Part 14***Taxi berwarna biru langit berlogokan burung terbang itu melaju meninggalkan depan rumah sakit yang telah ramai dipadati manusia. Setelah melepas Lisa dengan taxi itu, Aku bergegas masuk menuju ruang rawat Bimo. Kurogoh uang yang tersisa beberapa lembar lagi di saku, sebagian uang itu sudah ku berikan pada Lisa untuk ongkosnya pulang ke kampung halamannya. Rasa tak tega membuatku melakukannya, walau Lisa telah berkhianat padaku, tapi demi melihat keadaannya, rasa marah dan kecewa itu perlahan hilang berganti rasa iba. Aku kembali berbelok ke kantin membeli sarapan untuk anak-anak. "Bungkus lontongnya dua ya, Bu," pintaku pada pemilik kantin. Dia tersenyum, mengangguk seraya membuat pesananku. Kutatap dua gelas teh yang belum diangkat ibu kantin ini, mungkin dia sibuk membuat pesanan pelangga, hingga lupa mengemasi meja bekasku tadi. Beberapa saat lalu sebuah fakta kembali memaksaku mengatakan kalau aku ini bodoh! Ya, sangat bodoh. Aku yang terlalu percaya pada suamiku, beg
Read more