Home / CEO / HOPELESS ROMANTIC / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of HOPELESS ROMANTIC: Chapter 51 - Chapter 60

94 Chapters

RAHASIA KECIL KITA

Betapa terkejut Yusuf mendengar ucapan keras Bella. Dia baru saja disamakan dengan Pak Abizard, ayahnya! Salah satu orang yang paling dia benci, orang yang telah membuat ibunya menderita.  “Hati-hati kalau bicara, Bella! Kamu tau aku enggak sama kayak dia, aku ini bukan laki-laki buaya! Aku ini setia! Jangan kamu samakan aku dengan dia!” bentak Yusuf.  “Hah? Apa? Ha ha!” Bella tertawa pahit, miris. “Mas Yusuf ngaku setia? Nggak salah? Jangan ngaco, deh. Terus apa ini? Apa yang udah kita lakukan tadi malam, hah?! Mas sebentar lagi menikah tapi Mas tidur sama aku! Apa itu yang namanya setia?” “Tutup mulut kamu Bella! Aku ... ini nggak kayak yang kamu tuduhkan! Kamu tau situasinya rumit!” bantah Yusuf. “Banyak alasan. Mau serumit apapun, kalau Mas Yusuf setia, pasti Mas bisa memilih!” Yusuf mengembuskan satu napas
Read more

MAS AUFAR

Usai berkeliling menikmati pameran yang memanjakan mata, Agus juga mengajak Bella untuk ikut menyaksikan pertunjukan teater. Seluruh acara berlangsung sampai malam. Langit telah gelap ketika mereka meninggalkan gedung kesenian. “Kamu mau langsung pulang?” tanya Agus hati-hati.  “Ya jadi mau ngapain lagi?” Bella balik bertanya.  “Enggak ... misal kamu nggak mau langsung pulang, kita bisa makan dulu, Bel. Aku tau tempat sate yang enak di dekat sini. Atau kalau kamu mau ... kita bisa makan di rumah aku.” Bella langsung menggeleng kuat. “Enggak usah, jangan ... nggak enaklah aku numpang makan di tempat kamu. Apalagi kalau Cuma berdua-dua gitu, apa kata orang nanti?” “Siapa bilang berdua? Ada ayah aku, ibu aku, sama kadang-kadang ada kakak aku juga, tapi seringnya dia nggak di rumah biarpun kami masih tinggal di rumah aya
Read more

PENGACAU

Satu hari menjelang hari pernikahan Yusuf, teman-teman sekolahnya dulu semasa SMP dan SMA serta beberapa rekan bisnis yang dekat dengannya mengadakan pesta lajang untuknya. Pesta itu dimeriahkan oleh seorang DJ kenamaan ibu kota dan begitu banyak model-model serta penari seksi yang menghibur. Yusuf sebetulnya menolak, tapi tak pelak, hampir semua teman-temannya mendesak agar acara berlanjut, dia hanya bisa pasrah menerima.  “Nanti setelah lu kawin, lu mana bakal bisa minum-minum sebebas ini lagi, Suf! Makanya bebasin aja! Nikmati hari terakhir lu sebagai lajang!” seru salah seorang temannya yang telah setengah mabuk. “Kalau lu mau main cewek pun, ini hari terakhir lu boleh! Ini nggak bakal dianggap selingkuh!” timpal yang lain.  “Udah pada gila lu semua,” sahut Yusuf datar. Dua penari seksi mendekat, hendak merayu Yusuf tapi dia malah
Read more

BUKAN ANCAMAN BIASA

Aufar berjalan mendekati Leila, tubuh keduanya teramat dekat sampai Leila bisa mencium aroma alkohol menguar dari mulut Aufar.  “Ada baiknya lu cari tau sendiri, Leila. Gue bukan tangan kanan lu atau sumber informasi buat lu. Tapi sebagai teman lama ya ... saran gue, sebaiknya lu emang cari tau sebelum terlambat.” Dengan santai Aufar berlalu, menuju tempat parkir, meninggalkan Leila yang masih haus akan informasi.  “Sialan banget tuh orang!” maki Leila kesal.  “Pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan,” lirih Malik. “Apa mungkin karena itu juga sikap Bella beda belakangan ini?” Leila langsung menatap Malik tajam, keduanya saling beradu pandang selama beberapa detik sebelum Leila berbalik badan untuk pergi dari sana.  ***   Mau tak mau Yusuf memang harus menahan
Read more

MALAM PENGANTIN

Malam telah menjelang larut, jam dinding di kamar pengantin Yusuf dan Leila tepat menunjuk angka 12, tepat tengah malam. Hari ini adalah hari berat bagi mereka, begitu banyak tamu yang harus disambut, begitu banyak kegiatan dan acara yang mesti mereka ikuti satu per satu. Keduanya belum juga tertidur.Leila baru melepas gaun pengantinnya, kemudian pergi mandi bunga, memperwangi diri, menyiapkan seluruh tubuh moleknya untuk malam pertama. Malam ini sudah begitu lama dia nanti-nantikan, sebaik mungkin Leila ingin semuanya lancar.Dengan mengenakan lingerie warna merah muda, Leila kembali ke kamar yang juga telah dihias sedemikian rupa dengan bunga serta lilin-lilin indah. Namun tampaknya hanya Leila yang bersemangat untuk malam pengantin, Yusuf yang sudah sejak tadi mandi justru kini sedang mengenakan jaketnya.“Suf ... Kamu mau ke mana?” tanya Leila, suasana hatinya langsung berubah kecut. “Ini udah lewat tengah malam loh, Sayang. Ini juga malam
Read more

RENCANA BULAN MADU

Dengan tubuh masih hanya berbalut selimut putih, Yusuf yang terbaring telentang memeluk Bella yang menaruh kepala di atas dada bidangnya. Entah sudah berapa kali mereka bercinta sepanjang malam, dan telah berbagai tempat serta posisi mereka coba, rasanya Yusuf tak mengenal lelah meski kemarin adalah hari pernikahannya dengan Leila. Janjinya untuk pulang pukul 1 tidak dia tepati, sampai kini jam telah menunjuk pukul 4, dia masih terjaga bersama Bella. “Jadi sekarang ... kita harus kayak gini?” bisik Bella sendu. “Mau gimana lagi, kamu terima aja dulu, sementara sampe keadaan stabil,” jawab Yusuf. “Oya, Bel ... mau sampe kapan kamu tinggal di apartemen Malik? Hm?” “Ya ... sampe aku bisa dapat tempat tinggal barulah.” “Mau aku belikan rumah? Atau apartemen baru? Supaya aku juga ngerasa lebih aman buat nemuin kamu?” “J
Read more

BERTEMU DIAM-DIAM

“Apa, Bel? Satu minggu family trip ke Bandung? Sama ayah dan ibu kamu?” ulang Malik seolah tak percaya apa yang baru saja dia dengar dari mulut Bella.  Bella yang sedang menyusun pakaian ke dalam kopernya mengangguk, mengiyakan. “Heum. Ini tuh acara tahunan keluarga, nggak enak kalau nggak pergi, soalnya kami mau ketemu sama Nenek sama Kakek,” bohong Bella berkelit.  “Aku ikut boleh?” tanya Malik penuh harap. “Idih, kamu ngapain ikut? Kayak apa aja! Nanti dikira kita ada sesuatu, lagi,” protes Bella.  Malik berdiri dari ujung tempat tidur, menghampiri Bella. Dia tarik tangan Bella agak lembut. “Bel, kamu belum jawab pertanyaan aku, loh. Soal lamaran dari aku.” Tuntutan itu mulai terdengar bagai momok bagi Bella. Ditariknya tangannya kembali. “Aku kan minta waktu dari kamu, Lik. Jangan desak aku, itu
Read more

PENGAKUAN PAK ABIZARD

Mobil Malik berhenti tepat di depan pagar rumah orang tua Bella. Rumah itu tak seperti rumah yang penghuninya sedang pergi liburan. Malah sebaliknya, rumah itu terlihat sangat hidup. Ibu Bella terlihat sedang menjahit di ruang depan, sedang ayahnya sibuk memperbaiki sebuah sepeda motor di halaman samping rumah.  Rahang Malik mengeras, dia pukul setirnya satu kali, dia menggeram hebat. “Apa kamu kira aku setolol itu, Bella? Sampai aku nggak bisa tau apa yang lagi kamu kerjain? Kamu pikir aku nggak bisa cek soal beginian? Ini kecil!” gerutu Malik.  Harga dirinya serasa telah diinjak-injak dengan kebohongan yang diciptakan Bella. Dan dia memang punya keyakinan kuat bahwa sebetulnya Bella dan Yusuf masih ada hubungan hingga hari ini.  Tak lama berselang, sebuah sepeda motor berhenti di samping jendela pintu mobil Malik. Sang pengendara mengeluarkan sebuah amplop coklat lalu men
Read more

AMARAH MALIK

Bila Yusuf disambut oleh Pak Abizard, Bella justru disambut oleh Malik. Anehnya, Malik bahkan telah menyiapkan makan malam baginya, lengkap dengan sebotol anggur.  “Buat apa semua ini, Malik?” tanya Bella terheran-heran. “Sebagai sambutan aja, karena kamu pulang selamat dari Bandung. Kita rayakan kepulangan kamu!” jawab Malik sekenanya. “Oya, kamu ada foto bareng di sana? Atau foto sendiri, deh! Ada nggak?” “Kamu tau kan aku nggak suka foto, jadi nggak ada foto, sorry, ya.”  “Buat apa minta maaf? Nggak perlu. Ayo duduk, kita mulai makan. Nanti aja barang-barang kamu, aku ikut bantu beresin. Tenang.” Malik menarik bangku makan untuk Bella. Meski agak canggung campur bingung, Bella ikut juga duduk di bangku. Malik menghidangkan satu ayam utuh yang sengaja dia panggang, lalu mulai dia potong-potong agak tebal, kem
Read more

PERBUATAN HINA MALIK

Tubuh Bella goyah, pun juga kesadarannya. Ke mana perginya Malik yang biasanya begitu manis dan sopan, lembut dan penuh kesabaran? Mengapa Malik kini malah terlihat seperti setan? "Malik ... apa yang ada di pikiran kamu? Biarin aku pergi!" seru Bella sambil berusaha bangkit dari sofa. Bukannya melepaskan Bella, Malik malah mendorong kembali bahu Bella sampai gadis itu terbaring tak berdaya di atas sofa. Bella langsung menangkap firasat buruk, dia tahu apa yang direncanakan Malik, apa yang dia inginkan.  Lantaran telah mengetahui niat jahat Malik, Bella makin panik, dan semangatnya untuk melepaskan diri makin menjadi-jadi.  “Kalau sampe Yusuf tau kelakuan kamu ini, kamu bisa mati, Malik!” kecam Bella. Alih-alih gentar, Malik malah tertawa terbahak-bahak seperti orang kesurupan. “Kamu kira aku peduli, hah?! Kamu kira aku takut?! Jangan goblok kamu, Bella
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status