“Bu Lily. Makin cantik aja deh,” Gema si murid tengil mulai beraksi.
“Makasih, Gema. Ibu kan’ cewek ya cantik lah masa ganteng?” Terdengar suara tawa murid lain.
Saat ini, kami sedang praktek pemisahan campuran di lab Kimia. Letak lab berada paling ujung timur bersebelahan dengan lab Biologi dan lab Matematika/Fisika.
Kami menggambil sub tema kristalisasi. Kristalisasi adalah proses pemisahan campuran dengan cara menguapkan pelarutnya hingga di peroleh kristal-kristal zat padat. Contoh kristalisasi air laut menjadi garam dapur.
Namun, kali ini praktik kristalisasi aku modifikasi. Dimana campuran yang digunakan adalah sari buah atau tanaman tertentu seperti jahe, kunyit, asam atau rempah yang lain. Sari tersebut diperoleh dengan cara diblender, saring airnya kemudian panaskan dengan api sedang. Jangan lupa tambahkan gula pada campuran. Selalu diaduk, kondisi api tidak boleh terlalu panas. Aduk terus sampai diperoleh butiran kr
Hari ini kami akan pergi ke Pangandaran buat liburan. Libur semester adalah berkah tersendiri bagi kami sekeluarga.Aku cemberut, mengerucutkan bibirku sebagai bentuk protes. Tapi sepertinya tidak mempan. Sebal.“Ish, enggak usah cemberut gitu. Ntar cantiknya ilang,” ucap Mama sambil berbisik.“Masa’ Mama ngajak dia?” bisikku lirih.“Kamu enggak kasihan sama Papa disuruh nyetir ke Pangandaran sendirian? enggak ada yang gantiin. Kamu kan masih belajar nyetir belum ahli,”“Iya, Mbak. Harusnya kita bersyukur ada sopir sukarelawan. Ganteng lagi,” Lala ikut menimpali.Aku menatap mereka berdua sebal, sedangkan yang ditatap hanya cengengesan jahil.“Udah siap semua. Ayok berangkat,” titah Papa.“Siap!” kompak Mama dan Lala antusias. Sedang aku memilih diam. Moodku sudah ambyar.Kami akhirnya berangkat menuju Pangandaran. Ricky jadi sopir, Pa
“Bikin apa?” bisik suara tepat di samping telingaku.Aku menatapnya sebal. Memilih fokus membuat jus mangga. Kulirik jam di dinding ternyata sudah jam sembilan, pagi sekali udah ngapelin.“Ckckck. Orang nanya itu dijawab, dosa tahu!”“Udah lihat kan’ aku lagi ngapain?”“Lihat. Bikin jus mangga. Pasti pakai bumbu cinta. Jangan lupa bagi ya,” ucapnya dengan seringai menggoda.“Enggak boleh. Sana beli sendiri!”“Pelit. Jangan pelit-pelit kenapa?”“Bodo! Orang mangga aku sendiri kok, kenapa situ sewot?”“Duh. Galaknya calon istriku. Tambah manis aja,” ucapnya sambil menoel daguku. Otomatis aku memukul tangannya.“Udah dibilangin bukan muhrim. Jangan pegang-pegang!”“Makanya mau tak halalin biar akunya bisa sering khilaf,”“Ogah!”“Ckckckck. Masi
Aku melenggang santai dan beberapa kali berhenti untuk mengambil barang belanjaan sesuai daftar, Ricky yang mendorong troli. Aku cek satu persatu daftar dan belanjaan takut ada yang tertinggal.Setelah membayar semuanya, Ricky mendorong troli menuju tempat penitipan barang.“Kok malah dititipin?”“Aku mau ke bagian bookstore dulu, mau beli beberapa buku pendamping buat UN,”Okelah. Lagian aku juga suka ke toko buku. Buat nyari referensi novel maksudnya, hahaha...Sampai dibagian bookstore, aku langsung melenggang ke bagian novel. Aku senang sekali, melihat-lihat novel dan membaca sinopsisnya. Walau aku ini orang eksak tapi jujur, membaca novel adalah hobiku. Aku terlalu asik memilah dan memilih sampai tak mengenal waktu.Saat secara tak sengaja aku melihat pantulan seseorang melewati kaca di depanku. Orang itu tengah bersidekap mengamati sembari tersenyum. Aku menole ke arahnya.
“Lily....” teriakan Resa memekakkan telingaku.“Apa, Non? Udah jadi ibu, tapi kelakuan masih bar-bar,” sahutku.“Kangen tahu! Lama enggak ketemu,” ucapnya cengengesan.“Perasaan hampir tiap minggu aku nemenin kamu deh?”“Hahaha... Iya sih. Eh, Mbak Ning gimana?”“Katanya udah mulai sering kontraksi palsu. Tinggal nunggu aja,”“Haduh, kalah saing aku sama dia. Dia sekali mbrojol langsung dua,”“Iya, Mbak Ning hamil anak kembar, cewek katanya, Aduh bikin iri,”“Kamu sama Pak Kutub kapan diresmikan?” seketika aku mengerutkan dahi,“Pak kutub?” tanyaku tak mengerti.“Ckckck, Mas Ricky. Itu julukan anak-anak buat dia,” jawab Resa.Aku melongo. Sebegitu mengerikankah dia? Kok kalau sama aku beda ya? Adanya jahil dan mesum.“Eh, Ly. Mas Ricky kalau sama kamu gima
“Ly,” Seseorang di belakangku berbisik. Aku acuh, berusaha mendengarkan pidato Pak Kepsek saat briefing pagi.“Ly,” bisiknya lagi.Bodo amat, anggap angin lalu. Semenjak pertemuan kami di mall tiga hari yang lalu. Aku memang menjaga jarak. Segala akses komunikasi sengaja kuputus kecuali masalah pekerjaan. Nomer HP-nya bahkan kublokir. Dua kali ia mendatangi rumahku tapi aku selalu menghindar dengan alasan menginap di rumah Resa.Di sekolah pun, ia tidak bisa mengobrol berdua denganku, karena Resa selalu menjadi garda terdepan pemutus usahanya. Dengan berbagai alasan, Resa selalu bisa membuatku tak pernah jauh dari radius jarak pandangnya.Kulihat tingkah laku sang mantan yang nampak frustasi, dan aku tak peduli.Genap satu bulan aku bisa menghindari Ricky. Di hadapan orang lain kami tampak biasa saja. Bahkan sejak seminggu yang lalu, praktis kami tidak pernah bertemu untuk satu bulan ke depan. Karena saat ini, ia ha
Persiapan ujian praktek sekolah dan ujian sekolah sedang kami persiapkan, sibuk sekali rasanya. Bener-bener butuh refreshing. Resa berulang kali mengeluh, katanya waktu buat Aurora jadi berkurang. Cie... Sindrom mahmud alias mamah muda.Dari Mas Tama, aku tahu Ricky baru saja menyelesaikan ujian PPG-nya. Paling sebentar lagi pulang kesini. Mas Tama bercerita di ruang guru, tapi lirikan matanya jelas tertuju padaku. Ah Mas Tama, tahu saja kalau ada yang rindu.“Nih ya, Dek, kalau Ricky lulus PPG. Tahun depan sertifikasinya turun. Lumayan enggak tuh? bisa nyicil buat beli rumah,” Mas Tama melirikku.“Iya ya, Mas? Wah, calonnya Ricky mesti seneng ini. Habis nikah langsung pindah rumah,” Mbak Ning ikut mengompori.Astaga mereka ini. Sengaja betul menyindirku. Kalau Resa adalah garda terdepan melebarkan jarak jangkauan. Pasangan ini justru garda terdepan buat mendekatkan jarak jangkauan.***Saat aku baru saja mem
Kejadian kemarin masih memberikan efek trauma bagi beberapa penghuni sekolah. Terutama siswa yang melihatnya secara langsung.Kronologis kenapa ular bisa menggigit Ricky ternyata berawal dari ulah Satria. Ketika menunggu, namanya disebut saat ujian praktek. Dia bermain ke belakang lab Matematika. Kebetulan disana ada sedikit lahan dengan lebar dua meter.Banyak rumput yang tumbuh subur disitu dan belum sempat dibersihkan mengingat letak lab di bagian paling belakang jadi mendapat prioritas terakhir untuk dibersihkan.Terdapat beberapa lubang yang sepertinya menjadi tempat sarang ular. Dengan sikap sok’ jagoannya, dia menyodok lubang-lubang tersebut dengan sebilah ranting yang ia bawa dari luar. Ternyata di dalam salah satu lubang ada ular yang cukup besar.Mengira bahwa itu hanya ular jali, Satria bertingkah seperti Panji si penakluk ular. Ia menggunakan ranting untuk mengangkat hewan melata tersebut. Ternyata si ular langsung menegakkan tubuhnya. R
Aku pura-pura memainkan ponselku dan sekuat hati mencoba tidak melirik seseorang yang sedang terbaring di ranjang.Luar biasa sekali Mamaku ini, bisa-bisanya aku ditinggalkan dengan alasan aku lagi datang bulan. Jadi, aku disuruh menemani mantan, sedangkan yang lain ke mushola rumah sakit untuk sholat.“Ekhem,” aku masih pura-pura tak dengar, fokus ke HP.“Ekhem, ekhem!” Masih mode yang sama, pura-pura tak dengar dan fokus ke HP.PRANG!“Aduh!” teriakan Ricky membuatku benar-benar fokus ke arahnya dan langsung melompat dari sofa untuk menghampirinya.“Kamu kenapa? Ada yang sakit enggak?” tanyaku panik.“Kamu diem dulu, rebahan aja. Biar aku beresin pecahan gelasnya,” Aku pun segera mengambil sapu dan pengki yang ada di sudut dekat kamar mandi lalu segera membersihkan pecahan gelas. Begitu selesai membuangnya di tong sampah, aku segera mendekayi Ricky.“Kamu mau a