Feli urung menyuap es krim ke dalam mulut saat ponselnya berdering. Ia melirik ponsel yang berada di dekat gelas es krim yang akan ia nikmati.
Matanya memicing curiga melihat deretan angka di layar ponsel itu. Ia mengetukkan jemarinya beberapa kali di atas meja pantri apartemen sang majikan.
“Hasil keputusan rapat tadi, segera kau rapikan dan segera beri padaku, Eloy.”“Baik, Tuan.”“Bagaimana dengan proses launching Mendez Executive M190 Jet?” tanya Jerrald kembali. Mengingat jika tidak lebih dari setengah bulan lagi, perusahaannya akan launching private jet keluaran terbaru yang hanya bisa dimiliki oleh tiga orang di dunia.Perusahaannya sudah bertahun-tahun memproduksi pesawat serta jet pribadi, dan selalu tak habis peminat.Untuk produksi jet pribadi, MENDEZ AERO CORP selalu hanya memproduksi minimal 3-5 private jet setiap model yang dikeluarkan, dan tak pernah gagal memberikan yang terbaik bagi para pelanggannya. Baik dari segi mesin, serta interior mewah yang dirancang luar biasa nyaman. Kabin sekelas hotel bintang lima, selalu jadi andalan jet pribadi MENDEZ AERO CORP.Tentu hal itu membuat para pengusaha sukses sampai pejab
“Kita sudah sampai, Tuan, dan aku bisa jalan sendir—”“Diam.”Feli mendengus kasar. Akhirnya ia pasrah membiarkan Jerrald menggenggam jemarinya memasuki lobby apartemen, DENGAN-AMAT-SANGAT-TERPAKSA, LAGI!Wajah Feli terlihat gusar. Ia takut jika sang majikan mendengar jantungnya yang berdetak n4kal setiap kali berada di dekat pria ini.Pria ini semakin bersikap seenaknya, yang anehnya membuat Feli merasa nyaman, tapi tak nyaman secara bersamaan.Sudah beberapa hari ini Feli tidak dibiarkan berjalan sendiri tanpa dituntun.Feli jadi merasa seperti berjalan dengan daddy-nya, tapi ini berbeda. Ini Jerrald, bukan sang daddy.Pria yang berjalan di sampingnya ini adalah pria yang telah merenggut ciuman pertamanya.Diam-diam, Feli selalu mengingat rasa bibir sang majikan sampai detik ini. Namun
“Apakah ia akan baik-baik saja?” tanya Feli. Matanya terus memperhatikan sang majikan yang sedang berbaring lemah di atas tempat tidurnya.Pria itu masih belum sadar dari sejak mereka berhasil keluar dari lift satu jam yang lalu. Sebelah tangan Jerrald sudah dipasangi alat infus. Sementara hidungnya dipasang alat bantu pernapasan (nasal kanul ). Di samping ranjang Jerrald, terdapat tabung oksigen berukuran sampai setinggi nakas.
WARNING!BAB INI MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN.MOHON BAGI YANG TIDAK KUAT HATI, JANGAN DIBACA YA.***“Kau berbohong padaku!”“Diamlah!”“Dia hanya anak kecil. Kau tidak bisa menyiksanya seperti itu!”“Aku tidak peduli! Ayahnya yang ber3ngsek itu sudah membuat adikku pergi!”“Kau memanfaatkanku, Hector!”“Lalu kenapa?”“Aku akan lapor poli—”BRAK!“AH!”“Jangan coba-coba! Aku bisa menyiksamu seperti anak si berengs3k itu!”BRAK!Tubuh Jerrald bergetar hebat saat mendengar suara isakan keluar dari mulut seorang wan
**“Tuan Mendez pernah mengalami kejadian tragis saat kecil yang membuatnya bisa trauma sampai menderita klaustrofobia. Aku tidak bisa mengatakan lebih jauh lagi selain itu.”“Kejadian tragis?” bisik Feli yang kembali mengingat pembicaraannya dengan Eloy semalam saat ia bertanya lebih lanjut mengapa sang majikan bisa seperti ini.
“Siapa?” tanya Jerrald sekali lagi. Ia memasang telinga baik-baik. Berharap sang sekretaris salah menyebut nama.“E-Eric. Floy menghubungi temannya yang bernama Eric itu untuk meminta bantuan saat Anda dan Floy terjebak di dalam lift.” Eloy kembali menjelaskan walaupun dengan keringat dingin yang sudah mengalir di punggungnya.Pria yang menyandar pada sandaran ranjang di depannya ini terlihat geram sejak Eloy menyebut nama pria yang sempat dihubungi Floy.Sebenarnya Eloy sudah menduga reaksi sang bos akan seperti ini.Namun, ia tak punya pilihan lain selain jujur menceritakan kronologi lengkap yang terjadi dua hari yang lalu karena Jerrald menuntutnya.Sebelah sudut mata Jerrald berkedut. Ia menatap Eloy tajam. Rahangnya mengeras. Kedua tangan mengepal kuat.Eloy sampai meringis membayangkan bagaimana nyerinya pergelangan tangan sang bos. Apalagi perg
“Ini mengesalkan sekali! Aku menyesal mengatakan itu padanya!” gerutu Feli di sela kegiatannya membersihkan lantai ruang tamu apartemen dengan mesin pembersih debu yang baru saja dia nyalakan.“Dia pikir siapa dia, bisa menuduhku seenaknya!”“Aku tidak punya banyak waktu untuk kasihan pada orang lain, sementara hidupku saja sedang tidak baik-baik saja—Ada apa dengan mesin ini?”Feli menghentikan kegiatannya, karena mesin yang sedang ia gunakan tiba-tiba saja tak berfungsi.Ia menekan tombol ‘off’ pada mesin, lalu kembali menyalakannya. Mesin masih tidak menyala. Feli melakukannya lagi beberapa kali. Namun hasilnya nihil. Mesin itu tetap pada pendiriannya untuk mati.“Beruntung sekali diriku hari ini.” Feli tertawa kesal. Sebelah tangannya berkacak pinggang. Sementara sebelah tangan lagi masih berada di peg
“A-aku pegal!” gugup Feli tanpa sanggup menatap pria di depannya. Tubuhnya sejak tadi sekaku patung.Posisinya saat ini sangat membuat jantungnya tidak baik-baik saja. Ia didudukkan di atas meja pantry. Kedua tangan sang majikan berada di kedua sisi tubuhnya dengan bertumpu pada meja. Memerangkapnya dengan posesif. Kedua bola mata tajam sang majikan menatapnya dengan intens. Menelusuri wajah cantik Feli yang merona malu.Setelah kepergian Eloy, mereka berdua sempat dalam kecanggungan dengan posisi Feli masih seperti anak monyet yang bergelantung di dalam gendongan Jerrald.Kalau saja Feli tidak pura-pura haus, entah sampai kapan posisi mereka berdua akan seperti itu.Sang majikan langsung membawanya ke dapur, dan mendudukkannya di atas meja ini. Pria itu seenaknya saja memerintahnya untuk tetap di sana, sementara majikan tampan yang galak itu beranjak untuk mengambilkannya segelas air.
Holaa~ buat pecinta belut listrik & lumpur hidup :*Bonus part terakhir ya untuk versi aplik4si.Buat yang mau komen paragraf, caranya bisa tekan agak lama paragraf mana yang mau dikomentari sampai muncul tulisan komentar. Udah deh kalian bisa ketik komentar kalian ^_^Dahlah… Happy reading <3***“Apakah istrimu sengaja?!”“Apa yang kau katakan? Kau mendapatkannya dua kali berturut-turut tanpa istriku melihat ke arahmu, itu berarti kau memang diharuskan mencari pasangan hidup, Sepupu.”Noe mendengus kesal. Ia kembali memandang buket bunga yang berada di tangannya. Bagaimana bisa ini terjadi? Meng
Jerrald beberapa kali membenahi letak dasinya. Sebenarnya, letak dasi pria ini tidak bermasalah sedikitpun. Hanya saja, pakaian yang dia kenakan yang menjadi masalah, dan itu membuat Jerrald tak nyaman. Ia melirik sepatu yang ia pakai. Sepatu itu berwarna merah muda terang bermotif bunga-bunga kecil. Persis seperti warna pakaian formal yang saat ini ia pakai.Di sampingnya, berdiri sang istri yang saat ini memakai gaun berwarna senada dengan panjang gaun bagian depan hanya sampai atas lutut. Sementara bagian belakang gaun panjang menjuntai. Sejak tadi senyum kebahagiaan tak pernah luntur dari bibir sang istri. Tidak seperti dirinya yang hanya mampu berwajah datar. Kalaupun tersenyum, Jerrald tak sanggup tersenyum lepas.Sumpah demi apa pun, hari ini kali pertama ia menggunakan pakaian berwarna cerah seperti ini. Ini membuatnya sangat canggung. Jerrald menyugar rambut gugup. Tadi pagi, ia memakai pakaian berwarna kuning cerah. Malam harinya,
“Kau ingin menggantinya lagi??” >> ”Kenapa memang? Apa kau akan marah padaku?! Ini keinginan Telur Belutmu!” “Baiklah-baiklah, Sayang… Kau jangan marah-marah seperti itu.” >> ”Kau yang membuatku marah-marah, Tuan Mendez!” “Maafkan aku, Nyonya Mendez.” Jerrald terkekeh geli. Ia menatap layar ponselnya dengan penuh rasa cinta. Wajah sang istri masih saja memerah setiap kali Jerrald memanggilnya dengan sebutan baru itu. Mereka melakukan pemberkatan pernikahan tiga minggu yang lalu. Tepat tiga hari setelah Jerrald meminta mereka segera menikah di depan Charlotte dan Leonel. Persiapan pemberkatan pernikahan mereka tidak ada kendala yang berarti. Semua dokumen kedua orang itu sudah sejak lama dipersiapkan Leonel dan Niguel, sehingga semua berjalan dengan sangat cepat. Acara itu
“Kenapa Dad tidak mengatakan yang sebenarnya?” Feli menatap tajam sang daddy.Wajah Leonel saat ini terlihat seperti pencuri yang tertangkap basah. Tak ada bedanya dengan Charlotte. Wanita itu menyenggol lengan sang suami.“Jangan diam saja, Leon! Kau harus menjelaskan semuanya pada Putri kecil kita!” bisik Charlotte tajam. “Oh… aku sudah menduga jika Feli pasti akan marah seperti ini,” bisik Charlotte kembali. Kali ini terdengar putus asa.“Cia, sudahlah. Ini semua sudah terjad—”“Kau tidak aku perbolehkan untuk bersuara, Tuan Mendez!”Jerrald langsung mengatupkan mulut. Lebih baik ia mengikuti keinginan ibu hamil satu ini. Hubungan mereka sudah membaik beberapa jam sebelumnya dan ia tidak ingin lagi diabaikan.“Dad—”“Maafkan daddy, Baby Gir
Feli mengusap lengannya dengan air bergantian. Entah sudah berapa lama ia merendam diri di dalam bathtub kamar mandinya. Ia menatap kosong dinding. Ekspresi terkejut Jerrald tadi masih terbayang.Makhluk kaku itu ingin mencoba mengelabuinya? Apakah pria itu bercanda?Feli tidak akan semudah itu dibohongi. Walaupun kebersamaan mereka tergolong singkat, tapi Feli sangat menghapal segala sesuatu tentang pria itu.Memang awalnya Feli sempat terkecoh saat pertama kali melihat penampilan berbeda Jerrald yang berdiri di bawah balkon kamarnya. Namun ketika ia melewati pria itu saat dirinya dan sang mommy selesai berjalan-jalan di taman mansion, Feli langsung menyadari jika pria itu adalah pria yang telah memasukkan telur belut ke dalam kandungannya. Aroma dan bentuk tubuh pria itu amat sangat Feli kenal.Untuk meyakinkan dugaannya, Feli sengaja meminta makanan yang sering dibuatkan Jerrald saat ia berada di
“Ha-hai, Fel.”Feli menghentikan langkah saat Andrew menyapanya. Ia menyunggingkan senyum kecil. Setelah lima hari berada di rumah, Feli merasa b0san dan memutuskan mulai kembali mengikuti pelajaran.“Oh, hai Andrew.”“Kau masuk?”“Tidak. Aku masih berada di rumah,” seru Feli jahil, lalu tertawa. “Kalau kau melihat aku ada di sini, itu berarti aku masuk, Andrew.”Andrew terlihat salah tingkah. Membuat tawa Feli semakin menjadi.Namun, berbanding terbalik dengan pria yang berada tak jauh di belakang wanita itu.“Siapa dia?” bisik pria itu tajam pada seorang pria di sebelahnya.“Teman Nona Feli, Tuan Mendez.”Pria yang tak lain adalah Jerrald, menggeram kesal. Ia menatap bodyguard kekasih hatinya itu. “Apakah m
“Bagaimana?” tanya Charlotte cemas. Ia memperhatikan wajah sang anak yang saat ini menikmati patatas bravas yang tadi diinginkan anaknya itu.Walaupun Feli sempat berkata tak jadi menginginkan makanan tersebut. Tak lama, wanita cantik yang sedang mengandung itu kembali mengubah keinginannya. Ia benar-benar menginginkan makanan itu.Dan di sinilah Charlotte. Beberapa saat yang lalu ia masuk ke dalam kamar Feli sambil membawa piring berisi makanan pesanan sang anak. Charlotte terus mengawasi Feli yang terlihat memakan perlahan satu potong kentang itu ke dalam mulutnya. Baby Girl-nya mengunyah dengan hati-hati.Feli menelan makanan itu. Ia menatap Charlotte. “A-apakah Madam Glenda yang membuatnya?” bisik Feli parau. Menyebut nama juru masak keluarganya.Charlotte menggigit bibir. Ia menelan saliva susah payah. “A-apakah kau suka?” tanya Charlotte gugup.
Feli mematut wajahnya di cermin. Setelah dirawat di rumah sakit selama satu hari, ia diperbolehkan pulang. Untung saja kondisi kandungannya baik-baik saja setelah ditangani dokter. Flek sempat keluar, tapi tidak beresiko keguguran.Dokter hanya mengatakan Feli harus lebih berhati-hati saat kehamilan muda seperti itu setelah dokter di rumah sakit itu diberitahu bahwa sebelumnya Feli sempat berlari kencang. Dokter memperingatkan Feli untuk tidak lagi ceroboh, karena saat hamil muda, janin lebih rentan terhadap guncangan. Dokter juga memberitahu Jerrald dan kedua orang tua Feli untuk menjaga mental wanita itu agar tidak mengalami stress.Feli mengusap lembut perutnya. Matanya menatap kosong cermin.Sampai saat ini, Feli tidak tahu dari mana Jerrald mengetahui tentang kehamilannya. Sudah tiga hari ini Feli menghindari pria itu yang tak absen datang ke mansionnya. Feli mengurung diri di kamar, tak peduli sang mommy terus memb
Jerrald terus mengejar langkah Cia-nya.Apakah rencananya salah?Arghh! B3rengsek!Melamar Cia di acara pernikahan Roland dan sahabat wanita itu adalah satu-satunya cara yang dapat ia pikirkan kala itu setelah mendapat restu dari Leonel dan Charlotte Addison. Bahkan Noe pun mendukung rencananya.Jerrald pun sampai rela dimaki istri Roland saat ia meminta bantuan wanita itu secara langsung agar rencananya dapat berjalan dengan baik. Selama ini, ia tidak pernah mendapat makian dari siapa pun. Orang cenderung takut padanya karena sikap dingin yang selalu ia perlihatkan.Namun karena wanita cantik bernama Felicity Jolicia Addison, Jerrald rela mendapatkan semua itu. Pertama, mendapat makian dari Charlotte, lalu ke dua, ia mendapat makian dari wanita bernama Sally, yang mana adalah istri dari Roland.Bukankah hidupnya sungguh sangat menyenangkan belakangan ini?