Part 16***Hari ini Bimo sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, beberapa temannya yang bekerja di cucian motor beserta Bosnya datang menjemput. Tantri sangat bersyukur Bimo mempunyai Bos dan teman teman yang sangat peduli pada sesama. Dengan mobil pribadi Bos, Bimo dibawa pulang. Hari pertama Bimo di rumah dia sangat ceria, dia meminta dibuatkan semua makanan kesukaan pada Tantri. Dengan senang hati Tantri membuatkan disela sela waktu jualannya, demi kebahagiaan putra tersayangnya. Melihat Bimo makan dengan lahap menjadi obat tersendiri bagi Tantri disela masalah yang menimpanya. Tak sedikit pun Bimo menunjukkan tanda-tanda mengalami masalah pada dirinya. Sore ini adalah jadwal Tantri ikut pengajian bersama Lina sahabatnya yang barusan datang. Lina menyempatkan diri sebentar menjenguk Bimo sambil menunggu Tantri bersiap siap."Bagaimana perasaanya, Bim? Maaf ya tante nggak bisa jenguk kamu ke rumah sakit, soalnya om Toni keluar kota nggak ada yang jaga anak Tante," ucap Lina
Utang suami ladang pahala kuPart 17***Pov AlyaMalam ini aku harus menemani pak Bos menghadiri pertemuan dengan beberapa orang kolega bisnisnya. Sebenarnya berat hati hendak pergi karena adikku Bimo masuk rumah sakit lagi, tapi ini sudah menjadi kesepakatan sebelumnya dengan pak Bos aku harus menemani nya.Pak Bos orangnya royal dan sangat sayang padaku. Aku malah sering diajak jalan-jalan, shoping, bersenang senang di luaran dan bertemu rekan bisnisnya ketimbang membawaku tidur. Dia hanya mereguk manisnya maduku saja saat itu, setelah itu aku hanya dijadikan 'sugar babynya' saja. Kalau di tempat tidur dia malah curhat tentang rumah tangganya yang mulai tak harmonis serta anak-anaknya yang silih berganti masuk penjara karena terlibat kasus narkoba. Aku selaku wanita bayarannya selalu mendengarkan keluh kesahnya dengan baik, Kadang-kadang menimpali dengan memberi saran atau solusi. Pak Bos menjemputku di rumah Mas Yanto, karena aku musti berdandan dulu dibantu Kak Sinta. Pak Bos pa
***Sesampainya dirumah sakit Bimo langsung masuk ruang ICU, seorang dokter jaga langsung memeriksa keadaannya. Tak lama dokter itu keluar dan menemui Tantri yang menunggu di luar. "Sepertinya gejala awalnya tidak nampak buk, mungkin dengan melakukan CT scan baru kita mengetahui apa yang terjadi dengan anak ibu." terang dokter muda dengan name tag 'Diego Arjuna' itu. "Iya dok, saya serahkan semua kepada dokter bagaimana baiknya anak saya." Tantri terus berdoa di dalam hati untuk keselamatan putranya. Dengan langkah gontai Tantri menuju bangku panjang yang tersedia di lorong rumah sakit. Seorang Ibu tua duduk sendiri di bangku itu, dia tersenyum pada Tantri. Kaki dan lengannya di gips, namun tak tampak kesedihan di wajahnya renta itu. Tantri menelpon Tika supaya datang ke rumah sakit menemaninya. "Tik, temani mama di rumah sakit ya. Suruh Alya jaga rumah, bilang nggak usah kerja malam ini. " Telpon Tantri kepada anaknya-- Tika. "Baik, Ma. Bagaimana Bimo? Apa dia baik-baik saja?"
Part 19***Lipstik warna nude dengan paduan blush on coklat terang mewakili tampilan Alya malam ini. Kembali dipolesnya maskara menambah ketajaman bulu matanya yang sudah dasarnya lentik. Alya sudah pandai berdandan sekarang tanpa harus minta bantuan istri Yanto lagi. Alya menatap dirinya di cermin, cantik masih terkesan natural, biasanya Pak Bos suka. Alya menghela napas berat, siang tadi Dokter Arjuna mengajaknya untuk makan malam katanya sebagai penghibur duka Alya karena alasan Alya bersedih dengan operasi adiknya. Alya tak bisa menampik dalam hati ada perasaan nyaman yang didapatnya saat berdekatan dengan Dokter Arjuna walaupun mereka baru saling kenal. Dia pun tahu lelaki gagah berkulit kuning itu menyimpan rasa padanya dan itu tak boleh dibiarkan. "Aku tak pantas untuknya, aku hanya wanita kotor," bisik Alya pada cermin dihadapannya. TingBunyi pesan masuk membuat Alya melirik android di samping meja riasnya. Alya bergidik ketika menerima sebuah pesan inbok dari Om Nano. D
***Sesak! Itulah yang dirasakan Tantri saat ini. Tubuhnya limbung terasa tak bertulang. Seakan dera dan siksa tak berhenti menghampirinya. Air matanya terus bercucuran di atas sajadah mushola rumah sakit. Dia belum tidur sedari tadi sedang jam sekarang sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Tantri terus menumpahkan masalah dan kesedihannya kepada Allah SWT. masalah terus datang bertubi tubi di kehidupannya. Tantri merasa sangat lemah sekarang, tak cukup kuat kaki untuk menopang, sehingga dia luruh ke lantai. Akan tetapi, jauh di dalam lubuk hati terdalam, ada kekuatan dan keyakinan yang mengatakan Allah SWT sangat dekat pertolongannya. Tantri pernah mendengar sebuah isi ceramah yaitu surat Al Baqarah ayat 214 yang artinya:"Ataukah kamu mengira kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang orang terdahulu sebelum kamu, mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang berbagai cobaan. Sehingga rasul dan orang orang beriman bersamanya berk
Part 21***Kicauan dua ekor burung yang bertengger di pagar ruko pagi ini menambah suasana menjadi riang dan bersemangat. Tantri melayani beberapa pembeli pagi ini dengan semangat menggebu. Sudah tiga hari ini Tantri kembali jualan setelah libur karena operasi Bimo di rumah sakit. Dia tak bisa berlama-lama libur mengingat cicilan hutang yang harus dibayar setiap harinya. Ditambah dia harus mencari biaya untuk kuliah Alya yang sudah mendekati jadwalnya. "Ma, Mas Bimo mau makan nasi uduk buatan Mama," pinta Fatih yang turun setengah berlari. Dengan senang hati membuatkannya untuk Bimo, kebetulan tak ada pembeli. Pasca operasi itu Bimo jadi semakin pendiam, dia mengatakan bahwa matanya sebelah kiri sudah tidak melihat lagi dan yang sebelah kanan hanya samar samar saja.Hati Tantri teriris, begitu berat cobaan yang dihadapi Bimo diusia nya yang masih sangat muda. Namun, Bimo tidak mau dikasihani. Dia mengerjakan aktivitas sendiri tanpa bantuan siapapun, hanya sesekali dia meminta bantu
Part 22***Namaku Tika Trihapsari, anak kedua dari mama yang kuat dan tangguh bernama Tantri. Aku termasuk anak yang berprestasi di sekolah. Aku selalu unggul di mata pelajaran bahasa Inggris, sehingga aku bisa mengajar les bahasa Inggris untuk anak SMP dan sekolah dasar. Lumayan lah bisa membantu mama mencicil hutang yang ditinggalkan Ayah. Kalau mengingat ayah, aku jadi sedih karena aku paling dekat dengan beliau. aku sangat tidak percaya dengan telah apa yang beliau perbuat terhadap mama. Ayah memang pernah bercerita kalau hubungannya dengan mama tanpa ada landasan cinta. Tapi untuk meninggalkan mama, kurasa tak akan dilakukannya. Namun apa? Beliau meninggalkan kami tanpa kabar dan jejak malah menambah penderitaan kami sekeluarga dengan hutang yang menumpuk. Aku begitu mengidolakan ayah, bila aku mengagumi seorang lelaki atau ada lelaki yang ingin mendekatiku maka ayahlah yang menjadi acuanku. Penyayang nya kepada kelurga, tak pernah marah, lembut tapi tegas dan memperlakukan is
Pov alyaPart 23***Malam itu aku berangkat bekerja seperti biasanya. Sekarang aku betul-betul sudah bekerja sebagai waiters di sebuah club Internasional. Sejak kejadian Pak Bos melihat foto aku dan Pak Nano check in di hotel, dia mulai jarang menemuiku dan mengajakku kemana-mana. Paling sesekali saja bila dia butuh. Untuk itulah Kak Yanto mencarikan pekerjaan untukku. Seperti yang sering dilihat mama dan adik adik, aku berangkat menggunakan taxi onlen. Biasanya Kak Tama mau mengantar dan menjemput, tapi sejak dia bekerja paruh waktu di toko Aliong, dia selalu beralasan capek. Entahlah, dia mulai berubah sejak aku jarang memberinya uang karena separoh gajiku digunakan untuk membayar cicilan hutang pada Pak Bos untuk operasi Bimo waktu itu. Awalnya Pak Bos mau menerima berapapun cicilan yang ku berikan, tapi kali ini tidak, dia mematok berapa cicilan yang harus kubayar tiap bulannya. Dia sudah menemukan gadis baru, begitu info yang kuterima dari salah seorang teman kerjaku sebagai w