Home / Romansa / Crazy Maid ( Indonesia ) / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Crazy Maid ( Indonesia ): Chapter 11 - Chapter 20

66 Chapters

Bag 11

“Tuan Mendez, perusah__ Ehm… Tuan?” Jerrald tersadar dari lamunan saat sang sekretaris menyadarkannya. Ia mengedarkan pandangan ke sekililing. Ah… ternyata ia telah berada di dalam ruang kerjanya. Bahkan ia telah berdiri tepat di depan meja kerjanya. Jerrald tidak sadar jika dia melamun sejak ke luar dari ruang meeting. “Ada apa, Eloy?” “Apakah ada yang Anda pikirkan?” tanya Eloy khawatir. Sejak tadi sang bos sepertinya kurang fokus. Bukan hanya saat ini saja, tapi sejak di ruang meeting. Beberapa kali Jerrald harus disadarkan Eloy. Sampai membuat Eloy cemas. Mungkinkah sang bos sedang tidak enak badan? Pasalnya, ini kali pertama Jerrald tak fokus saat bekerja. Jerrald memijat keningnya. Wajah pria ini seperti sedang menanggung beban berat. “Aku hanya memikirkan
Read more

Bag 12

“Apa maksudmu, Nona Cia?” tanya Jerrald kembali.   “E… i-itu…“ Feli kembali terdiam. Kali ini menggigit bibir cemas.   Jerrald memicingkan mata curiga saat Feli tak kunjung menjawab dengan jelas pertanyaannya.   “Kau benar-benar mencurigakan, Nona Cia. Siapa kau sebenarnya?” tanya Jerrald pada akhirnya.   Tubuh Feli mendadak panas dingin. Jerrald menatapnya tak kira-kira tajamnya. Seperti pisau yang baru diasah, dan siap untuk memotongnya kapan saja.   “A-Anda kenapa bicara seperti itu? Tentu saja a-aku Jolicia Floy, Tuan.”   “Jolicia Floy… Tentu saja aku tahu kau Jolicia Floy.” Jerrald bersedekap. Matanya masih betah memancarkan ketajaman.   “Lalu kenapa Anda b-bertanya?”   “Karena kau maid teraneh yang pernah aku punya. Kau tidak bisa bekerja dengan baik, kau merepotkan, dan kau tidak mandiri. Ben
Read more

Bag 13

"Ya Tuhan, Nona Cia!" Feli menghela napas lelah. Ini sudah ke sekian kalinya sang majikan mengeluarkan pekikan seperti ini. Seperti siap mengulitinya. Apa lagi kini salahnya? "Apa begini caramu mencuci kentang?! Berikan padaku!" Feli menyingkir dari depan wastafel saat Jerrald dengan sedikit kasar merebut sebuah kentang yang sedang dipegangnya. Gadis ini menatap sebal sang majikan dari samping. Feli memperhatikan cara Jerrald mencuci beberapa kentang itu. "Aku rasa aku mencucinya sama seperti Anda, Tuan." "Bagaimana bisa sama?! Kau hanya membasahinya tanpa kau bersihkan!" "Aku su—" "Tidak perlu banyak bicara! Lebih baik masukkan sayuran yang lainnya ke dalam lemari pendingin sebelum semuanya bvsuk!" perintah Jerrald, tapi tatapan mata pria itu tak beralih ke arah beberapa kentang yang sedang ia bersihkan.
Read more

Bag 14

“Kau sudah memesankan makanan untuknya?” tanya Jerrald sambil mengecek, lalu menandatangani beberapa berkas yang baru saja diberikan Eloy. “Seperti perintah Anda, Tuan,” balas Eloy.Jerrald terdiam. Tangannya menggenggam erat pena yang digunakannya. Pikirannya menerawang pada kejadian pagi tadi di apartemennya. Ia meninggalkan sang maid begitu saja setelah membentak gadis itu.  “Anda bisa mengajariku membuat kopi untuk Anda, Tuan. Jadi Anda tidak perlu repot-repot membuat kopi sendiri.” “Tuan, apakah Anda tidak ingin sarapan?” “Tuan, Anda ingin berangkat sekar—"“Kerjakan apa yang bisa kau kerjakan, Nona Cia! Jangan mengganggu dan mengajakku berbicara!” bentak Jerrald sebelum membuka pintu utama apartemennya, lalu pergi begitu saja dari hadapan sang maid yang t
Read more

Bag 15

"Tu-Tuan...""JANGAN SENTUH AKU!" teriak Jerrald seperti anak kecil yang sedang merajuk. Ia menghindar saat Feli menyentuh lengannya. "Aku… a-aku hanya ingin membantumu membersihkan matamu, Tuan. Ikutlah denganku." Feli kembali menyentuhkan tangannya di lengan kekar Jerrald, lalu menarik lengan pria ini menuju shower yang tak jauh di depan mereka. Feli merasa sangat bersalah saat melihat sang majikan kesakitan seperti itu. Pasti rasanya perih sekali. Mata terkena air sabun saja sudah perih, bagaimana dengan cairan shampo yang tidak tercampur air sama sekali. Ugh... pasti sangat-sangat menyakitkan mata. Karena matanya terasa perih luar biasa, Jerrald tak punya pilihan lain selain mengikuti langkah maid gilanya ini. Matanya benar-benar tak sanggup terbuka. "Mierda ( Sialan )! APA YANG KAU LAKUKAN?!" "Diam dulu, Tuan. Tolong singkirkan tangan Anda, biar aku mudah
Read more

Bag 16

Mata Feli melebar tak percaya melihat dinding mewah bertuliskan MENDEZ AERO CORP saat ia keluar dari lift yang dinaikinya bersama sang majikan. Ia sampai mengusap kedua matanya beberapa kali, karena merasa tak asing dengan nama perusahaan ini. Nama itu bukankah… Gedung yang dia pijak ini adalah perusahaan pembuat pesawat jet yang ingin dibelinya jika misi yang dijalankannya berhasil. Dan ini… ini milik sang majikan??? Apakah ini suatu kebetulan? Lelucon macam apa ini! Namun sepertinya ini bukan lelucon. Ini kenyataan. Kenapa dia bisa tak curiga dengan nama belakang sang majikan yang sama persis dengan nama perusahaan ini? “Nona Cia.” Feli mengalihkan pandangan ke arah sumber suara, tempat di mana sang majikan berdiri tak jauh darinya dengan wajah kesal. Tepat di belakang sang majikan, berdiri sekretaris pria itu
Read more

Bag 17

“Jerrald.” Jerrald menghentikan langkah saat ada yang memanggil namanya dari belakang. Saat berbalik, tubuhnya mendadak kaku. Tak jauh di depannya, berdiri seorang wanita cantik. Margarita Girasol Silva. Wanita dengan tubuh bak model, berkulit cokelat mengkilat, bibir tebal serta rambut indah cokelat bergelombang, menatap Jerrald dengan tatapan penuh kerinduan. Detik demi detik berlalu, mereka hanya saling diam dan saling tatap. Namun dengan arti yang berbeda. Tak berapa lama, rahang Jerrald mengeras sempurna. “Apakah Anda ada perlu dengan saya, Nona Silva?” tanya Jerrald dingin. Margarita, begitu biasa wanita ini dipanggil, tertegun saat Jerrald menggunakan kata-kata resmi untuk menyapanya. “Jika tidak ada yang ingin Anda katakan pada saya, lebih bai—” “Aku ingin berbicara denganmu,”
Read more

Bag 18

Sementara itu, tubuh Jerrald kembali menegang. Ia hampir melupakan keberadaan Margarita, mantan kekasih satu-satunya yang pernah dia miliki. Si cinta pertama yang membuatnya tak ingin merasakan cinta kembali. Namun sepertinya Tuhan justru membuat hatinya perlahan terbuka karena kehadiran wanita bernama Jolicia Floy di depannya ini. Sebenarnya… apa yang Tuhan rencanakan? “Jerr—” “Kau masih di sini?” tanya Jerrald setelah berbalik. Kali ini dia sudah kembali berhadapan dengan Margarita. Wajahnya kembali datar. Margarita terkejut saat Jerrald mengatakan hal itu. “K-kau… mengusirku?” bisik Margarita tak percaya. Jerrald menaikkan sebelah alis. Tangannya bersedekap. “Apakah atasanmu tidak mencarimu, Margarita? Mengapa kau mas—” “Tolong kau jangan bersikap seperti ini padaku! Ke mana Je
Read more

Bag 19

Feli menatap tak percaya sang majikan yang saat ini sibuk dengan setumpuk berkas yang berada di atas meja kerja pria itu. Setelah menyeretnya seperti domba yang diculik, pria itu hanya memintanya duduk di sofa. Membiarkannya terbengong tanpa penjelasan tentang apa yang sempat dilakukan pria itu padanya. Lihatlah, pria itu justru terlihat tak bersalah sama sekali karena sudah merampas bibirnya seenaknya saja. Apa yang ada di pikiran Si Pelit itu? Mengapa bisa pria itu terlihat tenang, seolah tidak ada yang terjadi di antara mereka? Dasar pria tidak bertanggung jawab! Tangan Feli mengepal kuat. Karena tidak tahan melihat bagaimana cueknya seorang Jerrald yang sudah memporak-porandakan bibir dan juga jantungnya, Feli beranjak dari duduk, lalu melangkah ke arah meja kerja sang majikan. “Tuan!” panggil Feli setelah sampai di depan meja kerja Jerrald. J
Read more

Bag 20

“Jangan mendekat!” Jerrald menghentikan langkah saat sang maid memerintahnya dengan lantang. “Kau berani memerintahku?!” “Aku hanya tidak ingin kembali merasa panas.” “Mengapa kau bisa mengatakan itu?!” “Aku sudah katakan, Anda itu seperti AC rusak. Bukannya menyejukkan, justru membuat orang kepanasan.” “Kau kurang ajar sekali!” “Anda lebih kurang ajar karena menciumku sembarangan!” Jerrald tak mampu lagi menjawab. Ia kalah telak dari sang maid, karena sialnya apa yang dikatakan sang maid benar adanya. Ia sudah lancang mencuri ciuman. Tapi… ini bukan sepenuhnya kesalahannya. Siapa suruh maidnya ini terlihat menggemaskan sekaligus menggairahkan! Jerrald hanya mengikuti jiwa primitif yang kembali keluar seperti kemarin, saat dirin
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status