari Nadine, Danang jadi mengingat suatu hal. “Aku semprotkan parfum aku. Agar suamiku ingat aku sampai nanti di rumah,” ucap Firna saat hen

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-22
  • MADU SATU MERTUA   Bagian 90

    Rasti melenggang pergi, meninggalkan Danang yang masih tergugu. Lelaki itu berada dalam posisi menelungkup dalam waktu yang cukup lama.Menyesal? Ia berpikir, Rasti juga salah dalam hal ini. Karena sebab dirinya lari pada Firna, karena ia sangat kesepian dan jenuh dengan keadaan rumah tangganya saat ini.Namun, ia pun sadar, istri sahnya sangat terluka dengan apa yang ia lakukan bersama Firna.Setelah merasa agak tenang, Danang bangun, mengambil ponsel yang ada di meja rias Rasti. Memeriksa satu per satu pesan dan daftar panggilan yang tidak sempat diangkat.Firna menjadi orang yang paling banyak mengirim pesan. Saat ia membukanya, benar saja, deretan foto mesranya dikirim melalui sebuah pesan di aplikasi hijau.Firna : aku kangen. Kenapa gak balas? Lupa lagi sama aku?Pesan terakhir yang dikirim Firna seperti sebuah protes.Danang meletakkan kembali ponsel di atas kasur. Ia tidak berminat sama sekali untuk membalas chat yang dikirim dari istri sirinya.Malam panjang dilalui Danang d

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-23

Bab terbaru

  • MADU SATU MERTUA   EKSTRA PART 4

    Melihat hal itu, tentu saja Rasti merasa lega. Karena ia tidak akan menghabiskan waktu berdua saja dengan Huda di kamar rumah sakit.“Makan dulu, ya? Nanti minum obat,” ucap Huda seolah memberi kesan bahwa ia adalah orang yang menjaga Rasti.“Jangan sentuh makanan itu! Biar aku yang nyuapi mama,” kata Nadine sewot.“Baiklah,” ucap Huda mengalah.Beberapa jam, Danang terpaksa duduk memperhatikan segala gerak-gerik Huda yang begitu perhatian terhadap mantan istrinya. Meski berkali-kali Nadine menunjukkan ketidaksukaannya pada Huda, tapi lelaki itu seolah tidak peduli.Rasti hanya terbaring dalam posisi lemah dengan perasaan yang cemas. Takut, bila terjadi sebuah pertengkaran di saat ia tengah sakit.Danang hanya duduk diam di kursi, merasa dirinya hanya datang untuk menemani Nadine, dan tidak ada hak lagi atas Rasti.“Dari mana kamu tahu aku sakit?” tanya Rasti setelah didudukkan oleh Nadine pandangan matanya tertuju pada Huda. Saat itu, Nadine tengah keluar untuk membeli minuman. Hanya

  • MADU SATU MERTUA   EKSTRA PART 3

    Mentari pagi terasa hangat menyentuh kulit tangan Rasti yang tengah terampil memetik cabai di kebun. Kesehatan sang nenek sudah memburuk akibat usia yang sudah senja. Ia merasa takut kehilangan Watri, setelah sebelumnya Priono disusul Muryani menghadap Sang Pencipta. Kini, ia lebih memilih fokus merawat ibu dari ayahnya itu.Sebuah suara mobil terdengar memasuki halaman rumah watri. Rasti berhenti dari aktivitasnya, gegas berjalan menuju halaman yang posisinya berada di atas kebun. Ia memicingkan mata, melihat kode plat mobil yang menandakan area Jogjakarta. Tangannya masih memegang sebuah baskom plastic kecil berisi cabai.“Tante!” Sebuah sapaan lembut terucap dari mulut gadis yang baru saja turun dari mobile.“Alea!” Reflex, mulut Rasti menyebut nama seorang gadis yang terlihat kurus.“Tante ….” Alea kembali memanggil Rasti dengan mata berkaca-kaca.“Maaf, menyusul kamu ke sini.” Hanung yang baru saja turun dari mobil langsung menyahut.“Mama, siapa yang datang?” tanya Nadine yang b

  • MADU SATU MERTUA   EKSTRA PASRT 2

    “Akhirnya kamu datang, Mbak. Dan baru kali ini kita bertemu,” ucap Huda.Rasti yang kini telah berbalik sedikit mundur.“Jangan takut, Mbak! Aku tidak akan melukai Mbak Rasti lagi. Aku datang untuk minta maaf. Maaf, aku telah berpesan pada tetangga Mbak Rasti untuk menghubungiku saat Mbak datang.”Rasti masih belum percaya apa yang dikatakan Huda. “Untuk apa?” tanyanya ketus.“Aku ingin minta maaf, Mbak. Duduklah sebentar denganku,” ajak Huda.Dengan ragu-ragu, Rasti mengikuti Huda yang duduk di tepi teras. Lantai masih terlihat bersih karena setiap pagi dibersihkan oleh karyawan.“Aku sudah bercerai dari Maryam. Aku benar-benar telah menyakiti hatinya. Tapi, aku tidak berbohong jika rasa cintaku hilang terhadap dia saat Mbak Rasti datang kembali dalam hidupku dulu kala. Dan sampai saat ini, aku masih memendam rasa itu.” Huda berhenti sebentar lalu memandang Rasti dengan posisi kepala menoleh. “Aku masih mencintaimu. Maaf, aku telah berusaha mendapatkanmu dengan cara yang salah. Maaf,

  • MADU SATU MERTUA   EKSTRA PART 1

    “Saya terima nikah dan kawinnya Rasti Efrianti binti Rusdi dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai ….”Ucapan sah menggelegar di ruang tamu rumah Rasti yang ada di kampung. Senyum Nadine dan Raline mengembang dengan sumringah.Rasti yang memakai hijab syari dengan riasan sederhana mencium takzim tangan lelaki yang kini telah sah menjadi suaminya. Mereka lalu saling tatap dan mengurai senyuman.Setitik air mata jatuh dari pria yang memakai kemeja berwarna putih.***Rasti memperhatikan orang yang dibayar untuk memotong rumput yang sudah meninggi di rumahnya yang di Jogja. Anak-anaknya tidak ikut serta karena mereka tidak mau. Setelah pekerjaan orang suruhannya selesai, ia bersiap untuk kembali masuk rumah.“Rasti ….” Sebuah suara membuatrnya urung masuk.Mata Rasti menatap pria yang baru datang tanpa berkedip. “Pak Hanung,” sapanya dingin.“Akhirnya kamu kembali,” sahut Hanung. “Aku sering datang ke sini untuk menunggumu pulang. Dan hari ini, aku bertemu denganmu.”“Unt

  • MADU SATU MERTUA   ENDING

    Mereka basa-basi sebentar, saling menceritakan hidup yang dialami masing-masing. Setelah lama berbincang, Firna menyampaikan maksud kedatangannya menemui Rasti. “Aku minta maaf atas semuanya, Mbak. Aku telah bersalah sama Mbak Rasti. Aku sudah egois dalam mencintai Mas Danang. Dan pada akhirnya aku sadar, aku hanyalah pelampiasan baginya. Cinta Mas Danang sepenuhnya untuk Mbak Rasti. Aku menikah dengan seorang pria yang hidupnya di jalan, tapi mengajarkanku banyak hal. Kami memulai semua dari bawah. Dia tahu semua kisah hidupku dan perlahan mengubah sifat egoisku. Dia juga pria yang sangat baik. Melindungi dan menyayangi Yasmin seperti anaknya sendiri. Bahkan, saat aku marah sama Yasmin, Mas Dion tak segan memarahiku bali. Aku merasa beruntung. Ini bukan hal yang penting bagi Mbak Rasti. Tapi, perlu aku ceritakan agar Mbak tahu bagaimana aku saat ini,” ucapnya lalu berhenti. Memandang Danang dengan ragu, kemudian mengeluarkan sebuah kotak. Rasti tertunduk. Hampir saja ia berpikir buru

  • MADU SATU MERTUA   ENDING

    Part 93 Semua sibuk dan larut dengan perasaan masing-masing. Nadine dn Raline yang bahagia bertemu ayahnya. Firna yang terlihat malu-malu pada Rasti. Dan Rasti yang sibuk menenangkan hati. ‘Aku sudah bercerai sama Mas Danang. Aku harus bersikap biasa saja melihat mereka,’ tekan Rasti dalam hati. “Mbak, apa kabar?” tanya Firna sopan. Seyogyanya seorang tamu dipersilahkan masuk, tapi yang terjadi justru tamu Rasti yang menyapa lebih dulu. “Ba-baik. Kamu apa kabar?” tanya Rasti kaku. “Baik, Mbak. Alhamdulillah,” jawab Firna. Rasti mengamati penampilan sederhana dari mantan madunya. Anak Firna menangis merengek di dalam gendongan. “Yas, tolongin Bunda, pegangin adek. Bunda pengen ke belakang,” pinta Firna pada anaknya yang terlihat lemas. “Aku pusing dan mual, Bunda. Ayah saja dipanggil,” tolak Yasmin. Entah mengapa, Rasti serasa tidak kuat melihat pemandangan keharmonisan keluarga Firan dan Danang. Ia mencoba menahan segala rasa yang berkecamuk agak tidak terlihat. “Ayah, ini p

  • MADU SATU MERTUA   MENUJU ENDING

    “Kalau ketemu lagi, namaku Dion,” ucap preman itu kemudian melangkah cepat.“Jangan mengemis lagi. Bentar lagi Bunda akan bisa beli mesin cuci. Bunda mau buka laundry saja. Biar bisa bekerja di rumah. Nanti, Bunda akan pasang iklan,” ucap Firna.Hari setelah itu, pria yang mengaku bernama Dion sering datang ke kontrakan. Lama kelamaan, Yasmin menjadi terbiasa dan akrab. Dibalik tubuhnya yang kekar dan sangar, ia ternyata memiliki sebuah kepedulian. Sikap Firna masih cuek. Namun, berkali-kali pria itu datang membawakan setumpuk cucian kotor. Lalu memaksa Firna untuk memberikan cucian yang sudah bersih dan mengantarkannya ke pelanggan.Terkadang Dion datang di pagi hari, membawa cucian kotor, lalu mengantarkan yang bersih sambil mengantar Yasmin ke sekolah. Lalu ia akan pergi dan kembali lagi keesokan harinya. Seolah hal seperti itu adalah rutinitas Dion saat ini.Di dalam sel tahanan, Danang mengenal seorang narapidana yang sangat taat beragama. Hal itu membuat ayah Nadine dan Raline s

  • MADU SATU MERTUA   MENUJU ENDING

    Part 91 Gadis kecil memakai seragam itu berlari menuju rumahnya. Segera berganti baju setelah sampai. Berlalu kembali dengan membawa plastic bungkus permen yang sudah using. Ia menengadahkan tangan ada setiap motor dan mobil yang berhenti di perempatan lampu merah. Setelah dirasa cukup, ia lalu bersiap pulang. “Ayo, setoran!” hardik seorang preman membuatnya ketakutan. “Jangan ambil, Om. Aku butuh uang ini,” pinta Yasmin memelas. “Hanya kamu pengemis yang tidak pernah setor. Mau kamu, aku bawakan satpol PP buat menangkap kamu biar masuk penjara?” Yasmin menggeleng. “Tapi aku butuh uang ini,” ucapnya dengan bibir bergetar. “Ibu kamu kemana?” “Bunda mengamen, mau buat beli mesin cuci biar bisa kerja di rumah,” jawab Yasmin jujur. Di saat bersamaan, serombongan satpol PP bergerak menertibkan pengemis yang dirasa semakin banyak. Biasanya akan ada pembinaan dan pelatihan kerja bagi orang dewasa. Preman yang menghardik Yasmin dengan cepat mengangkat tubuh anak kecil dan membawanya

  • MADU SATU MERTUA   MENUJU ENDING

    “Aku belum memikirkan itu,” sahut Rasti. “Kamu harus memikirkannya. Kamu harus menikah lagi dan mempunyai seseorang yang menemani dan melindungi kamu. Kamu tidak bisa hidup seorang diri selamanya. Usia kamu masih muda.” “Jangan membahas hal itu, Mas.” Rasti merasa sedih dengan perkataan mantan suaminya. Ada ruang hampa yang seketika hadir dalam hati. “Rasti. aku serius. Anak-anak butuh figur ayah penggantiku. Dengan siapapun, aku akan merestui. Aku yakin sekali, kamu bisa memilih orang yang tepat. Doakan aku, bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. Tinggalkan alamat. Setelah aku bebas, aku akan mencari Nadine dan Raline. Semoga mereka masih mengingatku.” Danang tersenyum getir. Berusaha keras menahan tangisnya untuk tidak keluar. “Iya. Aku berdoa semoga kamu juga bisa menjadi suami dan ayah yang baik buat Firna dan Yasmin. Salam buat mereka.” Danang tertawa. Namun, saat tawa itu keluar, tangisnya juga pecah. “Aku sudah menceraikannya. Aku tidak mencintainya. Itu hanya akan meny

DMCA.com Protection Status