Almara juga nyaris ambruk ketika menahan beban tubuh Rangga, bagaimanapun, tubuhnya jauh lebih kecil daripada Rangga. Beruntungnya, Rangga belum sepenuhnya tak sadarkan diri, kedua kakinya masih bisa menopang tubuhnya agar tak sepenuhnya bersandar pada Almara.“Rangga, Ya Ampun, sini aku bantu jalan, pelan –pelan,” Almara mengalungkan lengan Rangga di bahunya untuk membantu Rangga berjalan.Almara menuntun Rangga sampai tiba di kamarnya. Dia membaringkan Rangga di ranjang. Disentuhnya dahi dan wajah Rangga yang ternyata bersuhu tinggi.“Rangga, badan kamu panas banget. Kamu udah minum penurun panas?”“Belum.”“Kamu udah makan?”“Belum.”“Ya Ampun, kamu bekerja terlalu keras. Kamu tunggu sini ya aku ambilkan makanan, habis itu minum obat.”Rangga hanya mengangguk. Dia hanya bisa meringkuk di ranjangnya sambil menunggu Almara membawa makanan.Sepuluh menit kemudian, Almara datang membawa dua potong pizza panas dan jeruk hangat.“Rangga, di dapur gak ada bahan apapun. Di kulkas kamu cum
Baca selengkapnya