All Chapters of Dikira Miskin Saat Pulang Kampung: Chapter 201 - Chapter 210

304 Chapters

Siapa Laki-laki itu?

***"Tidak akan saya biarkan Anita menderita lagi, Nek. Bila perlu, Paman dan Bibinya akan mendekam di penjara karena sudah melakukan tindak kejahatan pada keluarga Nenek."Haryati mengusap air mata yang membasahi pipi. Sejenak dia melirik pada Anita yang justru mengatupkan bibir dan menunduk dalam tanpa berani menatap takjub pada semua perkataan Bagas."Bersyukurlah karena kamu menemukan laki-laki yang baik, Nit!"Anita mendongak. Dia mengangguk pasrah di depan Haryati dan memaksa bibirnya tersenyum tipis.Setelah memastikan keadaan Anita dan Haryati, Bagas pamit untuk pulang dan berjanji akan datang kembali esok hari jika tidak ada pekerjaan.Anita mengantar Bagas sampai di depan pintu kamar VIP dimana Haryati berada. "Mas, aku ingin bilang sesuatu. Tapi sepertinya besok saja, kamu terlihat sangat lelah," kata Anita. "Apapun yang akan aku katakan nanti, berjanjilah kalau kamu tidak akan meninggalkanku."Bagas memicingkan matanya menatap Anita. Wanita yang sudah menemani hari-hariny
Read more

Kecerobohan Anita

***Anita memberontak. Dia mencoba melepaskan cengkeraman tangan laki-laki di depannya."Mas Cahyo, lepaskan saya!" teriak Anita memekakkan telinga. "Saya berjanji akan mengembalikan semua uang yang sudah Mas Cahyo berikan, tapi tolong ... lepaskan saya. Tolong!"Anita merengek membuat Cahyo jengah. "Dulu kamu sendiri yang mau membantuku menghancurkan Bagas, tapi lihat ... kamu sekarang terlihat begitu melindungi dia. Ha ... ha ... ha ... Bagas memang brengsek! Dia laki-laki sok kaya dan sok tampan membuat para wanita tergila-gila. Atau mungkin aku sudah salah memilih sekutu, kamu terlalu murahan, Anita!"Kedua tangan Anita mengepal. Ingin rasanya menampar pipi Cahyo saat ini juga, tapi apalah daya, kedua tangannya dicekal Cahyo dengan kuat bahkan sekarang mulai terasa nyeri."Kamu harus hancur, maka dengan begitu Bagas akan menjadi hancur pula!"Anita menggeleng cepat. Melihat kemana arah Cahyo berjalan membuat Anita membelalakkan mata. Jantungnya berdegup kencang membayangkan sesuat
Read more

Rahasia Anita Terbongkar

***"Ngapain kita ke rumah itu, Se?""Bukan kita, tapi kamu!" tegas Sea dingin. Dia melirik malas ke arah Citra dan berkata. "Kamu pikir aku membawamu kesini untuk bekerja bareng denganku, begitu? Bagaimanapun caranya, kamu harus bisa masuk ke dalam rumah itu dan bertanya mengapa Anita berada disini, mengerti?"Citra membuang muka. Jika saja bukan karena ingin Bapak dan ibunya selamat, dia tentu tidak akan pernah mau melakukan apapun yang Sea katakan. "Brengsek!" umpatnya lirih.Sea berdecak kesal. Dia memukul setir mobil dan mendorong tubuh Citra agar keluar dari dalam mobil miliknya."Keluar! Kalau kamu memang menolak kerja sama ini, keluar sekarang juga! Aku pastikan Bapak dan Ibumu mendekam selamanya di penjara!"Citra meneguk ludahnya kasar. Dia berusaha meredam emosinya dan berkata dengan gagap. "Ma-- maaf, Se. Oke ... oke, aku akan masuk kesana."Sea tertawa sumbang. Dia melihat Citra yang mulai berjalan mendekati rumah dimana Anita berada.***Bagas menekan nomor ponsel Anita
Read more

Menyelamatkan Anita

***Bagas menunggu Anita dengan gelisah. Tidak biasanya kekasihnya itu pergi begitu lama apalagi tanpa pamit yang jelas. Berkali-kali pula di melihat ponsel dan tidak ada pergerakan pada posisi Anita saat ini."Bagas jemput Anita dulu ya, Nek. Nenek baik-baik saja sendirian di sini?"Haryati mengangguk sembari tersenyum tipis. "Pergilah, Nak. Nenek baik-baik saja."Setelah mencium punggung tangan Haryati, Bagas keluar dari area Rumah Sakit dan mengendarai mobil menuju dimana Anita berada. Tidak terlalu jauh, jarak antara Rumah Sakit tempat Haryati di rawat dengan kompleks dimana Anita sedang berada hanya memakan waktu hampir sepuluh menit saja."Gila, Se!' hardik Citra bersungut-sungut. "Kamu hampir saja membuatku mati berdiri dengan menyuruhku masuk ke dalam rumah itu!"Sea membuang muka. Napasnya tersengal karena Citra mengumpati dirinya. "Berkali-kali aku katakan, jaga mulutmu atau kedua orang tuamu tidak akan bisa bebas!""Oh ya? Kamu pikir aku akan takut dengan ancamanmu itu?"Se
Read more

Mimpi Halimah

***Beberapa hari yang lalu di rumah Halimah ...."Katakan darimana kamu, Mas? Pagi-pagi pergi bareng Bagas tapi pulangnya anak itu malah bawa Anita. Jangan menutup-nutupi apapun, kamu tau kan aku nggak suka?"Vano yang baru saja duduk di ruang tamu dan menyandarkan punggungnya tiba-tiba mendapat pertanyaan memberondong dari Halimah. "Panjang ceritanya, Dek," sahut Vano lelah. "Anita ternyata selama ini hidup dengan pembunuh kedua orang tuanya."Halimah mendelik. Dia bergegas duduk di ruang tamu dan memegang lengan suaminya dengan erat. "Ka-- kamu serius, Mas? Ta-- tapi dia datang bersama Bagas dan wajahnya tenang sekali. Apa kamu yakin kalau selama ini dia ...."Vano mengangguk cepat. "Ya. Dan pembunuh kedua orang tuanya tidak lain adalah Paman dan Bibinya yang selama ini sudah merawat dirinya demi sesuatu."Halimah menutup mulutnya tidak percaya. Selama ini, dia pikir jika masalah hidupnya adalah cobaan terberat karena harus kehilangan Karim dan mendapati Leha yang semakin hari sem
Read more

Hancurnya Hati Bagas

***Anita hanya bisa memejamkan mata dengan erat melihat Cahyo yang babak belur mendapat serangan dari Bagas.Sementara di dalam mobil, Sea berkali-kali menggigit kuku guna menyalurkan rasa cemas yang dia rasakan."Apa perlu kita masuk, Cit?"Citra menggeleng tegas. "Tidak! Aku tidak mau masuk ke dalam rumah itu lagi, Sea. Kamu gila! Bagaimana kalau Bagas kalah dan kita menjadi mangsa selanjutnya?"Sea semakin panik. Ingin menghubungi Tomi tapi apa yang akan dia katakan. Dia menggigit bibir bawah dengan gelisah, berharap sosok Bagas keluar dari dalam pagar yang menjulang tinggi di depan sana."Sebenarnya siapa Anita, kenapa dia ingin menghancurkan Bagas?"Citra mengedikkan bahu. "Aku belum tau semakin dalam, Se. Sungguh, masuk ke dalam rumah itu aura jahat terasa sekali dan aku ... aku sangat takut kalau sampai ketahuan menyelinap tadi.""Tidak ... tidak! Aku harus kesana dan memastikan kalau Mas Bagas baik-baik saja!""Jangan gila kamu!""Berani kamu menolak ajakanku, maka orang tuam
Read more

Hati yang Tersakiti

***"Darimana kamu?"Sea menoleh dengan terkejut. Terlihat Gina berdiri dengan bersedekap dada melihat putrinya yang masuk ke dalam rumah dengan mengendap-endap."Eh, Bu ....""Darimana?""Anu, itu ... dari rumah teman."Gina menautkan kedua alisnya. Tidak biasa Sea pergi tanpa pamit apalagi tanpa membawa mobilnya. "Teman yang mana, kenapa nggak pamit, trus berangkat pakai apa kalau mobil kamu ada di rumah, hem?"Sea terkekeh. Dia memeluk Gina dengan erat seraya bermanja-manja dengan Ibunya yang masih nampak cantik di usia yang sudah tidak muda lagi."Kenapa sih, Bu? Ibu takut aku punya cowok?"Gina memukul lengan Sea dengan kasar. "Jawab Ibu!""Aku pergi ke rumah teman, Bu. Ibu nggak kenal, dia teman baru. Cewek, Demi Allah!"Gina luluh. Setiap kali melibatkan Tuhan dalam setiap perkataan maka dia akan selalu percaya. Sea memang benar, dia bertemu dengan rekan barunya yakni Citra, tidak ada yang salah dengan kejujurannya pada Gina saat ini."Kenapa nggak bawa mobil, kamu nggak lagi
Read more

Tirta dan Sea

***Bagas memarkirkan mobil di depan rumah. Dengan langkah lebar dia masuk tanpa mempersilahkan Anita untuk masuk pula padahal ada Halimah dan Vano sedang duduk berbincang di ruang tamu."Buru-buru amat, Gas, mau kemana?" selidik Halimah membuat langkah Bagas terhenti. "Eh, ini kenapa baju bisa kotor semua, kamu habis darimana?" Suara Halimah naik satu oktaf, dia menelisik wajah Bagas yang nampak begitu murung. "Berkelahi dengan siapa? Apa penyakit gelud ayahmu sekarang menurun padamu, hem?"Bagas menghela napas kasar. Dia menoleh ke arah Vano yang terlihat mengedikkan bahu karena Halimah mengatakan jika penyakit gelud yang dia miliki adalah keturunan dari Vano. "Gelud bukan penyakit, Sayang. Kita laki-laki memang dituntut untuk menjadi yang terkuat, demi keluarga ....""Jangan mencoba membela apapun saat ini, Mas! Sudah cukup kamu membahayakan Bagas waktu menyelamatkan Nenek Anita!"Bagas menoleh. Dia tidak menyangka jika Halimah mengetahui semuanya. Dia kembali menatap Vano dan la
Read more

Tamparan Sea untuk Tirta

***"Bukan maksud Ayah dan Ibu ikut campur urusan kalian. Maaf kalau kamu dan Bagas merasa seperti itu, apalagi kalian berdua memang belum menikah, mungkin tidak seharusnya Ayah masuk ke dalam masalah yang sedang kalian hadapi," tutur Vano. Dia menjeda ucapannya dan meminta Halimah untuk duduk di sebelahnya. "Tapi, setelah Bagas memutuskan untuk meminang kamu, Nit. Saat itu juga Ayah dan Ibu yakin jika kebahagiaan Bagas mungkin bersarang padamu. Sekarang kami berdua melihat kalian saling diam, dan Bagas memutuskan untuk membatalkan acara pertunangan kalian berdua. Sehebat apa masalah yang terjadi sampai Bagas dan kamu memutuskan untuk membatalkan semuanya? Ayah dan Ibu hanya ingin tau, jika memang alasan kalian bisa kami terima, lalu kami bisa apa selain menyetujui?"Anita melirik ke arah Bagas yang kini sedang menyandarkan punggungnya di sofa, sementara Vano dan Halimah terlihat seakan-akan mengintimidasi dirinya karena tidak satupun dari mereka yang melihat ke arah Bagas. Seolah sem
Read more

Hati Bagas

***"Kamu yakin dengan keputusan kamu, Gas?"Bagas bergeming. Dia memijit-mijit pelipisnya dan menyandarkan punggungnya di sofa sementara Halimah tiba-tiba menepuk lengan Sang Anak agar menjawab pertanyaan Vano."Apa, Bu?""Dengarkan apa kata Ayah!""Apalagi? Apa Ayah dan Ibu bisa memaafkan kesalahan Anita?"Vano mengulas senyum tipis. Dia tahu, Bagas pasti kecewa mengetahui calon tunangannya yang ternyata adalah kaki tangan orang lain untuk membuatnya dia dan keluarganya malu serta hancur. Tidak dipungkiri, Vano dan Halimah pun merasakan demikian tadi saat mereka mengetahui kebenarannya."Sepertinya Anita memang benar benar, Gas, kalian tidak akan bertemu jika Cahyo tidak mengutusnya menghancurkan kamu," seloroh Vano tenang. "Mungkin ini memang jalan jodoh kamu, Gas. Jangan terlalu keras memikirkannya karena bagaimanapun sekarang Anita sedang terjebak dengan hatinya sendiri.""Dan Ayah percaya saat dia mengatakan benar-benar tulus padaku saat ini dan menyesali semua perbuatannya?"Va
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
31
DMCA.com Protection Status