Home / Romansa / Aku Mau Kamu di Kamarku / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Aku Mau Kamu di Kamarku: Chapter 111 - Chapter 120

167 Chapters

Bab 111 Hadiah Dari Daffin

Happy reading***Lagu-lagu dari penyanyi dari Korea Selatan menjadi teman makan siang mereka berempat. Namanya saja makan di restoran Korea, ya sudah pasti lagu yang akan dimainkan berasal dari idol sana. Aluna yang sebagai penggemar berat drama Korea sangat suka, tidak henti-hentinya bibir istri Daffin ini ikut bernyanyi. Begitu juga dengan Salina dan Lisa, tidak menyangka jika keduanya juga sama-sama menyukai negara ginseng tersebut. Menyisakan Daffin saja yang tidak tahu apa-apa.“Habis ini mau kemana lagi?” Daffin menatap istrinya yang tengah membakar daging sapi.“Kalian mau kemana?” Aluna malah menyodorkan pertanyaan kepada kedua adiknya. Ya masalahnya dia tidak tahu mau kemana lagi, orang agendanya hari ini hanya membawa kedua adiknya belanja.“Mau kemana Lis?” tanya Salina menoleh menatap Lisa yang baru saja mau menyuapkan satu sendok bibimbap ke dalam mulutnya namun urung karena ditanya.“Gak tau,” menggelengkan kepala sebagai jawaban, Lisa mana tahu daerah Kanada.“Ini kena
last updateLast Updated : 2022-07-11
Read more

Bab 112 Minions

Happy reading***Harus dengan kata apa Lisa menggambarkan bagaimana rasa bersyukurnya? Luar biasa dia dijadikan adik oleh Aluna, dianggap keluarga oleh Daffin dan Salina. Sungguh, tiada tara Lisa akan berterimakasih kepada Tuhan yang sudah memberikan dia kakak seperti Aluna, si cantik pembawa keberuntungan untuknya.“Aku bahkan tidak pernah membayangkan akan memegang kartu ini,” bisikan yang sangat kecil. Lisa tak henti-hentinya menatap kartu kredit pemberian Daffin, seperti orang bodoh karena menampilkan ekspresi linglung.Disaat Aluna, Daffin dan Salina sibuk memilih film yang akan mereka tonton, Lisa hanya berdiri diam di belakang ketiganya. Seolah tidak peduli apa yang akan dia tonton nanti, Lisa menerima saja. Dipikirannya saat ini adalah, bagaimana cara membuat Aluna dan Daffin bangga atas prestasi dan kerja kerasanya nanti selama belajar.“Lisa,” panggil Aluna saat menyadari adiknya diam sedari tadi.“Iya kak?”Cepat-cepat Lisa menutup dompetnya dan memasukkan ke dalam tas, be
last updateLast Updated : 2022-07-12
Read more

Bab 113 Demam

Happy reading***“Enggh…”Pukul tiga dini hari Aluna mengeluarkan lenguhannya, bergerak tidak nyaman dalam tidur. Merasa tubuh sangat dingin membuat Aluna menarik tinggi selimut sampai menutupi kepalanya. Tidak sampai disana, Aluna sampai memepetkan diri dengan Daffin, memeluk suaminya erat guna mencari kehangatan.“Daff,” panggil Aluna saat benar-benar usahanya berujung sia-sia. Dia masih saja merasa kedinginan, seperti AC kamar mereka suhunya terlalu rendah.“Husband,” sekali lagi Aluna memanggil.Mengguncang pelan kedua bahu Daffin saat suaminya itu sama sekali tidak membalas. Sedikit memahami jika Daffin kelelahan, tapi Aluna terpaksa membangunkan karena ingin meminta tolong untuk mematikan AC. Aluna lemas, tidak sanggung berdiri, jangankan berdiri untuk duduk saja dia merasa pusing.“Husband, bangun!” kali Aluna sedikit memaksa.“Hmmm?” balas Daffin super duper malas.“Aku kedinginan,” berbisik pelan, Aluna berharap suaminya itu mau bangun semenit saja.“Aku peluk ya, sini.”Alu
last updateLast Updated : 2022-07-13
Read more

Bab 114 Khawatir Akan Aluna

Happy reading***“Pagi bibi cantik.” Lisa muncul di dapur dengan senyum cerahnya.“Selamat pagi non Lisa, yuk sarapan.” Asisten rumah tangga Daffin langsung menyiapkan sarapan untuk Lisa.Ada Salina juga di sana tengah memainkan ponsel dengan satu tangan tetap setia memegang segelas susu putih. Jelas Lisa memilih duduk di samping Salina karena nanti di depan mereka ada Aluna dan Daffin yang belum datang.“Jadi mau nemeni ke kampus kak?” tanya Lisa membuka pembicaraan.“Iya dong, aku udah semangat banget tahu. Ini aja aku lag icariin kamu info terbaru dari beberapa temen kelas aku,” ucap Salina penuh semangat. Hari ini kuliahnya jam dua siang nanti, jadi sangat-sangat bisa untuk membantu Lisa mengurus berkas pendaftaran.“Okedeh, habis sarapan langsung pergi kan ya?” Lisa memastikan agar selesai sarapan dia langsung bisa siap-siap.“Yap, kita berangkat setelah sarapan,” angguk Salina membenarkan.Keduanya kembali terdiam setelah Lisa menganggukkan kepala, sibuk dengan piring masing-ma
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

Bab 115 A Baby

Happy reading***Lama Daffin menunggu Raynold yang memeriksa kondisi istrinya, belum juga mendapat kepastian. Berkali-kali melihat Raynold melakukan pemeriksaan yang sama, dan setiap itu juga Daffin melihat kening Raynold mengerut. Ingin sekali bertanya, tapi Daffin takut menganggu fokus Raynold yang tengah memeriksa Aluna, jadi ya… dia lebih memilih diam menunggu.“Aku tidak tahu diagnose ku ini benar atau tidak.” Raynold selesai dengan pemeriksaannya, menghampiri Daffin dan berdiri tepat di depan temannya itu.“Bagaimana keadaannya? Ada sesuatu yang berbahaya?” tanya Daffin ingin cepat mendapat jawaban.Raynold menggelengkan kepala, dia tidak menangkap ada yang berbahaya dari kondisi saat ini. Justru ada hal yang mungkin akan membuat satu rumah heboh, tapi ya Raynold masih ragu. Dia itu dokter pasien yang mengalami gangguan jiwa, bukan dokter yang bisa mengobati orang normal dan memberikan diagnose suatu penyakit.“Kalau aku tidak salah mendiagnosa dan sesuai perkiraan aku,” gantun
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

Bab 115 Surprise!!

Happy raeding***Matahari sudah berada di atas kepala tepat juga dengan terbukanya kedua mata Aluna setelah tidur beberapa jam. Ada Lisa dan Salina yang menunggu di samping Aluna langsung sigap memberikan makan. Mereka berdua tak henti-hentinya berceloteh, menceritakan betapa paniknya mereka saat tahu Aluna sakit dan tidak bangun-bangun. Lisa menyuapi Aluna dengan hati-hati, sementara Salina selalu memegang gelas berisi air putih.Ting. Ting. Ting.Lisa memukul pelan pinggiran piring berisi makanan Aluna, tersenyum puas saat kakaknya itu berhasil menghabiskan bubur setelah melewati sarapan pagi.“Nih kak minum dulu.” Menyodorkan air putih kehadapan Aluna, pelan Salina membantu Aluna memegang gelas, sangat takut kakak iparnya masih lemas.Posisi Aluna yang duduk bersandar pada dashboard ranjang memudahkan dia mencerna bubur dari Lisa, lancar Aluna menghabiskan. Sebenarnya Aluna tidak bernapsu untuk makan bubur yang terasa hambar dimulutnya, tapi mendengar Salina dan Lisa bergiliran me
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

Bab 116 Hasil USG

Happy reading***Deg. Deg. Deg.Bunyi suara alat ultrasonografi? No! itu adalah bunyi jantung Aluna. Melihat layar USG yang menampilkan bagian dalam rahimnya. Ada satu titik yang diberitahukan oleh dokter adalah calon bayinya dan Daffin. Sontak itu yang membuat jantung Aluna berdetak kencang, rasa baru dalam dirinya begitu menguar. Rasa bahagia yang pertama kali Aluna rasakan, dia menggenggam erat telapak tangan Daffin dengan air mata menetes haru.“Seperti dugaan dokter Raynold, janin miss Aluna sudah berumur lima minggu,” jelas dokter kandungan yang mereka datangi sesuai saran Raynold.“Kondisinya bagaimana dok?” tanya Daffin.Jika kalian bertanya Daffin apakah biasa saja, jelas jawabannya tidak. Dia sama seperti Aluna, terharu dengan kehadiran janin mereka. Rasa bahagisa dan terharu bercampur menjadi satu, hanya saja Daffin masih bisa mengontrol dirinya, sambil menenangkan Aluna yang menangis.“Semuanya bagus, kondisi ibu dan bayinya sangat baik,” jawab dokter dengan senyum ramah.
last updateLast Updated : 2022-07-17
Read more

Bab 117 Double Pregnant

Happy reading***“HUSBAND!!”Ckit!Spontan Daffin menginjak rem mobil saat Aluna berteriak keras. Menatap horror istrinya yang hampir saja membuat mereka berempat celaka. Bukan hanya itu, Daffin juga kesal karena akibat teriakan tiba-tiba Aluna membuat dia terpaksa mengerem mendadak yang membuat tubuh mereka berempat tersedak ke depan. Daffin takut saja kalau calon bayinya kenapa-kenapa.“Auuh.” Salina dan Lisa mengaduh sakit pada kening akibat terbentur sandaran kursi yang berada di depan mereka.“Bisa tidak jangan berteriak, kalau bicara itu baik-baik,” sembur Daffin dengan tatapan tajam. Kalau tidak mengingat ada bayi dalam kandungan Aluna mungkin Daffin tidak akan marah.“Hehe… maaf, aku cuma mau bilang kita mampir sebentar ya di rumah kak Adnan,” cengir Aluna tanpa rasa bersalah.“Slow kek kak, ini kening aku benjol tahu,” sungut Salina sedikit kesal pada kakak iparnya itu. Padahal ban mobil butuh beberapa putaran lagi hingga sampai di halaman rumah, tapi karena teriakan Aluna t
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more

Bab 118 Bee and Boo

Happy reading***“Jadi ini ceritanya kita akan menjadi orang tua dalam waktu bersamaan?”Daffin menganggukkan kepala, membenarkan ucapan Adnan. Mereka akan memiliki anak dengan jeda umur beberapa bulan saja, menyenangkan bukan? Mereka bisa jalan-jalan bersama anak masing-masing, lucu.“Aku langsung dapat dua keponakan, duh pasti bingung nanti mau gendong yang mana duluan,” celetuk Lisa dengan senyum girang.“Yang pasti kamu harus berbagi sama aku Lis,” sahut Salina.“Semoga saja sepasang, laki-laki dan perempuan,” harap Lisa dengan tatapan menatap bergiliran perut Aluna dan Alisia.Aluna yang mendengar celotehan kedua adiknya hanya bisa menganggukkan kepala, mengiyakan saja. Toh dia tidak terlalu mempermasalahkan mau anaknya laki-laki atau perempuan, pentingnya itu sehat sampai dilahirkan nanti.“Tumben gak makan mangga, biasanya kamu paling hobi.” Alisia menatap Aluna yang sedari tadi memakan semangka yang sudah dipotong dadu oleh asisten rumah tangganya.“Lagi gak mau kak, pengen s
last updateLast Updated : 2022-07-19
Read more

Bab 119 Doa Penuh Harap

Happy reading***Aluna berdiri di samping jendela kamar, menatap malam yang terlihat gelap gulita karena awan menutup sinar bulan dan bintang. Sepulang dari rumah Adnan kakaknya, Aluna memilih langsung ke kamar, ingin istirahat."Hah..." Helaan napas berat keluar begitu saja dari bibir Aluna, calon mama muda ini terlihat tengah memikirkan hal berat.Menunduk, Aluna menatap perut datarnya, mengelus pelan dengan rasa kasih sayang. Sekarang di tubuhnya ada si kecil yang harus ekstra Aluna perhatikan. Dia tidak boleh terlalu lelah, terlalu stress, terlalu emosi. Nah itu, hal terakhir yang membuat Aluna mengembuskan napas berat.“Apa bisa mama menjaga kamu dengan baik?” monolog Aluna dengan lirihan pelan.Aluna sangat senang saat tahu jika dirinya tengah hamil, perempuan mana yang tidak senang diberikan calon bayi oleh Tuhan. But, disisi lain Aluna memikirkan kondisinya yang sampai saat ini belum stabil. Diam-diam Aluna terus memikirkan bagaimana kondisi bayinya jika mendadak dia tidak bi
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status