Home / Thriller / Serangan Balik Berandal Seksi / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Serangan Balik Berandal Seksi: Chapter 161 - Chapter 170

207 Chapters

Boleh Ya Mas?

Jihan terbangun saat mendengarkan suara ponsel  berdering. Dia bangkit dan mengerjap-erjapkan mata sejenak. Matanya terbelalak saat menyadari kalau masih di dalam mobil di pinggir jalan yang sudah sepi. buru-buru dia memeriksa penunjuk waktu yang sudah menunjukan pukul tiga subuh. Dia pun langsung membangunkan suaminya. Namun, dia tercenung saat  mendengarkan suara ponsel suaminya yang membangunkannya tadi. Dia celingukan mencari ponsel  tersebut yang ternyata tertindih di belakang Morgan. Jihan yang penasaran tentang siapa yang memanggil suaminya jam segini lantas berusaha untuk meraih ponsel itu. Susah payah dia menggeser tubuh suaminya untuk bisa mengambil ponsel tersebut. Namun, yang ada justru suaminya terbangun. “Kenapa Sayang?” Jihan mendecak kesal. Gagal niatnya untuk memeriksa ponsel suaminya. “Ponselnya berdering, Mas.”&nbs
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Jordan Akan Menjadi Kakak

Nala pun bergegas ke kulkas dan membuka isinya. Terlihat beberapa botol air mineral yang berjejer rapi. Dia pun membungkukan badan dan mengambil dua untuk dirinya dan suaminya. Tapi, ketika dia melangkah mundur, dia merasakan sesuatu yang keras yang mengenai belakangnya. “Mas.” Nala mendesis. Sementara, Morgan tersenyum dengan gerakan tubuh yang aktif menggesek.“Kenapa Sayang?” Morgan berpura-pura bertanya. Dia mempercepat gerakannya yang membuat Nala melenguh keras. Setelah puas memainkannya, Morgan mundur dua langkah. Memberikan ruang kepada Nala yang terjebak antara dirinya dan kulkas. Morgan memperhatikan istrinya yang masih membungkuk. Satu menit istrinya itu tidak bergeming. Morgan yang khawatir langsung mendekatinya. Tetapi dia dibuat terhenyak saat melihat Nala yang mengerakan kedua bulatan belakangnya dengan erotis. Morgan hanya tersenyum membiarkannya. &ldquo
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Ganjal

Setelah mengantarkan Jordan, Morgan bergegas menuju lokasi yang sudah dikirim oleh Jihan. Tidak butuh waktu lama, karena jarak yang dekat sampai akhirnya dia berhenti di sebuah rumah yang cukup besar. Morgan tertegun. Dia tahu betul kalau kekayaaan Arya Wiwaha corp itu jauh di atas Hartanto Group, tapi Jihan memilih tinggal di sebuah rumah. Kenapa dia tidak memilih tinggal di Mansion yang mewah? Ada banyak keganjalan yang dia temukan di sini. Hal yang mendorong Morgan untuk menyelidikinya lebih jauh. Morgan memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Lalu beringsut menuju pintu gerbang. Ada seorang sekuriti yang menyambutnya dan membukakan pintu gerbang. Begitu Morgan masuk, dia mengitarkan pandangan ke sekitar. Rumah itu terlihat standard baginya. Biasanya dimiliki oleh level manager. Tapi Ini Jihan adalah seorang owner. Pantaskah dia memilih tinggal di sini? “Morgan, kamu sudah datang?” peki
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Mandi Bersama

Sementara di Negara lain, Jihan sudah sampai di sebuah hotel. Dia memilih hotel paling mahal serta ruangan terbaik untuknya menginap yang letaknya tidak jauh dari proyek milik Morgan. Dia menghempaskan tubuhnya begitu saja di atas kasur. Dia merasa sangat capek , padahal perjalanan menuju Singapure hanya memakan waktu tiga jam.Karena sangat kelelahan, dia tidak bisa memejamkan mata.  Dia hanya membolak-balikan badannya mencari posisi ternyaman. Bahkan, dia menutupi wajahnya dengan bantal. Namun rasa lelah itu tidak kunjung menghilang. Wanita itu terduduk dengan mimik muka yang manyun. Mendadak sebuah ide mencuat di kepalanya. Mungkin dengan berendam di jakuzzi akan sedikit melepas rasa penatnya. Jihan melepas pakaiannya saat terdengar ponselnya berdering. Sekilas dia melirik ke arah ponsel yang terletak di atas nakas. Sebuah panggilan video dari Bos besar, dia pun bergegas mengangkatnya. 
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Nafsu Yang Menderu

“Morgan, sakit,” Jihan meringis manja. “Enggak apa-apa. Memang awalnya sakit. Nanti juga enak kok,” sahut Morgan menenangkan. Jihan semakin mencengkeram lengan Morgan sampai berdarah. Menahan rasa sakit karena sesak. Sedangkan Morgan seperti tidak memiliki ampun. “Kamu pernah main sebelumnya?” tanya Morgan. “Pernah beberapa kali,”sahut Jihan. Dia teringat waktu Morgan menolaknya mentah-mentah di sebuah hotel yang juga di Singapure. Jihan yang frustasi memutuskan untuk kabur dari hotel itu dan pulang ke Indonesia. Sesampainya di sana, Jihan yang semula cupu dengan pakaian norak mulai terjerumus dengan dunia malam. Pelan-pelan dia membuka diri dan mulai bercinta dengan beberapa pria hanya sebagai pelampiasan karena ditolak Morgan. Sampai akhirnya, dia bertemu dengan seseorang yang menawarkan kerjasama yang berujung membawa Morgan ke s
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Jangan DiBuang!

“Ganteng banget.” Jihan tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya saat melihat Morgan yang baru saja selesai mandi. Hanya menggunakan celana pendek dan terlihat mengeringkan rambutnya yang basah. Setelah itu dia menurunkan handuknya untuk mengeringkan badan. Dia terlihat tampak segar dari sebelumnya. Jihan sudah menunggu di ruang tamu. Dia sudah memesan makan malam khusus mereka dan memilih menyantapnya di kamar. Supaya  mereka bisa lebih  menikmati keintiman bersama. “Makan dulu Morgan sayang.” Jihan sudah mempersiapakannya di atas meja. Menyajikannya khusus Pria yang membuatnya melayang semalaman.Morgan meletakan handuk di bahu sofa dan mulai mengambil posisi duduk di seberang Jihan. Terlihat wanita itu hanya menggunakan pakaian dalam saja. Apa dia tidak takut diterkam lagi, batin Morgan. Pandangan Morgan beralih ke nasi goreng yang sudah di buka plastik wrap
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Maafkan Sudah Membohongi

“Mau kemana kamu?” tanya Morgan. “Mau ganti pakaian, Morgan,” sahut Jihan tanpa menoleh ke arahnya. Namun, dia merasakan handuknya melorot dengan cepat seperti ditarik paksa. Jihan pun langsung menjerit. Aaaaaaaaaa!!! Jihan memekik dengan suara melengking. Dia langsung membalikan badannya. Terlihat Morgan yang terkekeh. “Morgan kok kamu narik handuk aku! kan dingin!” seru Jihan yang menahan nada suaranya meskipun sedang emosi. Dia sama sekali tidak berani untuk menghardik Morgan. “Oh, dingin ya. Sebentar.” Morgan meraih remote di atas nakas dan mengarahkannya ke Ac untuk mengatur suhunya. Jihan merasakan suhu ruangan yang semakin dingin sampai dia menggigil kedinginan. Sedangkan Morgan masih mengenggam tangannya dengan erat. Membuatnya tidak bisa kemana-mana. “Dingin Morgan. tolong lep
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Basah Kuyup

Setelah mengantarkan Morgan ke bandara, berlanjut mengantarkan Jordan ke sekolah, Nala kembali ke mansion. Tidak banyak hal yang dia kerjakan, selain bersantai dan sesekali mengecek perkembangan perusahaan melalui laptopnya. Selebihnya, dia menyalurkan hobbi dengan pergi ke pusat kebugaran untuk melakukan senam dan  membaca novel romance favoritnya. Dua hal yang cukup membuat waktu senggangnya terpakai dengan baik. Nala akan kembali bersemangat saat menjemput anaknya dari sekolah atau biasanya menunggu Morgan pulang bekerja. Namun selama dua minggu ini, dia harus rela pandangannya absen dari Morgan yang selalu enerjik saat pulang kerja. Mendengarkan celotehannya mengenai kegiatan kantor adalah hal yang menyenangkan di telinga Nala. Tapi, Mendadak dadanya terasa sesak. Akhir-akhir ini, dia merasa aneh dengan gelagat suaminya. Seperti ada yang disembunyikan. Dia yang meminta Rangga untuk menyelidi
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Morgan Menguasai Ranjang

 Dua krat bir sudah di atas meja. Sebenernya Jihan agak pelik dengan Morgan. Meminum bir di pagi hari bukanlah ide yang baik. Namun, bagi peminum seperti Morgan, tidak mengenal waktu untuk menegak minuman yang sudah menjadi favoritnya sedari dulu itu. Morgan sudah melepas empat kancing kemejanya. Lalu mengambil satu kaleng dan menegaknya sekaligus sampai tidak bersisa. Jihan yang menelan ludah. Pria di hadapannya itu memang ganas. “K-kamu tadi sudah sarapan? Kasihan perut kamu kalau belum di isi makanan,” ujar Jihan penuh perhatian. Morgan tidak segera menjawab. Dia meraih satu botol lagi dan menegaknya sampai habis. “Sudah sarapan roti tadi,” sahut Morgan yang sudah siap dengan botol yang ketiga. Sebelum meminumnya dia berkata, “kalau kamu?”“S-sudah,” sahut Jihan tergagap. Betapa tidak, Morgan menegak birnya lagi. Jihan meringis melihatnya.&nbs
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Kesempatan Max

“Apa ini?” tanya Jihan saat melihat beberapa dokumen yang dibawa oleh Morgan. Pria itu tidak lantas menjawab. Dia mengamil posisi duduk di sampingnya dan meletakan dokumen itu begitu saja di atas meja. Sembari menyodorkan bolpoin dia menunjuk tempat untuk melakukan tanda tangan. “Ini surat kontrak kerjasama kita. Kamu tinggal kasih tanda tangan di sini.” Jihan memandang Morgan sejenak. Lalu, dia beralih ke dokumen yang ada di meja. Kepalanya yang pusing membuatnya tidak bisa berkonsentrasi untuk membaca isi dari kontrak kerjasama itu. Maka tidak perlu menunggu waktu lama, dia pun langsung membubuhkan tanda tangan yang ditunjuk oleh Morgan. “Baik, sekarang kita resmi bekerja sama,” ucap Morgan sambil menarik dokumen itu dan menyimpannnya ke dalam tas. Dia tersenyum puas. Semuanya berjalan sesuai dengan ekspektasinya. “Morgan, aku menagih janjimu,” kata J
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
21
DMCA.com Protection Status