Semua Bab Istri Badas VS Pelakor Keji: Bab 51 - Bab 60

124 Bab

51

Aku tak mengerti arti tatapan mereka. Ditambah Aiden tampak penasaran menunggu pembagian warisan dari leluhurnya. Andre tampak acuh."Terima ini Nak Andre," ucap sesepuh sembari menyerahkan pusaka berwarna emas. "Pusaka ini untuk putra sulung di keluarga ini, sedangkan Si Bungsu mendapatkan pusaka silver."Hati Aiden berdebar hebat menerima pusaka tersebut. Aku pun dibuat terkejut karena menerima pusaka terakhir dan paling terkecil di antara yang lain. "Yang hitam, untukmu," ujar sesepuh kemudian berbisik, "Raden Ayu."Tiba-tiba aku kikuk mendengar panggilan tersebut. Kuterima benda itu dengan tenang. Rasanya sangat dingin dan membuatku tenang. Setelah Aiden berniat bercerai denganku, hatiku menjadi gundah. Namun, sekarang aku lebih tenang dan tidak masalah dengan keinginan suamiku itu.Tanpa sadar aku memiliki perasaan pada Aiden. Aku tak menyangka akan sesakit ini saat akan berpisah. Sayangnya ingatakanku tentang Kak Aeros dan tugas dari Kanjeng Ratu menguatkanku yang akan goyah ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-20
Baca selengkapnya

52

Suasana menjadi hening. Aku dan suamiku saling berpandangan bingung. Apa maksud omongan Oma? Aku tidak mengerti, kenapa aku menjadi pemilik sebagian warisan yang dimiliki suamiku?Tak berselang lama, Oma berdeham membuat kami menoleh ke arahnya. "Dengarkan Oma baik-baik, Aiden." Suamiku membenarkan posisi duduknya jadi tegak. Ia seakan tau jika ini adalah pembicaraan yang penting dan sakral."Tanah yang leluhur wariskan kepadamu, bukan berarti menjadi milikmu seutuhnya, Nak. Kamu hanya menjadi penanggung jawab. Sekalipun kamu berusaha untuk menggunakan tanah itu, kamu tidak akan berhasil. Kamu mungkin bisa memanfaatkannya untuk urusanmu, tapi tidak akan bertahan lama dan semua akan kembali seperti semula." Oma kemudian menatapku penuh ketulusan, aku bisa merasakan perasaan nyaman dari tatapannya. Wanita berwajah keriput lanjut berbicara, "Dea lah pemilik asli tanah itu. Sayangnya, ia tak ditakdirkan menjadi pemilik tanah itu."Alisku mengerut mendengar ucapan itu. "Maksudnya, Oma?" t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-24
Baca selengkapnya

53

"Aku ingin dinner di hotel Farloveclub," ucapku mendadak ketika suamiku akan membelokkan mobil ke jalan utama rumah kami.Salah satu alis Aiden tertarik. "Dinner?""Iya. Aku mau dinner, sekarang juga," ucapku penuh ketegasan. Kutatap dirinya sangat tajam.Tak berselang lama, mobil pun berbalik arah ke hotel yang aku sebut. "Tunggu dulu, " ucap suamiku yang baru saja mematikan mesin. Ia lantas keluar, aku sangat bingung kenapa tiba-tiba dia menahanku begini. Ditambah ia membukakan pintu dan menggandengku masuk ke hotel.Sikapnya membuat jantungku berdegup kencang. Dia sangat gentleman. Namun, perasaan itu langsung sirna ketika dia mendapat sapaan dari salah satu orang yang baru keluar dari hotel."Selamat malam, Pak Aiden," sapa sosok pria yang kuperkirakan umur 40-an."Malam, Pak Hendro." Aiden menyalami Hendro dengan penuh sopan. Pria itu melirikku dengan aneh. Suamiku yang paham segera memberi jawaban, "Istri saya, Dea.""Ohh ini istri Anda. Maaf Bu Dea, saya sangat pangling. Waktu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-24
Baca selengkapnya

54

Setelah keluar dari hotel Forloveclub, kami mengelilingi kota dalam renungan. Suamiku tak bertanya lebih jauh ketika aku bilang ingin mencari angin malam. Dia menuruti keinginanku, dan bersikap sangat manis."Kita istirahat di sini saja," tunjukku pada salah satu hotel minimalis. Ini berbeda 180 derajat dari hotel Farloveclub yang mengusung arsitek fancy.Aiden langsung memesan kamar hotel dan menggandengku ke sana. Perlakuannya tak henti membuat jantungku berdebar, rasanya aku sudah gila oleh pria menyebalkan ini."Di rumah sedang ada penyusup," ucapku ketika pintu kamar tertutup. Aiden hanya mengangguk, kemudian masuk ke kamar mandi membersihkan diri. Aku duduk termenung di pinggir ranjang menikmati view yang penuh gemerlap bintang dan lampu kota. "Kamu tidak mandi?" tanya suamiku yang berambut basah. Kurespon dengan anggukan kecil, kemudian masuk ke kamar mandi bekas suamiku. Harum manly khas Aiden meraba indera penciumanku. Tidak, tidak ini terlalu gila buatku! Seusai membersih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-25
Baca selengkapnya

55

Keesokan paginya aku sarapan dengan suamiku dalam diam. Tak ada yang istimewa semalam. Kami sama-sama tertidur dengan saling mendekap satu sama lain. Sikapnya yang ambigu membuatku maju mundur, sulit meninggalkannya. Namun, ketika mentari muncul dari ufuk timur membuatku tersadar, tak ada harapan di antara kita berdua.“Lusa aku akan mebawa teman-temanku ke rumah,” ucapnya datar.“Oke.” Aku menjawabanya dengan singkat tak ingin berlama-lama menghabiskan berdua dengannya.“Hari ini tetap ikut aku ke kantor. Di rumah masih belum aman.”Huft... Baru saja aku bertekad untuk tak menghabiskan banyak waktu dengannya. Hati ini terasa berat jika terlalu lama bersamanya. Rasanya aku semakin tek rela pernikahan ini hancut bergitu saja.Mobil sport itu memecah jalanan yang ramai akan para pekerja. Suamiku membelokkan mobil ke salah satu butik dan memintaku untuk memilih salah satu pakaian ganti, begitu pula dia.“Pilihkan untukku juga. Aku mau menghubungi Bella buat reschadule beberapa pekerjaan,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

56

"Jariku," keluhnya melirik jarinya yang terhimpit ganggang pintu. Aku meliriknya penasaran, mencari tau apakah terdapat luka yang serius karena insiden kecil ini."Berdarah?""Tidak," jawab suamiku cuek. Ia langsung duduk di kursi kebesarannya yang disambut tumpukan dokumen menggunung. Sedangkan aku duduk di sofa. Ranjang yang sebelumnya aku pakai masih di tempatnya.Tak berselang lama, Bella sekretaris suamiku datang. Perbeincangan mereka tampak serius, sehingga aku seakan dianggap tak ada di ruangan ini. Kulirik Titik dan Dalbo yang sedari tadi diam."Saya sudah membereskan masalah di rumah, Raden," ujar Titik yang langsung mendekat ke arahku. Kulirik suamiku yang masih ngobrol dengan Bella. "Terus?" tanyaku lirih. "Wendy. Orang yang menunjukkan denah rumah pada penyusup itu. Dia dibantu salah satu pelayan yang ada di rumah.""Who?" aku menyuarakannya dengan sedikit berakting senang melihat ponselku."Entah siapa namanya, tapi dia perempuan bertubuh kecil."Setelah laporan Titik se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

57

Kedatangan Wendy yang didampingi Elvaro membuat perasaanku mendidih. Apalagi melihat senyuman Elvaro yang seakan mengejekku. Aiden tampak gusar karena kekasihnya yang tiba-tiba muncul. Kulirik ia dengan tajam, rasanya seperti dikhianati. Padahal aku sudah memaksakan diri untuk menemui gengnya, tapi untuk wanita keji satu ini, tiada ampun untuk toleransi.Ku dekati suamiku sembari berbisik. "Segera enyahkan kekasihmu dari rumah ini, atau aku adukan pada Mama."Aiden menenggak salivanya dengan paksa. Aku kembali tersenyum pada kawan suamiku, terutama Devano. "Aku mau istirahat dulu, kalian bisa lanjutkan pertemuan ini tanpa aku. Permisi," ujarku semanis mungkin. Aku melangkah meninggalkan ruangan, berusaha menyembunyikan kekesalan di depan mereka semua. Namun, saat berbalik, aku sempat menangkap Devano menatapku dengan bingung, sedangkan Wendy tersenyum sinis seakan puas telah memancing emosiku.Aku melangkah menuju lift, tetapi suara Aiden menahan langkahku.“Dea, tunggu,” panggilnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

58

Aku berusaha mengistirahatkan pikiranku dari berbagai spekulasi buruk di rumah ini. Kedatangan Wendy jelas mengusik kenyamananku hari ini. Meskipun aku mendapatkan kebahagiaan dari Devano yang mengaku sebagai penggemarku, tapi aku tak bisa mengontrol diriku sendiri. Terpaksa ku cari obat penenang yang diberikan psikiater. Padahal aku sudah lama tidak mengonsumsinya, tapi hari ini tak ada kontrol yang bisa menahanku. Aku menimang dua butir obat di tanganku. Mending obat penenang atau obat tidur? Pada akhirnya aku menenggak obat tidur agar bisa beristirahat dengan maksimal. Sayangnya sebelum kesadaranku benar-benar menghilang aku mendangar suara pintu terbuka. Dehaman orang itu menyadarkanku, tapi dengan mata tertutup jika itu adalah suamiku, Aiden. "Dea?" panggilnya pelan. Suara sol sandalnya seakan mendekat, tapi tiba-tiba terhenti karena ada orang lain yang ikut masuk."Apa yang kamu lakukan?" tanya suamiku berbisik."Sssttt... diam, Sayang. Aku kangen banget sama kamu."Aku bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

59

Kurasakan tangan Aiden yang mengelus lembut pinggangku, seolah mencoba menarikku lebih dekat. Aku mendongak, memandang wajahnya yang hanya beberapa senti dariku. Matanya menusuk sanubariku begitu saja, perasaannya sulit untukku terjemahkan. Sejujurnya aku merasa ragu, tetapi pada saat yang sama, rasa hangat yang asing menjalari tubuhku.“Aiden,” bisikku, mencoba memahami maksud di balik tatapannya.Dia tersenyum kecil, senyum yang hangat dan menenangkan. “Dea, kenapa kamu selalu membuatku nyaman?” tanyanya pelan, seakan-akan berbicara kepada dirinya sendiri. Aku terdiam, bingung bagaimana harus menjawab. “Aiden… kamu baik-baik saja?” Hanya itu pertanyaan yang mampu terucap dari bibirku ketika napasnya menerpa leherku dengan hangat.Dia mengangguk. “Entah kenapa, aku merasa kamu itu lebih dari sekadar istri yang hanya ada di sisiku, De. Sejujurnya, aku mulai menyadari kalau aku beruntung ada kamu.”Kata-katanya membuatku tertegun. Sulit dipercaya mendengar pengakuan seperti itu keluar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya

60

Saat aku melangkah keluar dari kamar, kudapati suasana rumah terasa sedikit gaduh, terdengar suara tawa dan obrolan yang bercampur dengan suara wanita yang terdengar familiar, tapi menyebalkan. Hatiku mencelos. Apa yang dia lakukan di sini? Bukannya Aiden bilang kalau dia sudah pergi? Bahkan dengan tidak malunya perempuan itu berani bermesraan dengan suami di depanku dan teman-teman suamiku. Saat aku turun ke ruang tamu dan mendapati Wendy berdiri di sana, berdampingan dengan Aiden, suamiku. Mereka tampak akrab, terlalu akrab. Wendy memegang lengannya dengan manja, memanggilnya dengan suara lembut yang membuat telingaku terasa panas.“Sayang, kamu lucu banget sih!” ucap Wendy, tertawa dan memukul lengan Aiden dengan sikap genit.Seketika itu juga pandangan mataku menjadi gelap. Bagaimana bisa Aiden membiarkan wanita ini berada di rumah kami, di ruang tamu, dan di hadapan teman-temannya, seakan-akan aku tidak ada? Ketulusan hati aku menjalin pernikahan ini ternyata dibalas dengan peng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status