Semua Bab Gundik Bangsawan Belanda: Bab 61 - Bab 70

111 Bab

Rumor tentang Angeline

Matahari telah terbenam dan suara binatang malam terdengar jelas di telinga. Hutan Keramat tak lagi sesepi dulu, banyak orang mulai tinggal di tempat ini.Sina tidur di kamar empuk miliknya. Ia dapat melihat segala macam bentuk mahluk di luar ruangan yang mengawasinya dari jauh. Mereka tak berani mendekat dan hanya mampu mengawasi. Tentu saja kejadian saat ia mengeluarkan api biru berhasil membuat takut penghuni hutan keramat.Hingga tengah malam menjelang, Sina masih terdiam dan enggan untuk tertidur. Mungkin karena ini kamar barunya, jadi ia belum terbiasa untuk tidur di tempat ini. Saat Sina asyik mendengarkan suara binatang malam yang berisik. Ada suara langkah kaki yang berjalan menuju kamarnya. Hal itu berhasil menarik perhatiannya. Langkah kaki itu terkesan cepat dan terburu-buru, seolah ia dikejar oleh sesuatu yang mengerikan.Sina menaikkan alisnya dengan bingung. "Siapa yang berjalan dengan terburu-buru seperti itu?"Beber
Baca selengkapnya

Kematian

Semua orang berkumpul di depan gerbang Hutan Keramat. Di sana ada plang besar dengan kain putih sebagai penutup. Hal itu membuat semua orang merasa penasaran termasuk Sina. Ia pun menatap Pieter dengan tatapan penasaran."Apa itu?""Itu adalah nama baru untuk Hutan ini. Sekarang tempat ini bukan lagi hutan yang tidak berpenghuni. Di masa depan hutan ini akan menjadi pusat kota dengan peradaban yang maju. Jadi kita perlu memberi nama terbaik," ucap Pieter bangga.Setelah semua orang berkumpul, Pieter pun semakin terlihat bangga dan bahagia. Melihat hal tersebut, Sina pun semakin yakin nama yang diberikan untuk tempat ini pasti sangat bagus."Kamu terlihat percaya diri. Apa nama yang kamu beri untuk tempat ini?""Rahasia.""Pelit."Pieter mengabaikan wajah cemberut istrinya. Ia hanya tersenyum dan menikmati setiap momen bersejarah yang akan terjadi. Tak lama seorang laki-laki datang dengan gagah dan terlihat berwibawa. Laki-laki itu adalah Herman Willemsen, ayah dari Pieter. Beliau akan
Baca selengkapnya

Ingin membahagiakannya

Sina mengambil daun muda dari pohon kelapa. Ia membuat wadah sebagai tempat bunga-bunga cantik diletakkan. Sekarang hutan keramat begitu ramai, hal ini dikarenakan akan diadakannya pernikahan Akbar antara Pieter dan Angeline. Dua bangsawan Belanda yang diagung-agungkan oleh semua orang.Banyak yang penasaran dan terkadang melihat ke arah Sina dengan tatapan yang beragam. Mereka pikir Sina akan menangis atau bersedih karena suaminya akan menikah lagi. Tapi siapa yang menyangka bahwa wanita cantik itu justru sangat tenang, bahkan ia juga ikut membantu dengan membuat berbagai hiasan.Sina tak pandai bersosialisasi dengan orang biasa. Hal itu dikarenakan kebiasaannya semasa hidup, ia harus tampil anggun dan elegan. Sina sangat jarang berbicara sangat keras atau tertawa secara berlebihan. Tapi itu membuat para pelayan di rumahnya merasa salah paham. Mereka pikir Sina berusaha untuk tampil kuat di depan mereka."Lihat Nyonya Lana, dia terlihat sangat tenang dan bertingkah biasa saja. Tapi
Baca selengkapnya

Menunggu Nyonya baru

Semua persiapan telah siap. Gaun cantik berwarna putih dengan renda rumit bertabur berlian dan mutiara. Gaun itu dikirim dari langsung dari Soerabaja. Menurut penuturan pelayan, gaun ini adalah gaun satu-satunya di dunia. Gaun yang dibuat khusus untuk Angeline yang dipesan langsung oleh keluarganya dari Amsterdam.Hanya saja sangat disayangkan pernikahan ini tanpa dihadiri oleh keluarga inti Angeline. Kalau saja keluarga Angeline datang, mungkin Sina akan dengan senang hati membekap laki-laki yang membuat gadis itu hamil.Sina sekarang menunggu Angeline di luar rumah dan akan menyambutnya di gerbang. Ia harus menyambut gadis itu sebagai bentuk kesopanan.Sina pun harus memakai pakaian khas Belanda yang berwarna biru, sangat cantik dan anggun. Hanya saja sangat disayangkan matahari sudah mulai terik hingga membuat Sina terus berkeringat.Sina terus menunggu di depan gerbang dengan kepanasan. Tapi hingga sekarang Angeline belum juga sampai di tempat ini. Bahkan suara mobilnya masih belu
Baca selengkapnya

Pieter...

Pieter masih menatap wajah istrinya yang terlihat pucat dan lemah. Hal itu membuatnya merasa marah dan kesal. "Kenapa kalian diam saja, ambil air hangat kemari!"Mendengar teriakan tuannya, mereka langsung lari terbirit-birit. Pieter sangat mengerikan ketika marah. Apalagi jika kemarahannya menyangkut istri yang paling ia sayangi.Setelah semua orang pergi dari ruangan itu, Pieter mendekati istrinya sambil membelainya dengan pelan. Saat tangan kasar Pieter menyentuh dahi Sina, ada panas yang menjalar di atasnya. "Sepertinya dia demam."Tak lama pelayan pun datang sambil membawa sebaskom air dingin dan satu ceret air panas. Air panas digunakan untuk menghangatkan air dingin untuk membersihkan anggota tubuh Sina yang berkeringat.Mereka menuangkan air panas sedikit demi sedikit, sambil mengatur suhu terbaik agar Sina dapat dengan nyaman menggunakannya. Mereka takut kulit putih itu akan memerah jika air yang digunakan terlalu panas atau terlalu dingin.Wajah Sina yang pucat terlihat me
Baca selengkapnya

Malam penuh kegelisahan

Disudut gelap Rumah Keluarga Willemsen, Jiwana duduk dan menunggu Sina membuka mata kembali. Sebagai orang yang mencintai Sina namun terjerat dalam ikatan Nyonya dan Bawahan, Jiwana hanya mampu menunggu di luar ruangan dan bersembunyi. Sina adalah istri dari Tuannya, maka ia harus sadar diri. Akan tetapi kekhawatiran di dalam hatinya tak bisa ia bendung. Ia takut terjadi sesuatu pada gadis itu.Jiwana begitu takut dan panik saat mendengar berita bahwa Sina pingsan di depan gerbang rumah. Ia ingin berlari dan memeluk gadis itu, tapi apa daya Pieter lebih dulu datang. Jadi ia hanya bisa bersembunyi di dalam kegelapan sambil menunggu wanita itu sadar kembali.Malam begitu sunyi, hampir semua orang tak bisa tidur dan menunggu kabar tentang keadaan Sina. Pieter dan Jiwana takut dan khawatir terjadi sesuatu pada wanita itu. Sedangkan yang lainnya takut dan khawatir pada dua orang yang akan melampiaskan kemarahan pada mereka. Namun semuanya hampir sepakat dan mengumpat pada satu orang wanita
Baca selengkapnya

wajah tampan

Butuh waktu berhari-hari untuk Sina pulih kembali dari rasa lelah yang melanda sebelumnya. Ia sekarang sangat rajin meminum jamu kesehatan yang dikirim oleh ibunya. Hanya saja sang ibu tak dapat menjenguknya karena kehamilan di masa tuanya.Sina bersyukur pasangan itu memiliki pijakan sekali lagi, mengingat Lana dan Ruwan sudah tak bisa lagi mendukung mereka. Sekarang hanya tinggal bayi yang masih di dalam perut. Untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan orang tua Lana dan Ruwan, Sina terkadang menitip 'pesan' untuk mereka melalui Jiwana.Sina meminum jamu pahit tanpa ekspresi seolah jamu yang ia minum adalah air putih biasa. Mungkin hal itu dikarenakan ia mulai terbiasa dengan rasa pahit. Namun itu berbeda dengan Pieter, laki-laki itu terkadang melihat Sina dengan tatapan jijik dan ingin muntah. Maklum saja, Pieter sebelumnya penasaran dengan rasa jamu jadi pernah mencobanya sekali. Saat itu Pieter langsung muntah dan tak makan selama sehari penuh."Kenapa kamu selalu meminum minu
Baca selengkapnya

Pernikahan Angeline

Pieter memakai jas berwarna putih dengan rambut klimis yang rapi. Ia terlihat tampan dan menawan layaknya seorang pangeran yang ada dicerita-cerita di dalam buku. Hal itu membuat Sina bangga dan menatap suaminya dengan senyum sumringah.Sina pun mendekat dan menepuk bahu suaminya dengan lembut."Sangat tampan," ucapnya memuji.Hari ini adalah hari pernikahan antara Pieter dan Angeline. Mereka menikah dengan meriah dan dipenuhi oleh bangsawan bangsawan ternama. Berbeda dengan senyum sumringah yang diperlihatkan oleh Sina. Pieter justru terlihat cemberut dan tak puas. Ia ingin tetap berada di kamar ini bersama dengan Sina dan terlalu malas untuk menemui gadis yang bernama Angeline itu."Aku terlalu malas untuk bertemu dengan mereka. Apalagi saat upacara nanti, aku harus bergandengan tangan dengan wanita hamil itu."Pieter adalah orang yang mencintai kebersihan. Tentu saja kebersihan yang dimaksud adalah kebersihan dirinya saat menyentuh orang lain. Baginya Angeline kotor dikarenakan ga
Baca selengkapnya

Maafkan aku

Di ruangan yang sunyi, Sina mulai terdiam dan menunggu jalannya upacara. Ia berharap upacara ini cepat berakhir.Sina berpisah dengan Pieter baru beberapa jam, akan tetapi rasa rindu untuk Pieter menjadi teramat dalam. Seolah ia telah berpisah untuk waktu yang lama.Semua orang di rumah ini telah mempersiapkan pesta dengan baik, hal itulah yang membuat tempat dimana Sina berada menjadi begitu sepi. Tak ada satupun pelayan yang terlihat berlalu lalang. Seolah semuanya habis untuk memuaskan pada para bangsawan Belanda.Saat Sina termenung, rasa sakit diperutnya entah kenapa mulai terasa. Hal itu membuat Sina tertegun untuk sementara. Tak lama rasa sakit itu semakin menjadi hingga membuat Sina meremas perutnya dengan keras.Keringat dingin terus bercucuran. Sina yang tak tahan dengan rasa sakit langsung jatuh terduduk di lantai. Ia menggigit bibirnya karena tak tahan. Ia berfikir itu akan mengurangi rasa sakit yang ia terima.Perlahan demi perlahan, udara terasa semakin tipis dan Sina pu
Baca selengkapnya

Drama Pernikahan

Semua orang mulai ribut, mempelai pria telah kabur dan pernikahan ini berubah menjadi kacau. Semua orang terus bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi. Sedangkan Angeline masih terpaku di atas altar dengan mata merah dan menangis. Wajahnya yang putih dan cantik terlihat menyedihkan. Hal itu membuat banyak orang bersimpati dan mengutuk Pieter di dalam hatinya.Tuan Herman pun hanya mampu menggelengkan kepala. Ini pertama kalinya ia melihat tekat Pieter yang tak tergoyahkan. Hal itu membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Sebagai seorang ayah ia selalu tau bahwa Pieter bukan orang yang bisa ia atur seenaknya.Angeline yang bersedih menatap mata Tuan Herman dengan tatapan menuntut. Ia tidak mau kembali lagi ke Amsterdam. Walaupun ia merindukan tempat itu, tapi ia tau bahwa Amsterdam bukanlah tempat yang aman untuk anaknya. Angeline pun bertekad untuk menikah hari ini dan masuk ke keluarga Willemsen.Angeline turun dari altar dan menatap Tuan Herman dengan menuntut."Keluarga mu harus ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status