“Nico tidak bisa kamu ambil begitu saja setelah kamu mengabaikannya selama bertahun-tahun,” desak Rio sembari membuntuti langkah Slavia. “Aku ibu kandungnya, kalau kamu lupa.” “Aku ayah kandungnya, kamu juga jangan lupakan itu.” “Aku nggak lupa, tenang saja.” Rio akhirnya habis kesabaran, dia tarik tangan Slavia menuju mobilnya yang terparkir di depan gedung les. “Lepaskan tanganku, Mas!” “Tidak sebelum kita bicara serius.” Slavia yang tadinya ingin pergi, akhirnya memilih untuk memanfaatkan situasi ini. “Sudah aku bilang kita lewat jalur hukum saja, aku nggak mau repot.” Rio menghentikan langkah dan membuka pintu mobilnya. “Masuk.” “Aku nggak mau, nanti istri kamu salah paham ....” “Shara tidak berhak salah paham karena aku hanya mau membahas masalah anak kita,” bantah Rio. “Cepat masuk, aku tidak ingin kita bicara sambil berdiri seperti ini.” “Kita ke resto saja,” usul Slavia. “Restoran tempat kita bertemu kemarin, gimana?” Rio mengangguk dengan berat hati. Situasi anta
Read more