All Chapters of Istri Tawanan CEO: Chapter 411 - Chapter 420

662 Chapters

Operasi Menegangkan

Mira mengelus rambutnya dengan penuh sayang dan menggenggam tangan satunya.Joseph melirik Dario untuk terakhirnya kalinya.Dario tampak tegang.“Kita akan membicarakan ini setelah Aria selesai melahirkan.”Setelah mengatakan itu dia pergi meninggalkan tempat itu menyusul Evelyn dengan diikuti Dixon dan Mira.“Tampaknya, perjuanganmu untuk mendapatkan putri keluarga kita akan sulit.” James menepuk-nepuk pundak Dario berpura-pura prihatin.Dario menepis tangannya dengan ekspresi muram.Sayup-sayup suara teriakan Aria berhenti. Tak lama kemudian pintu ruang operasi tiba-tiba terbuka dan seorang pria mengenakan operasi keluar.Semua orang langsung menoleh. Dario dengan cepat meraih kerah jas dokter itu.“Bagaimana dengan Aria? Apa dia baik-baik saja?”“Posisi bayi sungsang. Kami mencoba memutar posisi bayi, tapi karena kelelahan dan kesakitan Nona Aria kehilangan kesadaran. Proses persalinan jadi sulit. Jika kita menggunakan Caesar akan lebih berisiko pendarahan dan infeksi pada sang ibu
Read more

Pilihan Sulit

“Baiklah, kalau begitu Tuan ikut dengan saya ke ruang operasi. Mungkin dengan kehadiran Anda sebagai suami atau calon suami akan membuat Nyonya Aria sadar dan berjuang untuk melahirkan. Ada kemungkinan anak dan ibu akan selamat,” ujar sang dokter.Dario langsung mendongak dengan ekspresi penuh harapan.“Baik, aku akan masuk.”Dokter itu kemudian menuntun Dario masuk ke ruang operasi, meninggalkan Seth dan James di luar.James melirik sepupunya yang memandang pintu ruang operasi yang tertutup.“Sepertinya akan lama,” komentarnya melirik sepupunya dari ujung mata.“Apa kamu ingin tetap di sini menunggu Aria atau ikut pulang ke rumah menunggu kabar?”Seth mengalihkan pandangannya dengan ekspresi acuh tak acuh.“Aku akan menunggu di sini. Jika kamu ingin pulang, pulanglah.”James menghela napas menepuk pundaknya.“Aku sungguh kasihan padamu. Kamu yang merawat dan menjaga Aria serta anak-anaknya selama tujuh tahun. Tapi siapa sangka, Aria tetap kembali ke pria itu.”Dia bukan tidak tahu pe
Read more

Kehilangan Buah Hati

“Namun dampak dari melahirkan dengan normal bisa berbahaya pada bayi.”“Karena ini saya ingin Anda membuat pilihan antara ibu atau bayi.”Dario merasakan dadanya terimpit membuatnya sesak. Dia melirik ke arah ranjang Aria.Ini adalah salahnya. Dia seharusnya tidak membawa Aria naik pesawat ke Meksiko.“Apa tidak ada cara lain?” bisiknya lemah.Dokter menggelengkan kepalanya dengan tatapan penuh permintaan maaf.Dario terdiam menghela napas berat.“Aaaaaa ....”Teriakan kesakitan Aria membuatnya menoleh. Dia mengepalkan tangannya.“Aku tidak peduli dengan bayi lagi.” Dia melirik dokter itu tajam dengan tatapan mengancam.“Pastikan kalian mengutamakan keselamatan sang ibu. Jika sesuatu terjadi padanya, kamu dan dokter lain akan menanggung konsekuensinya,” desisnya dingin.Dokter itu menelan ludah dan mengangguk dengan ekspresi gugup.Dario kemudian meninggalkannya dan berdiri di sebelah Aria. Dia menggenggam tangan wanita itu erat sambil mengecup keningnya yang berkeringat banyak.Aria
Read more

Berita Duka

Pintu ruang operasi terbuka dan menampilkan sosok Dario yang tengah berjalan dengan kepala yang tertunduk lesu.Seth yang menunggu di luar ruang operasi langsung menghampirinya.“Bagaimana kabar Aria sekarang?”Dario meliriknya namun tidak berkata apa-apa. Tak lama kemudian seorang dokter keluar.Seth meninggalkan Dario dan bertanya pada dokter itu.“Bagaimana kabar Aria?”Dokter menggelengkan kepalanya.“Nyonya Aria baik-baik saja. Hanya saja kami tidak bisa menyelamatkan bayinya.”“Para perawat tengah membersihkannya, sebentar lagi dia akan dipindahkan." Setelah mengatakan itu, dokter pun meninggalkan mereka.Seth terdiam dan melirik punggung Dario.Mereka tidak mengucapkan sepatah kata pun selama beberap saat.Seth menenangkan dirinya.“Aria selamat, itu lebih baik.”Dario langsung berbalik dengan tatapan tajam.“Sialan!”Dia meninjunya untuk melampiaskan kemarahan dan rasa sakit di hatinya.Kata-kata Seth tanpa perasaan tidak bersimpati pada bayinya yang hilang. Akan lebih baik ti
Read more

Rasa Sakit dan Penyesalan

"Maafkan aku sayang," cium Dario pada tangan Aria yang terasa begitu dingin.Namun Aria diam membisu, menatap kosong ke luar jendela.Tak lama dari itu pintu kamar pun terbuka dimana keluarga Garrett sudah tiba di sana."Aria …." seru Evelyn yang saat itu juga ia memeluk Aria dengan sangat erat.Dario menyingkir ke pojok ruangan membiarkan keluarga Garrett berbicara dengan Aria.Aria seperti tidak mendengar atau menyadari kehadiran nenek dan pamannya. Hanya membisu menatap kosong ke luar jendela.Hal itu membuat hati Evelyn sakit."Nenek tau, ini pasti sangat berat untuk kamu terima. Tapi kamu harus bertahan demi kedua anakmu yang lain, mereka pasti akan merasa sedih jika melihatmu seperti ini."Joseph menghampirinya dan mengusap pundaknya lembut."Paman turut berduka atas apa yang menimpamu, tapi kita harus bisa mengikhlaskannya, tuhan lebih mencintai anakmu."Aria tetap bungkam dan tak mengatakan sepatah kata pun. Hanya air matanya mengalir di pipinya sebagai jawaban dari rasa sakit
Read more

Histeria

Keesokan harinya,Dario mengelap wajah Aria dengan sebuah handuk kecil yang tersedia di sana, hati Dario sakit ketika melihat orang terkasihnya hanya duduk dengan tatapan mata yang kosong, seolah-olah jiwanya telah terenggut.Hingga akhirnya seorang dokter masuk ke kamar Aria, untuk mengecek keadaannya."Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Dario ketika sang dokter telah memeriksa Aria."Dia sangat lemah dan bahkan imunnya menurun drastis, ini resep obat yang harus diambil. Setelah sarapan berikan obat tersebut," pesan sang dokter sebelum akhirnya ia meninggalkan Dario."Sayang, aku tinggal sebentar ya? Aku harus mengambil obat," cium Dario pada kening Aria dan seperti biasa Aria tak meresponnya sama sekali.Saat itu juga Dario bergegas untuk menebus obat tersebut di apotik yang ada di lantai dasar."Saya mau nebus obat ini," ujar Dario sembari menyodorkan selembar kertas yang diberikan sang dokter sebelumnya.Salah seorang dari mereka pun menghampirinya dan mengambil kertas tersebut dar
Read more

Aku ingin Bayiku Kembali

Aria semakin meronta-rontak dengan tangan yang terus memukul dadanya."Lepaskan aku! Di mana bayiku! Di mana bayiku!""Astaga, di mana James? Kenapa dia belum kembali juga," gumam Evelyn yang tampak begitu mengkhawatirkan cucunya Aria yang tengah mengamuk."Ini semua salahku, pukulah aku sepuasnya. Selagi itu bisa membuatmu tenang," bisik Dario tanpa melepaskan pelukannya.Hatinya sakit melihat keadaan Aria .Perlahan pukulan itu kembali melemah dan hanya menyisakan tubuhnya yang gemetar karena terus menangis.“Aku ingin bayiku kembali,” isaknya terendam dalam dada Dario.Mata Evelyn memerah.Dario memejamkan matanya memeluknya erat.“Aku tahu sayang. Aku tahu. Aku juga ingin bayi kita kembali,” bisinya pahit.Bagaimana pun itu adalah yang mereka nantikan berbulan. Namun apa daya takdir tidak mengkhendaki mereka.Aria masih menangis dalam pelukannya. Dario kembali menempatkan Aria di tempat tidurnya.Bersamaan dengan itu pintu kamar pun terbuka dan menampilkan seorang dokter dengan be
Read more

Kondisi Aria

Pada saat pulang sekolah, sesuai yang dijanjikan Mira membawa si kembar menemui Aria di rumah sakit. Sementara Mira menggenggam tangan si kembar agar tidak tersesat, Pengasuh si kembar mengikuti di belakang mereka dengan membawa buah tangan untuk menjemput Aria.“Nenek, apa Delin akan melihat adik Delin?” Delin dengan wajah cemberut ketika Mira membawa mereka menuju kamar rawat VIP Aria.Mira berhenti sejenak melirik sepasangan anak kembar yang menatapnya dengan tatapan ingin tahu Dixon dan muka cemberut Delin.Mereka masih anak-anak, tidak mengetahui tentang permasalahan orang dewasa. Delin da Dixon tidak diberitahu bawah mereka kehilangan adik mereka.Mira membungkuk dan menatap si kembar dengan ekspresi serius.“Delin, Dixon ... kalian jangan pernah bertanya tentang pada Ibu nanti, oke?”Delin memiringkan kepalanya dengan ekspresi bertanya.“Mengapa tidak boleh? Bukankah Ibu sudah melahirkan adik untuk kita?”“Ibu kalian ....” Mira terlihat kesulitan menjelaskannya pada anak-anak p
Read more

Membuat Marah Aria

Delin mendekat dan menarik selimut Aria. Namun dia tidak mendapat respons dari Aria membuatnya tertunduk sedih berpikir ibunya mengabaikannya.Bibi pengasuh melihat itu mendekati Delin dan meraih bahunya lembut.“Nona Muda, jangan sedih ibu masih sakit. Ayo duduk di sofa dan tunggu nenek, oke?” bujuknya.Delin menggelengkan kepalanya dan mendongak menatap Aria.“Ibu tidak sakit, ibu hanya tidak sayang Delin lagi,” ujarnya dengan cemberut. Matanya berkaca-kaca.Dixon tidak berkata apa-apa dan hanya memandang ibunya yang tampak sibuk dengan pikirannya.“Nona bukan seperti itu. Ibu pasti masih sayang kok.” Bibi pengasuh berkata membujuk.Namun Delin masih tetap cemberut. Dia berbalik dan naik ke kursi yang diduduki Dario tadi.“Delin!” Dixon terkejut melihat tindakan saudara kembarnya.“Nona Muda, itu berbahaya. Cepat turun ....” Bibi pengasuh buru-buru menahan tubuh kecil Delin yang berdiri di atas kursi agar tidak terjatuh.“Nona cepat turun, berbahaya naik di atas kursi.”Delin mengab
Read more

Hati yang Masih Terluka

Dario menatap Delin yang menangis dalam pelukannya sebelum mengalihkan pandangannya pada Aria.“Delin hanya anak-anak. Mana dia mengerti tentang kata-kata itu. Delin tidak siap memiliki adik, bisakah kamu memberinya pengertian dan bukan menyalahkannya. Dia juga terpengaruh dengan sikapmu yang seperti ini mengabaikan segalanya padahal kamu masih memiliki si kembar ....” ujar Dario dengan nada lirih pada kalimat terakhirnya.Sejak kehilangan bayi mereka, Aria seperti mengabaikan segalanya dan terpuruk.“Aku tahu kamu terluka. Aku juga terluka, tapi anak kita sudah pergi. Kita masih memiliki si kembar, kumohon Aria ikhlaskan ... jangan sampai kamu menyakiti anak-anak kita yang lain,” lanjutnya menatap anak-anaknya.Delin menangis dalam pelukannya, sementara Dixon bersembunyi di belakang Bibi pengasuh, tampak ketakutan melihat Aria yang mengamuk dan marah hampir menyakiti Delin.Aria terdiam tidak bisa membalasnya. Dia mengepalkannya di atas selimut dan menatap anak-anaknya.Delin masih m
Read more
PREV
1
...
4041424344
...
67
DMCA.com Protection Status