BAGIAN 53 “Insyaallah nggak akan marah, Ummi. Ada apa, Mi? Aku sampai deg-degan dengarnya,” ucapku sembari memegang dada sendiri. “B-begini … Mil. Maaf ya, Mila sebelumnya. Ummi sama Abi kehabisan beras, gas, sama bumbu-bumbu dapur. Sedangkan, Ummi nggak pegang uang sepeser pun. A-apa boleh, Ummi pinjam uangnya Mila dulu?” Aku langsung mengembuskan napas lega. Oh, ternyata hanya mau pinjam uang, toh? Aku kira ada apa! Ummi membuatku terkejut saja. “Ya Allah, Mi. Ternyata, hanya itu masalahnya, toh?” tanyaku kepada Ummi. “I-iya, Mila. Ummi nggak enak mau ngomongnya ke kamu. Takut kalian risih. Soalnya, ini kan, masalah sensitif, Mila. Suamimu kira-kira ngebolehin nggak, ya?” Nada bicara Ummi terdengar sangat hati-hati. Dia pasti merasa sangat segan dan tak enakan. Apalagi, sekarang statusku bukanlah menantunya lagi. Namun, bagiku semua itu tidak ada masalah. Dia adalah nenek kandung dari anakku, Syifa. Apa salahnya untukku mem
Read more