Beranda / Thriller / Rumah Atmaja / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab Rumah Atmaja: Bab 61 - Bab 70

86 Bab

10. Segitiga Cinta Apa Cinta Segitiga?

“Lily Sayang. Cepat keluar, Nduk!” Lengkingan maut Mama mulai menyapa pagi hariku.“Iya, Mama. Kenapa sih? Masih jam setengah 6 juga. Lagian Lily masih dandan ini,” Sahutku sedikit kesal.“Cepetan! itu udah ditunggu,” Suara mama terdengar dari ambang pintu kamar.“Ditunggu Papa kan’? Kayak enggak biasa ditunggu Papa sarapan aja,”“Udah cepetan gih ke ruang tamu, jangan lama-lama!” Mama langsung pergi setelah menyuruhku ke ruang tamu.Heran. Kenapa wajah Mama tampak berseri seperti mendapat jatah bulanan lebih dari Papa. Aku pun segera mengakhiri aktivitas dandan dan segera menyambar tas punggung kesayangan.Niatnya mau berangkat pagi sekali biar tidak jadi dijemput. Semalaman aku tak bisa tidur nyenyak memikirkan apa yang dikatakan Ricky. Aku takut. Karena aku tahu dia itu sangat nekat orangnya.Sesampainya di ruang tamu, aku kaget. Shock. Kenapa orang yang bar
Baca selengkapnya

11. Nymphaea alba VS Eichhornia crassipes

“Jadi bapak/ibu guru demikianlah manfaat bapak/ibu jika menabung atau mengajukan kredit bersama kami. Kami akan memberikan diskon sebanyak 9% untuk setiap peminjaman. Sekaligus souvenir cantik dari kami,” Demikian presentasi dari pegawai sebuah bank swasta terkenal yang ada di daerahku.Wow, speechless. Ini Mutia yang itu kan? Hohoho... Bagaimana caranya seorang lulusan pendidikan Matematika jadi pegawai bank? Kok aku jadi kepo ya? Tau ah. Pusing.Aku melirik melalui pantulan kaca yang bertengger di mejaku, cermin itu mengarah ke belakang. Kenapa dia? Bukannya harusnya senang, ceweknya dateng. Tapi lihat, mukanya tetap datar saja. Ckckck. Tak mau berlama-lama di ruangan dengan dua mantan, dimana yang satu mantan pacar dan yang satu lagi mantan pepacor 'perebut pacar orang'.Aku segera keluar ruangan menuju kantin. Lapar guys. Mumpung jam kosong, aku ke kantin bersama Resa dan Mbak Ning. Kami bertiga memutuskan memak
Baca selengkapnya

12. Benih yang Tertanam

“Apa? Jadi kalian pernah pacaran? Kenapa kamu enggak bilang sama aku?” Resa mencecarku dengan berbagai pertanyaan.“Kenapa? Enggak penting juga!” jawabku ketus.Saat ini kami sedang berada di halaman belakang rumahku. Di area ini banyak ditumbuhi berbagai sayuran yang sengaja di tanam oleh Mama. Dan terdapat sebuah gazebo mungil tempat kami berkumpul dan bersenda gurau.“Aku enggak percaya. Bisa-bisanya kamu bersikap biasa aja kayak baru pertama ketemu. Dua bulan, Lily! Dua bulan dan kamu enggak cerita sama aku,” Ucap Resa sewot.“Bisa enggak sih jangan bahas mantan. Namanya mantan ya dibuang lah, kenapa harus disimpan? Enggak penting!” jawabku tak kalah sewot.“Tapi kenapa putus? Apa jangan-jangan karena Mutia ya sampai kalian putus? Ah, sayang banget. Eh ... tapi sekarang aku paham. Pantes setiap aku lihat Pak Ricky lagi natap kamu tuh ya, tatapannya itu dalem banget. Aku bisa lihat di dalamny
Baca selengkapnya

13. Pesan Cinta Ala Al-Khwarizmi

Aku senang ternyata janji Resa untuk tidak ember kemana-mana perihal hubunganku dengan Ricky, ia tepati. Jadi, hanya Resa, Mbak Ningsih dan Mas Tama saja yang tahu. Tapi justru sekarang aku harus menyiapkan mental dan hati menjadi bahan kejahilan bagi mereka bertiga.Seperti saat ini. Aku terpaksa duduk manis bersama Ricky menuju kawasan wisata Dieng, Wonosobo.Demi apa coba? Kenapa justru aku harus satu bus dengan pengantin baru. Awalnya aku duduk dengan Mbak Ning. Namun, ketika bus baru berjalan sekitar setengah jam, Mbak Ning ijin duduk bersama suami dengan alasan mau bobo manja di bahu suami.Sungguh, aku tak percaya dengan alasan itu. Kenapa aku merasa, mereka seperti berkomplot dibelakangku?Kegelapan menyelimuti sepanjang jalan. Dikarenakan kami berangkat pukul 01.00 pagi. Perjalanan menuju Dieng kurang lebih membutuhkan waktu tiga jam.Selama perjalanan, hanya keheningan yang tercipta. Aku ingin tidur ya Allah, tapi aku takut, kebiasaan jel
Baca selengkapnya

14. Isolator Cemburu

“Duh. Yang kemarin kemana-mana selalu berdua. Romantisnya,” ucap Resa dengan nada meledek.“Apa yang romantis? Orang rame-rame kok’,”“Lah ini apa coba?” Resa menunjukkan foto di HP-nya.Mataku membelalak. Ini kan’ foto saat Ricky menggenggam tanganku dan membawanya ke arah dadanya? Huhuhu. Wajahku merona. Ini siapa lagi yang jadi paparazi?“Kamu dapat dari siapa?” tanyaku.“Mbak Ningsih,” Senyum jahilnya masih nampak.“Ish. Kurang kerjaan Mbak Ning,”“Hahaha... Mukanya enggak usah merah kali Non,” Aku malas menanggapi omongan Resa. Saat ini kami sedang berada di perpustakaan. Ngadem. Mumpung sepi dan jam kosong bagi kami.“Itu kan’ Mutia?” celetuk Resa.Aku menoleh ke arah yang ditunjuk Resa. Iya itu kan dia? Demi apa coba dia bolak balik kesini? Setahuku memang tidak ada seorang guru atau karyawan pun yang
Baca selengkapnya

15. Jauhi Toksin Itu Penting

“Angga, nanti jangan lupa bilang sama anak PMR buat menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan regu pramuka selama kemah.”“Siap, Bu Lily,” sahut Angga.“Bu. Nanti Ibu ikut mendampingi kami kan? Bu Laras kayaknya enggak bisa dampingi regu putri?” tanya Melda salah satu regu putri pramuka.“Kita lihat nanti,” ucapku pendek.Aku pun berpamitan kepada regu pramuka setelah selesai mengecek persiapan perlengkapan pertolongan pertama yang dibutuhkan untuk acara pelantikan pramuka bagi kelas 10. Aku segera bergegas menuju parkiran motor. Rasanya hari ini aku lelah, ingin cepat sampai di rumah, mandi lalu rebahan.Sekolah nampak sepi karena sebagian besar siswa sudah pulang. Hingga saat aku akan menyalakan motorku, seseorang mengambil kuncinya dengan sengaja.“Apa-apaan sih, Pak? Tolong kunci saya. Saya ingin segera pulang!”“Kamu kenapa, Ly? Aku merasa seminggu ini kamu men
Baca selengkapnya

16. Fraktura Hepatica

Aku meneteskan air mata sedangkan Lala sudah sesenggukan. Kami meratapi, jeerawat.Kami berdua sedang menonton drama Thailand berjudul Kluen Cheewit atau Waves of Life yang dibintangi aktor Print Suparat dan aktris Yaya Urrasaya.Adegan yang kami tonton adalah adegan dimana tokoh Jeerawat atau Jee ditampar oleh ibunya karena mau-maunya tidur bersama Sathit. Adegan ini menguras air mataku.Memang adegannya sedih banget dan disaat yang sama aku juga sedang sedih, jadi menonton drama beginian menjadi alibi untuk menangis. Aku sedang mengingat kejadian yang telah berlalu. Hal itulah yang menyebabkan aku menangis.Lamunanku buyar karena kedatangan Papa. Papa berdecak kemudian berkomentar.“Kenapa pada sesenggukan gitu?” Mama tiba-tiba ikut nimbrung.“Se-Sedih, Ma.” Lala masih sesenggukan.Mama ikut menonton bersama kami. Dan akhirnya tangisnya pun ikut pecah. Kami bertiga ini memang mudah sekali menangis. S
Baca selengkapnya

17. Kepingan Masa Lalu

Sepuluh tahun yang lalu, saat itu usiaku masih 15 tahun. Aku baru saja pulang dari les di sekolah karena sebentar lagi ujian nasional. Ketika membuka pintu pagar, aku melihat sebuah mobil terparkir di samping mobil Papa. Mungkin teman Papa datang berkunjung.Aku pun memasuki rumah dengan mengucap salam. Mengulas sebuah senyuman dan menyapa semua orang, menyalami kedua orang tuaku dan pasangan suami istri yang berkunjung. Tak lupa seorang remaja yang masih berseragam SMA disana. Aku pun menyalaminya dan tersenyum padanya.DEG!Ada yang aneh dengan jantungku. Dia berdetak sangat keras terutama saat kulihat sang pemuda mengulas senyum hangatnya. Satu kata untuknya, tampan.“Kenalin, Jeng, anak pertamaku, Lily namanya,” Mama memperkenalkanku pada kedua tamunya.“Ly, ini temen Mama dan Papa. Om Hermawan, rekan seprofesi Papa. Cuma dinasnya di Ajibarang. Baru saja mutasi ke Wangon. Ini istrinya, Tante Rani dan ini anak bungsunya, Ricky,
Baca selengkapnya

18. Bodyguard Dadakan

“Bu Lily. Makin cantik aja deh,” Gema si murid tengil mulai beraksi.“Makasih, Gema. Ibu kan’ cewek ya cantik lah masa ganteng?” Terdengar suara tawa murid lain.Saat ini, kami sedang praktek pemisahan campuran di lab Kimia. Letak lab berada paling ujung timur bersebelahan dengan lab Biologi dan lab Matematika/Fisika.Kami menggambil sub tema kristalisasi. Kristalisasi adalah proses pemisahan campuran dengan cara menguapkan pelarutnya hingga di peroleh kristal-kristal zat padat. Contoh kristalisasi air laut menjadi garam dapur.Namun, kali ini praktik kristalisasi aku modifikasi. Dimana campuran yang digunakan adalah sari buah atau tanaman tertentu seperti jahe, kunyit, asam atau rempah yang lain. Sari tersebut diperoleh dengan cara diblender, saring airnya kemudian panaskan dengan api sedang. Jangan lupa tambahkan gula pada campuran. Selalu diaduk, kondisi api tidak boleh terlalu panas. Aduk terus sampai diperoleh butiran kr
Baca selengkapnya

19. Godaan Mantan

Hari ini kami akan pergi ke Pangandaran buat liburan. Libur semester adalah berkah tersendiri bagi kami sekeluarga.Aku cemberut, mengerucutkan bibirku sebagai bentuk protes. Tapi sepertinya tidak mempan. Sebal.“Ish, enggak usah cemberut gitu. Ntar cantiknya ilang,” ucap Mama sambil berbisik.“Masa’ Mama ngajak dia?” bisikku lirih.“Kamu enggak kasihan sama Papa disuruh nyetir ke Pangandaran sendirian? enggak ada yang gantiin. Kamu kan masih belajar nyetir belum ahli,”“Iya, Mbak. Harusnya kita bersyukur ada sopir sukarelawan. Ganteng lagi,” Lala ikut menimpali.Aku menatap mereka berdua sebal, sedangkan yang ditatap hanya cengengesan jahil.“Udah siap semua. Ayok berangkat,” titah Papa.“Siap!” kompak Mama dan Lala antusias. Sedang aku memilih diam. Moodku sudah ambyar.Kami akhirnya berangkat menuju Pangandaran. Ricky jadi sopir, Pa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status