“Jangan mendekat!”
Jerrald menghentikan langkah saat sang maid memerintahnya dengan lantang. “Kau berani memerintahku?!”
“Aku hanya tidak ingin kembali merasa panas.”
“Mengapa kau bisa mengatakan itu?!”
“Aku sudah katakan, Anda itu seperti AC rusak. Bukannya menyejukkan, justru membuat orang kepanasan.”
“Kau kurang ajar sekali!”
“Anda lebih kurang ajar karena menciumku sembarangan!”
Jerrald tak mampu lagi menjawab. Ia kalah telak dari sang maid, karena sialnya apa yang dikatakan sang maid benar adanya. Ia sudah lancang mencuri ciuman. Tapi… ini bukan sepenuhnya kesalahannya. Siapa suruh maidnya ini terlihat menggemaskan sekaligus menggairahkan!
Jerrald hanya mengikuti jiwa primitif yang kembali keluar seperti kemarin, saat dirin
“Kau tidak perlu menghindariku! Aku bukan monster!”Ugh! Jerrald sudah tidak tahan lagi dengan situasi ini. Sudah dua hari sang maid menghindarinya seperti dia ini adalah virus mematikan. Mereka selalu bersama, tapi seperti berada di tempat yang berbeda.“Apa?”“Lepaskan syalmu! Kau seperti orang bod0h yang memakai syal di musim panas!”Jerrald menatap aneh bercampur jengkel penampilan sang maid. Apa maidnya itu tidak merasa panas melilitkan syal tebal itu di lehernya? Terlebih Jerrald sengaja mematikan mesin pendingin di ruangan ini, agar maidnya itu tidak lagi bertindak bod0h.Licik? Ya, entah sejak kapan Jerrald merasa jika dirinya menjadi pria yang licik.Bagaimana dia tidak bersikap licik, jika sang maid tak ketinggalan syal saat bersamanya. Di mana pun mereka berada. Di apartemen, di mobil, bahkan di kantor. Gadis itu
“Kau sibuk?”Jerrald mengalihkan padangan dari berkas yang dipelajarinya saat mendengar sebuah suara yang berasal dari pintu ruangannya yang baru saja terbuka.“Paman?” Jerrald langsung beranjak dari duduk saat tahu siapa yang datang, dan berjalan menghampiri seseorang yang dia panggil ‘Paman’ itu.“Ada apa Paman ke mari?” tanya Jerrald setelah sampai di depan pria yang sebaya dengan Pah-drehnya itu.“Kau tidak suka paman mengunjungimu?” tanya pria paruh baya itu.Mata Jerrald melebar. Ia segera menggeleng. “Bukan seperti itu, Paman. Hanya saja sudah lama Paman tidak berkunjung ke mari. Aku sedikit terkejut.”“Paman dan Noe tadi habis menghadiri seminar di dekat sini. Jadi paman pikir tidak ada salahnya paman mampir sebentar.”“Begitu? Duduklah dulu,
“Nona Floy—”“Nona? Hey… bukankah kita sudah sepakat kalau kita saat ini sudah berteman? Kau cukup memanggilku Cia. Ingat, Eloy?”Eloy langsung terdiam. Ia meringis malu dengan wajah merona. Sejak setengah jam yang lalu, ia berbincang seru dengan maid sang bos yang duduk di sofa yang berada tak jauh di depan meja kerjanya. Sebenarnya lebih banyak gadis muda itu yang bertanya padanya ini itu. Lebih banyak tentang perusahaan ini, dan beberapa tempat wisata di kota ini ( Madrid ) dan juga Seville.Ternyata gadis muda itu cukup tahu banyak. Saat Eloy bertanya tahu dari mana, gadis itu mengatakan beberapa kali ikut dengan mantan majikannya berlibur ke negara ini.Wah… sepertinya mantan majikan gadis itu royal juga.“Maaf… aku masih sedikit canggung, Ci-Cia.”“Karena aku orang yang baik hati, maka
“Kenapa kau diam? Apakah suaraku kurang jelas, Eloy Damario?” tanya Jerrald kembali saat mendapati sekretarisnya berubah menjadi patung. Rahang Jerrald masih betah mengeras. Bahkan kedua tangannya sudah terkepal kuat. Eloy kembali menelan saliva susah payah. Keringat dingin mengalir di punggungnya. Sumpah demi apa pun, Eloy lebih suka ekspresi bosnya yang seperti biasa, datar dan tak terbaca, daripada seperti sekarang. Itu bukan Jerrald yang dia kenal selama ini. “Apa kalian sedekat itu sampai kau memanggilnya dengan akrab?” Jerrald kali ini bersedekap sambil melirik sang maid yang terlihat bingung. Jerrald memang menggunakan bahasanya, karena tak ingin sang maid tahu apa yang dia katakan pada Eloy. Suasana kembali hening. Eloy masih belum mampu mengeluarkan suara. Ia bukanlah pria polos yang tak tahu jika sang bos sepertinya menaruh hati pada wanita menggemaskan yang berada di sampingnya ini
Feli menatap layar besar di belakang meja kasir yang berisi menu makanan dan minuman di kafe yang dia datangi. Ia bingung menentukan ingin memesan kopi yang mana untuk sang majikan. Feli merogoh saku celana yang dia kenakan untuk mengambil ponselnya dari sana. Saat benda itu hampir ia keluarkan, Feli berdecak kesal karena dia baru mengingat jika dia tidak punya nomer ponsel sang majikan. “Bagaimana caranya aku tahu Si Pelit itu ingin meminum kopi yang mana? Aku tidak ingin kembali ke sana hanya untuk menanyakan pesanannya! Enak saja! Aku merasakan kakiku sudah membengkak. Dasar pria sialan! Dia pikir kantornya itu hanya dua lantai?! Mengapa dia tidak memesanonlinesaja?! Tidak mungkin seorang CEO perusahaan jet ternama seperti dirinya tidak bisa memesan secaraonline!” “Nona, Anda ingin memesan apa?” Feli terkejut saat sudah tiba gilirannya untuk memesan. San
“Aku sudah curiga kalau pria yang menyelamatkanku dari trolley waktu itu adalah kau. Aku sangat mengenalimu dengan baik!” bangga Feli pada diri sendiri setelah Eric menceritakan semuanya.Ternyata selama ini sangdaddymasih selalu mengawasinya melalui Eric. Pria yang duduk tegap di depannya ini sudah berada di negara ini sejak ia menginjakkan kaki di sini.“Santailah sedikit, Eric. Cara dudukmu membuatku pegal sendiri melihatnya.” Feli mendengus geli dengan tangan bersedekap.Sejak beberapa menit yang lalu, ia berada di dalam kedai es krim yang letaknya tak jauh dari kafe kopi tempatnya memesankan sang majikan kopi. Feli duduk menghadap ke luar kedai, sementara Eric menghadap meja kasir yang tak jauh berada di depan mereka.“Maaf, Nona, tapi pekerjaan saya mengharuskan saya selalu waspada.”“Tapi kau tidak perlu terlih
Feli urung menyuap es krim ke dalam mulut saat ponselnya berdering. Ia melirik ponsel yang berada di dekat gelas es krim yang akan ia nikmati.Matanya memicing curiga melihat deretan angka di layar ponsel itu. Ia mengetukkan jemarinya beberapa kali di atas meja pantri apartemen sang majikan.
“Hasil keputusan rapat tadi, segera kau rapikan dan segera beri padaku, Eloy.”“Baik, Tuan.”“Bagaimana dengan proses launching Mendez Executive M190 Jet?” tanya Jerrald kembali. Mengingat jika tidak lebih dari setengah bulan lagi, perusahaannya akan launching private jet keluaran terbaru yang hanya bisa dimiliki oleh tiga orang di dunia.Perusahaannya sudah bertahun-tahun memproduksi pesawat serta jet pribadi, dan selalu tak habis peminat.Untuk produksi jet pribadi, MENDEZ AERO CORP selalu hanya memproduksi minimal 3-5 private jet setiap model yang dikeluarkan, dan tak pernah gagal memberikan yang terbaik bagi para pelanggannya. Baik dari segi mesin, serta interior mewah yang dirancang luar biasa nyaman. Kabin sekelas hotel bintang lima, selalu jadi andalan jet pribadi MENDEZ AERO CORP.Tentu hal itu membuat para pengusaha sukses sampai pejab
Holaa~ buat pecinta belut listrik & lumpur hidup :*Bonus part terakhir ya untuk versi aplik4si.Buat yang mau komen paragraf, caranya bisa tekan agak lama paragraf mana yang mau dikomentari sampai muncul tulisan komentar. Udah deh kalian bisa ketik komentar kalian ^_^Dahlah… Happy reading <3***“Apakah istrimu sengaja?!”“Apa yang kau katakan? Kau mendapatkannya dua kali berturut-turut tanpa istriku melihat ke arahmu, itu berarti kau memang diharuskan mencari pasangan hidup, Sepupu.”Noe mendengus kesal. Ia kembali memandang buket bunga yang berada di tangannya. Bagaimana bisa ini terjadi? Meng
Jerrald beberapa kali membenahi letak dasinya. Sebenarnya, letak dasi pria ini tidak bermasalah sedikitpun. Hanya saja, pakaian yang dia kenakan yang menjadi masalah, dan itu membuat Jerrald tak nyaman. Ia melirik sepatu yang ia pakai. Sepatu itu berwarna merah muda terang bermotif bunga-bunga kecil. Persis seperti warna pakaian formal yang saat ini ia pakai.Di sampingnya, berdiri sang istri yang saat ini memakai gaun berwarna senada dengan panjang gaun bagian depan hanya sampai atas lutut. Sementara bagian belakang gaun panjang menjuntai. Sejak tadi senyum kebahagiaan tak pernah luntur dari bibir sang istri. Tidak seperti dirinya yang hanya mampu berwajah datar. Kalaupun tersenyum, Jerrald tak sanggup tersenyum lepas.Sumpah demi apa pun, hari ini kali pertama ia menggunakan pakaian berwarna cerah seperti ini. Ini membuatnya sangat canggung. Jerrald menyugar rambut gugup. Tadi pagi, ia memakai pakaian berwarna kuning cerah. Malam harinya,
“Kau ingin menggantinya lagi??” >> ”Kenapa memang? Apa kau akan marah padaku?! Ini keinginan Telur Belutmu!” “Baiklah-baiklah, Sayang… Kau jangan marah-marah seperti itu.” >> ”Kau yang membuatku marah-marah, Tuan Mendez!” “Maafkan aku, Nyonya Mendez.” Jerrald terkekeh geli. Ia menatap layar ponselnya dengan penuh rasa cinta. Wajah sang istri masih saja memerah setiap kali Jerrald memanggilnya dengan sebutan baru itu. Mereka melakukan pemberkatan pernikahan tiga minggu yang lalu. Tepat tiga hari setelah Jerrald meminta mereka segera menikah di depan Charlotte dan Leonel. Persiapan pemberkatan pernikahan mereka tidak ada kendala yang berarti. Semua dokumen kedua orang itu sudah sejak lama dipersiapkan Leonel dan Niguel, sehingga semua berjalan dengan sangat cepat. Acara itu
“Kenapa Dad tidak mengatakan yang sebenarnya?” Feli menatap tajam sang daddy.Wajah Leonel saat ini terlihat seperti pencuri yang tertangkap basah. Tak ada bedanya dengan Charlotte. Wanita itu menyenggol lengan sang suami.“Jangan diam saja, Leon! Kau harus menjelaskan semuanya pada Putri kecil kita!” bisik Charlotte tajam. “Oh… aku sudah menduga jika Feli pasti akan marah seperti ini,” bisik Charlotte kembali. Kali ini terdengar putus asa.“Cia, sudahlah. Ini semua sudah terjad—”“Kau tidak aku perbolehkan untuk bersuara, Tuan Mendez!”Jerrald langsung mengatupkan mulut. Lebih baik ia mengikuti keinginan ibu hamil satu ini. Hubungan mereka sudah membaik beberapa jam sebelumnya dan ia tidak ingin lagi diabaikan.“Dad—”“Maafkan daddy, Baby Gir
Feli mengusap lengannya dengan air bergantian. Entah sudah berapa lama ia merendam diri di dalam bathtub kamar mandinya. Ia menatap kosong dinding. Ekspresi terkejut Jerrald tadi masih terbayang.Makhluk kaku itu ingin mencoba mengelabuinya? Apakah pria itu bercanda?Feli tidak akan semudah itu dibohongi. Walaupun kebersamaan mereka tergolong singkat, tapi Feli sangat menghapal segala sesuatu tentang pria itu.Memang awalnya Feli sempat terkecoh saat pertama kali melihat penampilan berbeda Jerrald yang berdiri di bawah balkon kamarnya. Namun ketika ia melewati pria itu saat dirinya dan sang mommy selesai berjalan-jalan di taman mansion, Feli langsung menyadari jika pria itu adalah pria yang telah memasukkan telur belut ke dalam kandungannya. Aroma dan bentuk tubuh pria itu amat sangat Feli kenal.Untuk meyakinkan dugaannya, Feli sengaja meminta makanan yang sering dibuatkan Jerrald saat ia berada di
“Ha-hai, Fel.”Feli menghentikan langkah saat Andrew menyapanya. Ia menyunggingkan senyum kecil. Setelah lima hari berada di rumah, Feli merasa b0san dan memutuskan mulai kembali mengikuti pelajaran.“Oh, hai Andrew.”“Kau masuk?”“Tidak. Aku masih berada di rumah,” seru Feli jahil, lalu tertawa. “Kalau kau melihat aku ada di sini, itu berarti aku masuk, Andrew.”Andrew terlihat salah tingkah. Membuat tawa Feli semakin menjadi.Namun, berbanding terbalik dengan pria yang berada tak jauh di belakang wanita itu.“Siapa dia?” bisik pria itu tajam pada seorang pria di sebelahnya.“Teman Nona Feli, Tuan Mendez.”Pria yang tak lain adalah Jerrald, menggeram kesal. Ia menatap bodyguard kekasih hatinya itu. “Apakah m
“Bagaimana?” tanya Charlotte cemas. Ia memperhatikan wajah sang anak yang saat ini menikmati patatas bravas yang tadi diinginkan anaknya itu.Walaupun Feli sempat berkata tak jadi menginginkan makanan tersebut. Tak lama, wanita cantik yang sedang mengandung itu kembali mengubah keinginannya. Ia benar-benar menginginkan makanan itu.Dan di sinilah Charlotte. Beberapa saat yang lalu ia masuk ke dalam kamar Feli sambil membawa piring berisi makanan pesanan sang anak. Charlotte terus mengawasi Feli yang terlihat memakan perlahan satu potong kentang itu ke dalam mulutnya. Baby Girl-nya mengunyah dengan hati-hati.Feli menelan makanan itu. Ia menatap Charlotte. “A-apakah Madam Glenda yang membuatnya?” bisik Feli parau. Menyebut nama juru masak keluarganya.Charlotte menggigit bibir. Ia menelan saliva susah payah. “A-apakah kau suka?” tanya Charlotte gugup.
Feli mematut wajahnya di cermin. Setelah dirawat di rumah sakit selama satu hari, ia diperbolehkan pulang. Untung saja kondisi kandungannya baik-baik saja setelah ditangani dokter. Flek sempat keluar, tapi tidak beresiko keguguran.Dokter hanya mengatakan Feli harus lebih berhati-hati saat kehamilan muda seperti itu setelah dokter di rumah sakit itu diberitahu bahwa sebelumnya Feli sempat berlari kencang. Dokter memperingatkan Feli untuk tidak lagi ceroboh, karena saat hamil muda, janin lebih rentan terhadap guncangan. Dokter juga memberitahu Jerrald dan kedua orang tua Feli untuk menjaga mental wanita itu agar tidak mengalami stress.Feli mengusap lembut perutnya. Matanya menatap kosong cermin.Sampai saat ini, Feli tidak tahu dari mana Jerrald mengetahui tentang kehamilannya. Sudah tiga hari ini Feli menghindari pria itu yang tak absen datang ke mansionnya. Feli mengurung diri di kamar, tak peduli sang mommy terus memb
Jerrald terus mengejar langkah Cia-nya.Apakah rencananya salah?Arghh! B3rengsek!Melamar Cia di acara pernikahan Roland dan sahabat wanita itu adalah satu-satunya cara yang dapat ia pikirkan kala itu setelah mendapat restu dari Leonel dan Charlotte Addison. Bahkan Noe pun mendukung rencananya.Jerrald pun sampai rela dimaki istri Roland saat ia meminta bantuan wanita itu secara langsung agar rencananya dapat berjalan dengan baik. Selama ini, ia tidak pernah mendapat makian dari siapa pun. Orang cenderung takut padanya karena sikap dingin yang selalu ia perlihatkan.Namun karena wanita cantik bernama Felicity Jolicia Addison, Jerrald rela mendapatkan semua itu. Pertama, mendapat makian dari Charlotte, lalu ke dua, ia mendapat makian dari wanita bernama Sally, yang mana adalah istri dari Roland.Bukankah hidupnya sungguh sangat menyenangkan belakangan ini?