“Ooh, para dewa dan dewi di Suwarga,” gumam Mantiko Sati setengah tak terdengar. “Dewa dan dewi tidak akan membantu kita kali ini, Sati,” ujar si wanita setengah baya. “Semua ini ulah manusia, dan manusia pulalah yang harus menyelesaikan carut-marut yang ada.” Mantiko Sati tersenyum. ‘Yaah, ibu yang satu ini memang benar. Manusia yang berbuat, manusia pula yang harus bisa mengembalikan semua yang telah dirusak.’ “Kau sepertinya sangat terpelajar,” ujar si wanita setengah baya. “Kau panggil saja aku, Etek Dalimo, orang-orang memanggilku seperti itu.” Mantiko Sati tersenyum. “Saya tidak berani mengatakan kalau saya adalah seorang yang terpelajar, Etek Dalimo.” “Kenapa kau berkata seperti itu?” Etek Dalimo menatap lagi wajah rupawan itu. “Kau berbudi bahasa yang baik. Kau bahkan memiliki kulit sehalus para gadis. Kalau bukan anak seorang yang terpandang, tentulah kau anak orang kaya.” Memang tebakan Etek Dalimo tidak salah sepenuhnya, ken
Last Updated : 2022-01-01 Read more