"Ayung … Kok, lama banget lho, ngangkatnya?" serbu Mas Tyas tanpa perasaan, "Dasar istri durhaka, suami telepon kok malah nggak cepet-cepet diangkat?" Di sini, aku hanya bisa diam seperti biasa. Tak ada gunanya juga menjawab ataupun memberikan alasan, Mas Tyas pasti murka. Duh, mana sanggup aku mendengarnya? Walaupun tak melihat mimik wajah atau gesture tubuh tetap saja mengerikan, bukan? Mana mungkin juga dia mau memahami, kalau aku di sini tuh bekerja, bukannya berlibur atau bagaimana? Terlebih, Mbak Kinan semakin berubah buruk setiap harinya. Ini tadi saja aku harus minta izin dan memperlihatkan kalau yang voice call benar-benar Mas Tyas. Bukan yang lain seperti Mamak, Limas, anak-anak atau teman termasuk Dik Uji. "Halo, kok diem?""Halo Mas Tyas … Nggak diem, kok. Aku kan dengerin Mas ngomong?""Bagus. Kalau gitu, dengerin baik-baik ya?"Suara Mas Tyas terdengar keras dan tajam, seakan-akan aku ini bukan istri
Last Updated : 2022-02-04 Read more