Home / Lainnya / Mantiko Sati - Kitab 1: Harimau Dewa / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Mantiko Sati - Kitab 1: Harimau Dewa: Chapter 131 - Chapter 140

217 Chapters

Hal yang Menjadi Pikiran

‘Sungguh,’ bisik Mantiko Sati di dalam hatinya. ‘Ini bukanlah hal yang ingin aku dengar. Hanya saja, tidak mungkin pula aku mengabaikan hal ini begitu saja.’“Kau sepertinya pemuda yang baik,” ujar pria 40 tahun itu. “Yang begitu mudahnya beringan tangan membantu orang lain bahkan tanpa diminta. Itu sebabnya aku katakan hal ini kepadamu, agar nanti, saat kau tiba di wilayah pusat Kerajaan Minanga, kau tidak mudah terpedaya.”“Itu benar, anak muda,” ujar wanita setengah baya itu sembari mengusap-usap kepala anak laki-lakinya. “Apa yang dikatakan si Munar itu benar adanya. Kau terlalu baik, itu sebabnya aku heran saat kau membantuku mengangkat karung goni itu tadi. Lagi pula, aku rasa,” ia memandang pada beberapa orang yang ada di sekitar sana. “Semua orang di sini pasti setuju denganku, bahwa kau memiliki wajah yang sangat indah.”Mantiko Sati tersenyum, lantas menghela napas dala
last updateLast Updated : 2022-01-13
Read more

Mengumpulkan Informasi

Perahu besar dan panjang itu meluncur tenang mengikuti arus sungai, semakin lama semakin jauh tepian yang tadi itu mereka tinggalkan. Dan sesekali, Mantiko Sati mengerahkan sedikit tenaga dalamnya untuk mendorong perahu itu dengan batang bambu di tangannya.Ia tidak bermaksud untuk pamer kekuatan dengan kenyataan tidak seorang pun yang menyadari. Tujuan pemuda itu hanyalah untuk mempersingkat waktu perjalanan mereka. Sebab, orang-orang ini berniat untuk berdagang di balai yang ada di Singkarak nanti sedangkan matahari sudah terlihat di ufuk timur. Tentu, jika mereka sampai terlambat, orang-orang ini akan merugi jadinya.“Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya,&rdq
last updateLast Updated : 2022-01-14
Read more

Silsilah

“Ooh, dewa…”Mantiko Sati dapat merasakan kesedihan yang begitu besar dari orang-orang di dalam perahu dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Mak Utiah. Seolah-olah, mereka telah kehilangan harapan besar sekaligus harapan terakhir yang mereka harapkan untuk dapat mengubah kondisi nagari Minanga ini seperti sepuluh tahun yang lalu.“Be—benarkah itu, Tiah?” tanya Munar dengan wajah yang seolah kehilangan gairah hidupnya.“Itulah yang aku dengar,” ujar Mak Utiah dengan hempasan napas yang begitu panjang dan berat.
last updateLast Updated : 2022-01-14
Read more

Benang Merah

“Dari apa yang pernah saya dengar sebelumnya,” ujar Mantiko Sati, “bahwa sifat Ratu Mudo berubah setelah kematian Paduko Rajo, dan sebelumnya dia adalah seorang gadis yang baik hati dan halus budi bahasanya.”“Ya, kau tidak salah mendengar,” ucap Mak Utiah. “Tiga tahun yang lalu, dia masihlah menjadi seorang putri yang sangat dicintai hampir semua orang yang ada di Nagari Minanga ini. Dia cantik, dia lembut dalam bertutur kata, halus budi bahasa—pendek kata, kau sebutlah semua yang indah-indah dan baik-baik tentang seseorang, itu ada pada dirinya.”“Lalu,” ujar Mantiko Sati. “Apakah ini ada kaitann
last updateLast Updated : 2022-01-14
Read more

Rimbo Mati

“Benar juga!” ujar Mak Utiah. “Kita akan memasuki kawasan Rimbo Mati, tetaplah tenang. Dan lebih baik kalian menundukkan wajah.”Semua orang yang ada di dalam perahu itu tentu sudah mengetahui perihal tersebut, terkecuali bagi Mantiko Sati sendiri yang hanya bisa kebingungan dengan apa yang diucapkan oleh pria setengah baya itu.Mak Utiah melangkah ke belakang, mendekati si pemuda rupawan.“Apa yang sesungguhnya sedang terjadi?” tanya sang pemuda dengan suara yang dipelan-pelankan.
last updateLast Updated : 2022-01-15
Read more

Bertarung di Atas Perahu

“Keluarkan uang kalian…!” titah si penyamun kedua dengan suara yang menggelegar.Para penumpang perahu semakin menggigil terutama gadis yang sedang diperhatikan oleh si penyamun pertama.Penyamun yang satu itu terkekeh seraya mengusap-usap paha sang gadis.“To—tolong,” ucap sang gadis dengan tertunduk dan suara yang bergetar. “Ja—jangan sakiti saya.”“Keluarkan…!” teriak si penyamun
last updateLast Updated : 2022-01-15
Read more

Sampai ke Akar

Tap-tap-tap!Tendangan beruntun dapat ditahan oleh Mantiko Sati dengan rentetan jurus telapak tangannya.Si penyamun kedua berputar kencang meski tubuhnya masih mengambang di udara.Whuut!Takk!Si pemuda rupawan menyilangkan dua tangan di atas kepalanya, menahan serangan tendangan berputar yang lebih ganas dari si penyamun kedua.
last updateLast Updated : 2022-01-15
Read more

Tidak Ada Pilihan

Si penyamun yang baru saja mendarat di sampan sisi kiri itu terkejut karena tahu-tahu Mantiko Sati telah melesat ke arah dirinya bahkan dengan meluncurkan satu tendangan keras yang telak mengenai dadanya.Krakk!Penyamun yang satu itu bahkan tidak sempat untuk sekadar melenguh, mungkin pula ia langsung pingsan sebab tak terlihat jelas di wajahnya yang tertutup topeng. Tubuh itu terpental jauh ke belakang dan tercebur ke dalam sungai.Begitu tendangannya mengenai sasaran, Mantiko Sati memutar tubuhnya sedemikian rupa, lalu berakhir dengan melesatkan tendangan lai
last updateLast Updated : 2022-01-15
Read more

Wujud Rasa Syukur

Di atas sampan kecil itu, Mantiko Sati menjaga keseimbangan tubuh agar sampan tersebut dapat mengikuti arah dari perahu besar, dan sepertinya, Mak Utiah sedikit bisa memahami apa yang akan dilakukan pemuda itu sehingga ia tidak mendorong perahu besar itu dengan galah bambu di tangannya.“Sati!” teriak Mak Utiah, “di depan, sungai berbelok ke kanan. Hati-hatilah!”Mantiko Sati tersenyum, seolah sedang berselancar di permukaan sungai itu, ia mampu mengendalikan arah dan laju sampan kecil hanya dengan memiringkan tubuhnya ke kiri atau ke kanan, dan bahkan terkadang merunduk jauh ke depan.
last updateLast Updated : 2022-01-15
Read more

Batas Baik dan Buruk

“Maaf, tapi saya menolak,” ucap Mantiko Sati seraya tersenyum dan menahan galah bambu itu.“Ooh, dan sekarang kau hendak mandongkak[1] aku pula?” Mak Utiah terkekeh-kekeh dan hal itu memancing tawa semua orang.“Tidak,” ucap si pemuda rupawan. “Saya tidak berani, takut kualat.”“Nah, kalau begitu, kau nikmati sajalah makanan kami ini dengan tenang, Sati.”“Tiah, tadi sebelum mena
last updateLast Updated : 2022-01-16
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
22
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status