Setitik cahaya dari celah pintu baja kini berubah menjadi terang yang menyilaukan. Memenuhi setiap sudut penglihatan. Perlahan-lahan, satu per satu Penjaga dari kedua desa keluar dari pengapnya lorong rahasia. Marca menjadi manusia terakhir yang terbebas dari impitan lorong gelap. Kedua matanya menyipit, menghalau sengatan matahari yang tiba-tiba menghunjam nyalang. Pendar cahaya dari atas langit seakan menyebar langsung ke segala penjuru, menampakkan segala hal. Barisan awan menyerupai kapas menggantung di langit biru. Deretan bangunan berukuran besar terhampar di tanah lapang dengan atap berbentuk kerucut. Di depan, kerumunan manusia terlihat tengah mengadang jalan, tersenyum manis, menyambut kedatangan. Berada di posisi paling belakang, Wrahaspati mengembangkan cuping hidungnya, menghirup udara sebanyak-banyaknya. Dengan tatapan sinis, ia mengerling ke arah samping. “Kau sungguh keterlaluan, Budak!” tukasnya. “Maaf, Tuan. Tapi mereka tak mengizinkanku untu
Read more