Semua Bab Serangan Balik Berandal Seksi: Bab 181 - Bab 190

207 Bab

Kesabaran Nala

“R-rangga, kenapa kamu ada di sini?” Morgan tergagap saat melihat orang yang tidak disangka-sangka itu mendatanginya Villanya. Dia merasa tidak memberikan info kepada siapapun tentang keberadaannya, termasuk Rangga. “Saya kangen sama Bapak. Hehe….” gurau Rangga mencoba mencairkan suasanya. Yang justu membuat pria berbadan eksotis itu bergerak dengan gesture muntah.“Kamu jangan bikin saya mual ya. Saya sangat anti akan hal-hal seperti itu, walaupun itu hanya sekedar bercanda,” tandas Morgan dengan menunjukan ekspresi tidak sukanya. Rangga buru-buru memperbaiki perkataannya. “Jangan berpikir yang tidak-tidak ya, Pak. Seharusnya bapak tidak perlu bertanya kenapa saya bisa menemukan bapak. Itu memang sudah menjadi keahlian saya,” ujar Rangga dengan nada yang dibuat senormal mungkin. Apalagi saat ini, dia ditatap dengan penuh kecurigaan oleh Morgan. Yang membuat ingin pergi saja dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-26
Baca selengkapnya

Tidak Terima

Nala belum mempercayai ini semua. Bahkan setelah dia selesai memimpin rapat tersebut yang menyatakan bahwa perusahaan sebesar Arya Wiwaha resmi menjadi miliknya. Bagaimana bisa? Ternyata perkataan Morgan kemaren itu bukan omong kosong. Pria itu benar-benar melakukannya. Namun, satu hal yang belum dia mengerti, Kenapa dia bisa melakukan semua ini? Nala membawa berbagai pertanyaan yang membenak dengan melangkah dari ruangan itu. Langkahnya di ikuti oleh Bima dan jajaran petinggi dari perusahaan Arya Wiwaha. Setelah resmi menjadi miliknya, Nala memutuskan untuk kembali ke kantor dari Hartanto. Namun saat di lobby, dia bertemu dengan pria bermata biru. “Selamat ya, akhirnya kamu memiliki perusahaanku,” tuturnya yang membuat langkah Nala terhenti. Dia menolah sambil menaikan salah satu alisnya tinggi-tinggi.“Maksudnya?” Max terlihat memasukan kedua tangannya ke dalam saku s
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-26
Baca selengkapnya

Hati Sudah Mati

“Syukurlah, Nyonya sudah sadar,” ujar Bima sambil tersenyum lebar. Wajahnya yang menegang terlihat merenggang saat melihat majikannya membuka mata setelah beberapa jam terpejam. Nala mengerjap-erjapkan mata sambil mengambil posisi duduk. Bima dengan sigap membantunya dengan menumpuk bantal sebagai sandaran.  Nala terlihat memegang keningnya yang terasa pening sambil mengedarkan pandangan ke sekitar. Sebuah ruangan yang mewah yang tampak asing baginya. “Nyonya sekarang berada di dalam ruangan pribadi di kantor ini. Tadi, Nyonya pingsan di lobby,” jelas Bima. Nala menatapnya lamat-lamat kemudian tercenung. Di balik pandangannya yang terpendar, dia masih mengingat berita buruk yang membuatnya sampai tidak sadarkan diri. Seumur hidup, baru pertama kali dia seperti ini. Bima tersentak tatkala Nala menubruk tubuhnya. Pelukan yang sangat erat diiringi oleh airmata dari sang Nyonya. Bima menelan luda
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-26
Baca selengkapnya

Terpisah

“Saya mau Jihan, anak saya pulang dan pelaku penculikan harus dihukum seberat-beratnya.” Terngiang ucapan wanita setengah baya saat ditanya wartawan di salah satu channel televisi.  Ambar, ibunda dari Jihan terlihat menangis tersedu-sedu seakan sangat kehilangan anaknya. Sementara tepat di samping wanita itu ada pria bule yang menjadi akar dari semua masalah ini, Max. “Biadap,” geram Morgan. Menghilangnya dirinya justru membuat Max semakin gencar menyerangnya. Menyudutkannya. Sementara di sini, dia terjebak bersama dengan wanita yang sama sekali tidak dia inginkan keberadaannya. Tidak memiliki kesempatan untuk speak up. Ingin dia muncul ke media dan menjelaskan bahwa itu semua tidak benar. Fitnah. Namun, dia tahu semua itu sia-sia. Semuanya sudah terlanjur mencapnya sebagai penculik karena Jihan memang  bersama dengan dirinya. Bisa dibilang dia tengah buron sekarang.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-26
Baca selengkapnya

Kangen

Morgan terpaku. Keberadaan Jihan di kamarnya sama sekali tidak terduga. Semenjak kapan dia masuk dan berdiri mematung di sana. Sedangkan Jihan masih tetap dengan posisinya. Wanita yang tampak lucu karena memakai pakaiannya yang kebesaran itu menatapnya dengan pandangan kosong. Namun, tatapanya kemudian beralih ke bawah yang membuat Morgan tersadar. Cepat-cepat Morgan membungkus pinggangnya hingga menutup sempurna. “Jihan! Kenapa kamu masuk kamar orang tanpa permisi!” hardik Morgan. Wanita itu kembali mendongak menatap Morgan. Terlihat matanya yang mulai berkaca-kaca.Hampir saja dia terlupa bahwa Jihan dalam kondisi depresi. Tidak seharusnya dia membentak Jihan seperti itu. Morgan menyugarkan rambutnya yang berantakan  lalu beranjak mendekati Jihan. “Maaf, saya tidak bermaksud untuk membentakmu,” ujar Morgan sebelum air mata Jihan tumpah ruah. Dan memang terbukti bahwa wanita itu tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-26
Baca selengkapnya

Ancaman Max

“Iya, Sayang,” pungkas Morgan di ujung  telfonnya. Hatinya sedikit lega ketika bisa berkomunikasi dengan anaknya. Meski sebenernya dia juga ingin berbicara dengan Nala. Pria itu meletakan ponselnya di atas nakas. Kini dia beralih kepada Jihan yang sedang berdiri di depan ranjangnya. Wanita itu yang membangunkannya dan memberi tahu kalau ponselnya berdering. “Sudah selesai kangen-kangenannya?” celetuk Jihan. Morgan tidak segera menjawab. Seharusnya dia marah karena Jihan yang sekali lagi main masuk ke kamarnya, namun disaat bersamaaan dia juga berterima kasih karena sudah dibangunkan. Namun, dia memasang wajah dingin. “Tolong, keluar dari kamar saya,” ucap Morgan. “Iya, Maafka saya karena sudah  lancang masuk ke kamarmu, Morgan,” sahut Jihan. Morgan hanya mengangguk. Tidak mau memperpanjang percakapan dengan Jihan. Dia tahu kalau wanita itu aka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-26
Baca selengkapnya

Insiden

Sejam yang lalu, Max datang ke kediaman Jihan. Lengkap dengan beberapa bodyguardnya yang dia ambil dari kelompok Naga. Ada satu langkah besar yang akan dia lakukan untuk menghancurkan keluarga Morgan dan Jihan. Jihan yang menyambut kedatangan mereka terlihat panik. Ada apa gerangan Max dan komplotannya yang datang di weekend seperti ini. Hari sabtu yang seharusnya untuk bersantai malah dikejutkan dengan kedatangan tamu yang tidak diundang. “Selamat Pagi, Jihan.”  Jihan tidak menyahut. Dalam hati, Dia merutuk para sekuritinya kenapa membiarkan mereka masuk, Tapi sekarang dia tahu alasannya. Pasti para bodyguard bawaan Max yang mengintimidasi mereka supaya bisa masuk. Dia sudah sangat hafal dengan gang mafia tersebut yang suka semena-mena. “Mau apa kamu datang ke sini?” ketus Jihan yang menimbulkan seringai di wajah Max. Betapa tidak, Jihan yang ketus itu justru terlihat se
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-26
Baca selengkapnya

Ancaman Penjara

“Sebenernya, saya bisa mengurungkan niatku untuk melaporkan Morgan asalkan….” kata-kata Max terpotong. “Jangan bilang kamu memintaku untuk menjadi istrimu. Demi apapun, aku tidak akan sudi,” sambar Nala tegas. Dengan cepat, Nala bisa membaca arah pikiran Max yang memang sudah sangat terobsesi padanya. Dia bukan wanita yang mudah diperdaya kalau dalam keadaan terdesak. “Bagus. Kamu bisa menebak apa yang aku pikirkan tanpa aku memberitahu,” sahutnya dengan seringai mesum. Tatapannya memandang Nala dari atas sampai bawah seolah berniat untuk menelanjanginya. Nala risih dibuatnya. “Jangan kurang ajar kamu. Pergi dari sini sekarang!” pekik Nala yang berdiri. Pikirannya yang kacau karena tidak kunjung menemukan jalan keluar membuatnya kalap. Terlebih Max yang semakin kurang ajar. Max masih duduk dengan santai. Dia menjentikkan jemarinya, mengisyaratkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-26
Baca selengkapnya

Max

Saat mereka akan berjalan menuju mobil masing-masing, terlihat Nala yang baru saja keluar dari dalam rumah dengan langkah yang tergopoh-gopoh. Ketukan sepatu Nala itu memancing perhatian semua orang tidak terkecuali Morgan. Pria itu trenyuh saat melihat istrinya berlinang air mata. Jantungnya serasa diremas. Morgan menghampirinya. Begitu suaminya itu sudah di depan mata, seketika Nala langsung menubruk tubuh kekar itu. Tenggelam dalam pelukan hangat yang tidak dia dapatkan beberapa hari ini. Juga aroma tubuh Morgan yang menangkan. Dia tidak sanggup membayangkan kalau berpisah dengan Morgan dalam kurun waktu yang lama.Max memutar mata jengah. Cemburu dengan hubungan erat sepasang suami istri itu. Namun jangan sebut dia pebinor ulung kalau tidak bisa memisahkan mereka dan merebut Nala. “Jangan membuat saya menunggu! Ikut saya sekarang atau saya terpaksa menyeretmu!” Max memberi Ultimatum.Morgan terpaksa mengendurkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-26
Baca selengkapnya

Kecerdikan Morgan

“Wah, anak Papa baru pulang sekolah ya!” Morgan menangkup tubuh itu dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Kemudian, dia menurunkannya setingkat dengannya dan melayangkan ciuman sampai anak itu kegelian. Nala mendengus sebal. Kenapa cuma Jordan yang dicium. “Papa pulangnya lama sekali, Jordan kan kangen.” rajuk Jordan dengan mimik mukanya yang manyun. Menggemaskan. Morgan menatap pipi anaknya yang mulai gemoi. Padahal baru seminggu tidak bertemu, anaknya sudah berubah tambah gemuk. Morgan yang gemas pun mencubit pipi anaknya. “Maafkan Papa, Nak. Papa sibuk kerja…”“Papa juga sulit dihubungi,” imbuh Jordan yang dibenarkan Nala dalam hati. Bagus Jordan cecar papamu terus. Sudah mulai nakal soalnya.“Iya, Maafin Papa, Nak. Lain kali Papa enggak akan gitu lagi,” ucap Morgan sambil mengelus-elus rambut anaknya. Sekali lagi dia mencium pipi anaknya dengan tatapan kerinduan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status