Home / Urban / Mendadak Kaya Raya / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Mendadak Kaya Raya: Chapter 81 - Chapter 90

778 Chapters

Bab 81

       Keesokan harinya, kantor Grup Hour.        Di kantor, Sans teringat mobil Audi itu, lalu menelepon ibu mertuanya, Tasya.        “Halo! Kenapa kamu telepon? Aku sedang sibuk, tidak ada waktu denganmu,” tempramen Tasya terhadap Sans tidak begitu bagus.        “Ibu, kemarin aku beli sebuah mobil Audi untuk kalian. Hari ini kalian bisa pergi mengambilnya, jika kalian berpergian, gunakan saja mobil itu," ucapnya dengan datar.        “Baik, aku sedang sibuk! Tu-Tunggu, A-apa yang kamu bilang?” Tasya tidak terlalu mendengarkan apa yang diucapkan Sans, namun ia tiba-tiba tersadar.        Sans tertawa, lalu mengulangi kata-kata tadi sekali lagi.        Tasya terkejut mendengarnya, kemudian ia terdengar ia melemparkan gelas dari telepon, “Sans, apa kau tidak ada kesibukan? Untuk apa mempermainkanku? S
last updateLast Updated : 2021-12-29
Read more

Bab 82

       Salah satu orang bertanya dengan tidak percaya, “Anda yakin? Ini adalah mobil Audi model khusus, bagaimana jika sampai salah orang?”        Tasya merasa sangat bingung sekaligus senang. Apakah benar menantu sampahnya mampu membelikan sebuah mobil khusus?        Resepsionis itu kemudian bertanya dengan sangat sopan, “Jika begitu, saya ingin bertanya. Siapakah namamu, Nyonya?”        “Namaku Tasya Lindsay, menantuku Sansan Carell bilang, bahwa audi itu dipesan kemarin. Dan menyuruhku untuk mengambilnya hari ini.”        “Ya, memang benar. Tuan Sans, yang memesan mobil ini untukmu, Nyonya.” Resepsionis itu menjawab dengan tersenyum.        Tasya dan temannya hanya bisa terdiam membeku. Ternyata benar! Tasya terdiam tanpa sepatah kata. Kemudian ia melihat ekspresi ketiga temannya, ia merasa tenang dan juga bahagia. Tiba-ti
last updateLast Updated : 2021-12-29
Read more

Bab 83

       Sans segera meminta maaf, “Maaf.”        Namun pemuda itu justru berkata dengan angkuh, “Apa kau punya mata? Apa kau tidak bisa melihat? Brengsek!”        Sans melirik ke arah pemuda itu, pemuda itu memakai stelan jas. Wajahnya yang tampan, namun mencerminkan sifatnya yang sombong, membuat orang tidak mau melihatnya. Pandangan pria itu melihat Sans penuh dengan rasa jijik. Terutama saat melihat baju yang dipakai Sans adalah produk murahan dari pasar kamis, membuatnya semakin merendahkannya.        Dia malas berbicara dengan Sans, ia langsung berkata pada satpam penjaga, “Hei, apa kerjaan satpam di sini? Kenapa Grup Hour yang begitu besar, memperbolehkan siapa pun untuk masuk? Kalian tidak akan menahan orang ini?”        Satpam itu hanya menolehnya, ia tidak tahu siapa orang ini. Orsng yang berlagak angkuh, siapa yang mau dengar perintahnya
last updateLast Updated : 2021-12-29
Read more

Bab 84

       “Kakak, cepat usir orang desa ini, lalu pecat kedua satpam bodoh ini! Jangan sampai menghancurkan reputasi perusahaan di sini!”        Ketika Linda ingin berbicara, tiba-tiba Sans berkata dengan lantang, “Siapa kamu? Apa hak mu disini untuk memecat mereka? Sejak kapan kau memiliki hak untuk mengatur Grup Hour?” Sans berdiri di depan satpam dan bertanya pada Rangga Wijaya dengan tenang.        “Aku memang tidak memiliki hak apapun, tapi kakakku punya semua hak disini! Kakakku adalah asisten direktur, kamu tahu itu posisi apa? Satu kata saja, bisa memecat siapa pun!” Rangga Wijaya tidak khawatir sedikit pun        Linda menggertakkan gigi, ia memiliki adik yang bodoh.        Sans melirik ke arah Linda, “Asisten Linda, apakah benar satu kata saja, bisa memecat siapa pun?” ucapnya mencibir.        Linda berkeringat dingin,
last updateLast Updated : 2021-12-29
Read more

Bab 85

       Linda menggelengkan kepalanya. Sans bukanlah tipe anak orang kaya yang hanya bisa menghabiskan uang. Selain itu dia memiliki istri dan sama sekali tidak tertarik dengannya. Linda merasa sedikit tertekan memikirkan hal ini. Dia juga sangat cantik, sosoknya yang tinggi dan sangat seksi. Kulit putih dengan badan yang ramping, tapi tidak mampu membuat Sans tertarik padanya. Bahkan Sans tidak suka melihatnya cukup lama.        “Baguslah kalau begitu!” Sebenarnya Agung Kusuma sangat cemas. Seandainya anak orang kaya itu memiliki perasaan kepada Linda.        Ditambah dengan identitas dan latar belakang keluarganya yang lebih baik beberapa kali lipat darinya. Bisa saja membuat Linda tergoda dan mengikuti anak orang kaya itu, maka dia akan menjadi seorang duda. Linda segera mengerti apa yang dia maksud setelah melirik Agung Kusuma.        Agung Kusuma hanyalah seorang CEO dari Peru
last updateLast Updated : 2021-12-29
Read more

Bab 86

       Sekarang Grup Lindsay dalam keadaan yang sangat kacau. Dia baru saja kembali dan mendengar bahwa tidak hanya proyeknya ini yang bermasalah. Tetapi proyek dan operasi lain juga mengalami masalah. Setiap orang sibuk mengatasinya, bagaimana bisa ia memiliki waktu luang? Apalagi, dia sama sekali tidak ingin berhubungan dengan Zheng.        “Aku akan menutup telepon jika tidak ada masalah.”        Zheng buru-buru berkata, “Soraya, jangan menutup telepon. Aku dengar ada masalah dengan proyek baru-baru ini?”        “Bukan urusanmu.” Soraya menjawab dengan ringan, “Aku benar-benar sangat sibuk.”        Zheng masih belum bereaksi setelah menutup telepon, kemudian wajahnya suram dan tatapan aneh muncul di matanya, “Soraya, karena kamu tidak bisa menghargai kebaikan orang maka jangan salahkan aku.”        Soraya menggosok alisnya
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

Bab 87

       Sans tidak ingin berhubungan dengan Steve lagi, jadi dia mengabaikan perkataan Steve dan berjalan ke ruangan yang sudah dipesan itu.        Steve tidak membiarkannya pergi, “Sans! Aku sedang berbicara denganmu, apakah kamu tuli?”        Sans berbalik dan berkata sambil tersenyum, “Aku tidak tuli, hanya saja agak buta.”        Kalau tidak, mengapa dia tidak menyadari bahwa Steve masih seperti ini selama empat tahun kuliah?        Steve tentu saja memahami apa yang dimaksud oleh Sans, “Sans! Memangnya kamu lebih baik? Kamu adalah sampah yang tidak berguna, Brengsek!”        Steve tampak marah, “Sans, jangan berpikir kamu sudah hebat karena memiliki cukup uang sekarang. Di mataku, kau tetap saja sampah! Orang sepertimu tidak akan mungkin bisa melebihiku, bahkan melebihi satpam itupun tidak mungkin!”    
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

Bab 88

       “Anak muda, kami tidak tahu bagaimana kamu bisa mengetahui bahwa kami makan di sini, tapi kami akan bertemu dengan tamu penting hari ini. Jika kamu ingin membicarakan kerja sama atau mencari investor, silahkan langsung ke gedung perusahaan dan ikuti peraturan dengan tertib.”        Mereka semua adalah orang yang telah berpengalaman. Tentu saja, mereka mengira Sans hanyalah seorang karyawan kecil yang ingin mendapatkan beberapa prestasi di tempat kerja dan ingin mengambil kesempatan untuk mencari koneksi dengan para direktur. Biasanya dilakukan saat mereka sedang istirahat makan atau acara tidak resmi lainnya. Jika sukses membuat koneksi, maka bisa menaikkan statusnya kehidupannya.        “Anak muda saat ini terlalu buru-buru untukmu membuat kerja sama dan kau terlihat masih perlu banyak belajar."        Steve segera mengejek, “Beberapa direktur mungkin belum tahu bahwa Sans
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

Bab 89

      Steve memikirkan perkataannya yang menyinggung Sans barusan. Tiba-tiba wajahnya terasa panas dan dia tidak berani melihat Sans lagi.        Sans memandang Steve dengan wajah kesal, “Aku juga mendengar kamu berkata ingin mendiskusikan kerja sama dengan Grup Hour, tetapi dengan sangat menyesal aku memberitahumu bahwa Grup Hour memandang rendah perusahaanmu.”        “Ke depannya jangan pernah mencoba untuk bekerja sama dengan Grup Hour lagi, termasuk anak perusahaannya.”        Begitu dia mengatakannya, Steve tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap Sans. Steve mengepalkan tinjunya dengan erat, dia ingin melangkah maju untuk memukul Sans. Tapi dia tidak bisa melakukannya.        Identitas Sans saat ini berbeda dan sepatah kata darinya bisa membuat perusahaannya langsung bangkrut. Direktur yang lainnya juga hanya bisa melihat dan tidak mengatakan apa pun
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

Bab 90

       Pasti ibu mertuanya yang memanggil orang itu. Siapa lagi jika bukan Tasya? Untuk apa Zheng datang jika tidak memiliki masalah dan butuh bantuan. Zheng berdiri dan menyapa Soraya dengan senyuman, tetapi Soraya mengabaikannya.        Sans mengikuti Soraya, Tasya berkata ketika dia hendak duduk di sofa, “Pergi, jangan duduk di sini, menghalangi tamu yang sedang menonton TV.”        Soraya melirik Sans dan ingin berbicara, tetapi setelah dihibur oleh Sans, dia tidak mengatakannya.        Zheng memutar matanya dengan bangga dan berkata kepada Soraya, “Soraya, aku juga membeli sebuah vila di Langgang baru-baru ini dan aku juga bisa antar jemput kamu bekerja.”        “Tidak perlu, aku punya mobil.” Soraya mengerutkan kening dan menolak.        Tasya berkata, “Kamu ini, Tuan Muda Lou sangat perhatian padamu, untuk apa kamu men
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more
PREV
1
...
7891011
...
78
DMCA.com Protection Status