Di area peserta, satu per satu kursi-kursi kosong mulai disingkirkan. Menyisakan dua kursi yang masih berpenghuni. Dari kedua wajah peserta yang masih tersisa, terlihat ada raut ketegangan, serta ketidakyakinan, yang terus mengikuti mereka bagai bayangan. Hilangnya sederet kursi kosong justru membuat mereka semakin terasa terintimidasi. Dengan mata terpejam, Luca menjulurkan tangan ke dasar kuali, berusaha meraih satu dari dua potongan kayu. “Baiklah, untuk peserta yang akan bertarung berikutnya adalah ....” Luca mengalihkan perhatiannya, melihat ke kedua peserta. “Oh, iya” gumam Luca sambil menganggukkan kepala, menyadari sesuatu hal. “Sebelum aku melanjutkan pertarungan, sepertinya aku harus memberitahukan satu hal penting terlebih dahulu,” katanya dengan suara lantang. “Seperti yang kita ketahui bersama, peserta yang tersisa hanya tinggal dua orang, maka satu tempat untuk menjadi seorang Penjaga kemungkinan besar hanya dimiliki oleh peserta bernomo
Read more