BAGIAN 47 “Yan! Ya ampun, rindu sekali aku sama kamu, adikku tercinta!” Pekik heboh Mbak Reva memecah kesunyian di antara aku, Mas Sofyan, dan Syifa. Setelah menghabiskan sepanjang perjalanan hanya dengan saling diam satu sama lain, akhirnya, aku mendengarkan suara jeritan juga. Aku hanya bisa terpaku membisu tatkala melihat kakak iparku menghambur ke arah Mas Sofyan. Perempuan bertubuh tinggi langsing yang mengenakan celana ketat berwarna khaki dan kemeja putih poloh berlengan panjang serta kerudung motif abu-abu yang hanya menutupi sebagian kepalanya itu langsung memeluk suamiku erat. Dia sibuk memberikan cipika-cipiki kepada Mas Sofyan, tanpa mau menoleh sedikit pun ke arah aku maupun Syifa. Dia pikir, kami berdua ini patung selamat datang kali, ya? “Mbak Reva, bagaimana kabarnya? Tadi di pesawat tidak ada kendala, kan?” tanya Mas Sofyan sambil merangkul kakak nomor duanya tersebut. Sengaja kutatap Mbak Reva yang menyemir rambutnya dengan warna
Read more