Home / Fiksi Sejarah / Gundik Bangsawan Belanda / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Gundik Bangsawan Belanda: Chapter 81 - Chapter 90

111 Chapters

Simah

Simah menatap Raja dengan senyum mengejek. Ia tau bahwa Saka sangat kuat dan memiliki jiwa yang tak kalah kuat. Tapi apa yang bisa dia lakukan oleh laki-laki seperti itu, dia hanya seorang manusia biasa sekarang dan Simah adalah orang dengan umur ratusan tahun.Setelah ia mengekstrak kembali jiwa Sina dan menyatu bersamanya maka lengkaplah sudah. Selain umur yang panjang, ia juga mendapatkan kecantikan yang abadi. Tak ada lagi yang akan mengejeknya sebagai penyihir tua. Ia juga dapat hidup layaknya Ratu, seperti yang telah ia idam-idamkan sejak ia masih muda dulu."Yang Mulia, kamu tidak akan bisa menyelamatkannya seperti halnya yang telah terjadi di kehidupan sebelumnya. Kamu, masih tetap tidak berguna dan tidak cukup kuat untuk melindungi orang yang kamu cintai."Saka pun mengepalkan tangannya, ia tau bahwa ejekan yang diucapkan oleh wanita tua itu adalah benar. Akan tetapi sebagai seorang Raja, akan sangat memalukan jika orang hina seperti itu ia biarkan untuk menyebutkan kelemahan
Read more

Kembali

Masa lalu Simah adalah sesuatu yang mengakar dan telah menjadi kebencian serta dendam yang tidak ada ujungnya. Ia mengharapkan cinta tapi mendapatkan penghianatan. Ia mengharapkan kehormatan tapi mendapatkan penghinaan. Ia jatuh cinta tapi berakhir pada kebencian.Akan tetapi sayangnya Saka berbeda dari kedua orang tuanya. Ia adalah individu yang mandiri dengan pemikirannya sendiri. Ia hanya mencintai Sina dalam hidupnya dan akan selalu begitu. Tidak peduli pada rasa sakit yang dirasakan oleh Simah, selama dia menyakiti Sina maka ia akan membuatnya menderita.Lagipula dosa kedua orang tuanya, maka biarkan mereka berdua yang menanggungnya. Kenapa ia dan Sina harus menanggung dosa orang lain. Semua ini bukanlah salah mereka."Aku tidak peduli dengan kisah percintaan mu dengan laki-laki tua itu. Tapi kamu telah mengusik adikku, maka kamu harus menanggung akibatnya."Saka tidak pernah memandang ayahnya sebagai seseorang yang perlu ia hormati. Karena Saka selalu tau bahwa di masa depan ia
Read more

Jangan meninggalkan ku

Sina masih terdiam dan merasakan panasnya api biru dalam tubuhnya. Ia telah merasakan rasa sakit ini selama ratusan tahun, dan akhirnya ia belajar untuk terbiasa. Sina telah belajar banyak hal dalam hidupnya selama ratusan tahun. Awalnya ia marah dan tak terima pada semua hal yang telah terjadi pada hidupnya. Lalu setelah itu ia mulai putus asa dan perlahan mulai menerima. Terkadang ia pun mencoba berkompromi pada Dewa untuk meringankan hukuman. Tapi permintaan itu tak pernah dikabulkan.Sina tau bahwa ia tak salah sepenuhnya, tapi ia juga tau bahwa ia bukanlah orang yang benar. Semua ini memang dipicu oleh Simah, tapi Sina bukanlah orang suci. Jika saja ia memiliki pengetahuan lebih dan tak terlalu sombong, harusnya ia menyadari bahwa apa yang telah ia lakukan adalah sesuatu yang salah sejak lama. Akan tetapi ia begitu angkuh hingga menganggap bahwa kesalahannya adalah sesuatu yang wajar."Akulah yang bersalah," ucap Sina pelan. Ia tersenyum dalam lukanya dan menangis dalam diamnya.
Read more

Jarka

Sina membelai dahi Pieter yang terlihat menangis dan takut. Tak lama perlahan tapi pasti api biru mengelilingi Pieter hingga laki-laki itu menutup mata dan tak sadarkan diri. Setelah kesadaran Pieter benar-benar terkunci, Sina pun memanggil kekasihnya."Jarka..."Saat namanya disebut, jiwa tersembunyi milik Pieter pun langsung bangkit kembali. Jarka membuka matanya dan melihat kekasihnya sekali lagi. Akan tetapi wajah cantik kekasihnya terlihat lebih pucat dari saat mereka bertemu terakhir kali. Hal tersebut membuat Jarka menebak bahwa mungkin ini sudah saatnya Sina pergi lagi."Apakah ini sudah waktunya kamu untuk pergi?"Sina pun menganggukkan kepalanya. Ia tersenyum kecil saat melihat kekasihnya lagi, akan tetapi ia melihat Saka masih bertarung dan marah pada Simah. Hal tersebut membuat Sina merasa sedih."Sudah saatnya untuk pergi, akan tetapi Saka belum menerimanya. Dia masih marah dan enggan untuk melepaskan."Jarka pun melihat ke arah kakak iparnya. Ia sedikit cemburu pada rasa
Read more

Menyadari kesalahanmu

Sina menggunakan darahnya dan membuat banyak pola di tanah. Ini mengingatkannya pada ritual yang telah ia alami ratusan tahun lalu. Ritual yang disebut sebagai menyucian dan persembahan pada para dewa. Ritual yang melibatkan api biru sebagai pengikat jiwa dan tak melepaskan dan membiarkan nya kemana-mana. Ritual ini pula lah yang membuat Sina berakhir seperti ini.Kali ini Sina ingin membuat Simah merasakan hal yang sama. Ia ingin Simah menyadari keegoisannya telah membuat ia merasakan sakit yang begitu menyakitkan. Rasa kesepian yang teramat dalam dan tentu saja penantian yang tak ada habisnya.Sina ingin Simah menyadari bahwa harus segera berubah untuk bisa menebus dosa-dosa nya."Kali ini aku tak akan menutup mata. Aku akan menghukum mu sebagaimana kesalahan yang telah banyak kamu lakukan di masa lalu."Sina menyadari bahwa ini adalah Simah. Akan tetapi ia tak menutup mata bahwa ia juga ikut andil di dalamnya.Sina dimasa lalu begitu arogan dan memandang rendah siapapun yang ada di
Read more

Ruang dan waktu

Senggrala, tanggal 15 bulan atas.Sina membaca nama yang tertera di atas surat di tangannya. Setelah itu ia langsung membuangnya tanpa peduli."Surat dari siapa itu?"Mendengar suara laki-laki yang dicintainya, Sina pun menoleh dengan senyum di wajahnya. Saka selalu menjadi laki-laki yang akan ia cintai sepanjang hidupnya."Siapa lagi kalau bukan jenderal perang milikmu. Dia selalu mengirim surat setiap bulan tanpa lelah bahkan ketika aku tak membalasnya."Melihat wajah kusut adiknya, Saka pun tersenyum dan menghibur."Jarka tidak buruk. Dia akan menyayangimu sepenuh hatinya. Apalagi dia sudah mengejar mu sejak kita masih kecil."Mendengar bujukan Saka, Sina langsung mendekat dengan wajah yang sepenuhnya marah."Bagaimana bisa kamu berfikir laki-laki kasar seperti itu pantas untukku? Dia hanya bergelut dengan peperangan dan pedang miliknya. Tangannya dipenuhi oleh darah dan dia tidak mengerti sedikit pun kehidupan para bangsawan. Satu-satunya orang yang pantas menjadi pendamping ku ad
Read more

Ambisi Raja masa depan

Saat Sina terlelap dalam tidurnya, Saka pun bangun dan mencium kening sang adik. Lalu pergi meninggalkannya dengan langkah tanpa suara. Wajahnya yang terlihat ramah sebelumnya telah hilang, digantikan dengan wajah dingin dan tegas. Ia berjalan menuju tempat pertemuan dimana masa depannya yang telah ia rencanakan akan terwujud sebentar lagi.Saka berjalan menuju ruangan paling ujung istana, saat itu juga para prajurit yang melihatnya langsung menunduk dan memberi hormat.Saka pun membuka pintu ruangan tersebut dan seketika semua penghuninya memberi hormat menghadap lantai."Salam Hormat Yang Mulia."Kata Yang Mulia sebenarnya tidak bisa disematkan oleh sembarang orang. Hanya Raja dan Ratu lah yang berhak dipanggil dengan sebutan Yang Mulia. Akan tetapi kali ini Saka sebagai seorang pangeran mahkota telah disebut sebagai Yang Mulia. Jika orang luar mendengarnya maka itu bisa dikategorikan penghinaan dan makar. Akan tetapi kali ini hanya orang-orang yang dipilih oleh Saka lah yang berani
Read more

Rencana Saka

Saka duduk di ruangannya sambil melihat ular yang meliuk-liuk di dalam tong besi miliknya. Ular itu ia dapatkan dari seorang pedagang luar pulau. Ular yang berasal dari lautan dan memiliki bisa paling mematikan. Ular ini telah ia beli dengan harga yang sangat mahal. Ular yang akan ia persembahkan untuk ayahanda tercinta.Saka tersenyum dan senyum itu cukup mengerikan. Senyum yang sangat jarang terlihat dan membuat para pelayan di sekelilingnya merinding dan ketakutan. "Dimana Sina sekarang?"Mendengar pertanyaan Saka, pelayan pun langsung mendekat dan menjawab."Tuan Putri Sina saat ini sedang berada di kamarnya.""Kalau begitu bawa perhiasan yang telah aku beli kemarin untuknya dan katakan bahwa malam ini aku tidak akan menemuinya." Setelah itu Saka bangun dan mengambil sebuah surat di meja. "Jangan lupa berikan surat ini padanya. Suruh dia baca surat ini sebelum membuka kotak perhiasan itu.""Baik pangeran."Pelayan itupun langsung mengambil surat dan kotak perhiasan yang diberikan
Read more

Kematian Raja

Malam ini ditakdirkan untuk menjadi malam yang berdarah. Orang-orang yang mengetahui hal itu merasa gelisah dan memilih untuk berdiam diri di kamar mereka masing-masing. Akan tetapi hal berbeda terjadi pada Sina, ia masih tersenyum saat membaca surat dari Saka.Saka akan membunuh ayah mereka dan Saka telah menjanjikan sebuah pernikahan untuknya. Jujur saja Sina agak enggan melihat ayahnya pergi untuk selamanya. Akan tetapi rasa senang karena kesombongannya terpenuhi membuatnya berfikir bahwa itu bukan masalah. Rasa sombong Sina ketika mendengar bahwa Saka akan melakukan apapun untuknya membuat Sina langsung 'rela' jika kelak ia tak memiliki ayah lagi."Sudah sewajarnya cinta melakukan pengorbanan."Tidak ada satupun orang yang berhak menghalangi rasanya cintanya pada Saka, bahkan orang tuanya pun tidak. Mereka berdua telah bertekad akan mengorbankan siapapun jika itu memungkinkan. Siapapun.Saka pun berjalan dengan yakin sambil membawa racun di tangannya. Ia berjalan melewati banyak p
Read more

Kerajaan berduka

Saat pagi menjelang suara kentongan terdengar di seluruh penjuru kota di kerajaan Senggrala. Beberapa ketukan menandakan bahwa adanya kabar duka yang berasal dari anggota istana. Hal tersebut membuat rakyat yang masih tertidur mulai bangun dan keluar dari rumah mereka. Saat prajurit mengumumkan bahwa Raja telah mangkat semua orang langsung bersujud dan memberi penghormatan terakhir pada raja mereka. "Wahai rakyat Senggrala sekalian. Hari ini kami mengumumkan bahwa Raja Agung Prabu Amung Praja telah mangkat. Beliau adalah Raja yang agung dan telah memerintah kerajaan untuk waktu yang lama. Beliau adalah pilar bagi kerajaan dan telah berjasa dalam menyejahterakan rakyat. Maka dengan itu Kerajaan Senggrala menyatakan bahwa hari berduka selama 100 hari ke depan untuk mengenang jasa beliau. Semoga Raja dapat berdiri tegak di sisi Dewi Saras."Setelah itu pengumuman pun langsung ditempel di depan gerbang istana. Di mana dalam pengumuman tersebut dijelaskan secara rinci tentang kematian Raj
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status