Pesta pernikahan telah usai. Semua orang pulang dengan wajah sumringah, mereka bersiap untuk menceritakan pengalaman menakjubkan mereka pada anak istrinya di rumah. Tak lupa nasi, lauk dan jajanan tradisional di bawa pulang.Tuan Pemusungan terus berjalan dengan bahu tegak dan dagu yang mendongak. Terlihat angkuh dan sombong, namun setiap orang memaklumi itu. Wajar saja, gadis semata wayangnya menikah dengan orang Kaya dan Bangsawan. Apalagi, anaknya diperlakukan dengan baik oleh suaminya.Saat Tuan Pemusungan dan Jiwana berhadapan, semua orang dibelakang Tuan Pemusungan saling melihat dengan mengerti. Tak lama mereka mundur beberapa langkah, lalu pergi meninggalkan kedua orang itu sendirian.Tuan Pemusungan menghela nafas berat, bahunya sedikit longgar dan dagunya sedikit menunduk. Laki-laki tua itu berusaha menurunkan wibawanya. Tak lama suara berat terdengar dengan pelan.
Read more