Udara malam yang dingin mampu menusuk tulang siapa saja. Namun, lain halnya dengan Revalina. Ia tetap berdiri di balkon kamar seraya menatap rembulan. "Hei, kenapa di sini, hm?" tanya Raffael sambil memeluk Revalina dari belakang dengan dagu ia sandarkan pada pundak sang istri. Revalina menoleh kemudian mencium pipi suaminya. "Sudah selesai laporannya?""Sudah," jawab Raffael sambil mengencangkan pelukannya. "Kau tidak merasa dingin?" sambungnya. Revalina menggeleng."Masuk, yuk," ajak Raffael. "Kau saja, Pak Suami."Raffael memutar tubuh Revalina. Kini mereka berhadapan. Telapak tangan kekar itu membingkai wajah sang istri kemudian bertanya, "Kenapa jadi Pak Suami lagi, hm? Aku lebih suka kau memanggilku dengan sebutan SA-YANG!" tegas Raffael. Revalina tersenyum. "Sayang, Sayang, Sayang, Sayang, Sayang," ucapnya sampai beberapa kali. "Ish! Tidak seperti itu juga, Yang," bantah Raffael
Last Updated : 2021-12-30 Read more